06. Surat (Suara yang tersirat)

319 91 16
                                    

-Surat (Suara yang tersirat)-

Ellea, hari itu datang ke rumah tetangga sebelah ialah rumah Fano sebab ibu menyuruhnya membagikan kolak pisang kesukaan bunda Fano, sekaligus berniat meminjam catatan milik raja OSN itu. Sementara dirumahnya sendiri sedang ada Wondy, katanya menjemput Lea untuk pergi ke tempat les bersama. Sebab Fano dan Maya berangkat ditempat les yang berbeda.

Masih dengan tenangnya Ellea duduk di ruang tengah rumah Fano menunggu si bunda Fano keluar, katanya mau menukar kolak pisang dengan manisan Cianjur oleh-oleh dari Bandung, oleh-oleh ayah Fano yang pulang dari dinasnya di Bandung. Alih-alih menunggu kembalinya bunda dari dapur Ellea datang ke kamar Fano sudah dengan izin bunda dan Fano sebelumnya. Perempuan itu tak masuk kamar semena-mena walau berteman telah lama nyatanya ini baru ketiga kalinya dalam sebelas tahun pertemanan Ellea masuk ke kamar Fano.

Atas izin Fano pula perempuan itu mencari catatan fisika Fano yang katanya ada didalam tas yang ia gantung di sisi kiri lemarinya. Ketemulah buku catatan yang tergolong amat rapi untuk ukuran cowok, juga dengan tulisan yang rapi pula. Baru membuka halaman pertama, sebuah amplop kertas jatuh ke lantai. Ellea pikir itu adalah amplop berisi surat, sebab warnanya merah muda dengan gambar love berukuran kecil disudut atas kirinya.

Fano dan surat demikian seperti bukan hal yang asing, begitu pula dengan jenis pernyataan cinta lainnya seperti bunga, coklat dan tiket nonton sudah sering Ellea temui banyak perempuan yang mengirimkan Fano hal-hal demikian baik sebagai secret adimire atau bahkan mengaku secara terang-terangan. Dengan iseng Ellea membuka isi dalam amplop, dan betul soal dugaannya itu memang surat cinta. Tetapi dengan subjek yang berbeda, ini ialah surat cinta untuk perempuan bukan ditujukan pada Fano. Artinya, bisa jadi ini ialah surat pernyataan cinta dari Fano untuk seorang perempuan.

Surat itu panjang, tapi bagi Ellea hanya beberapa kalimat yang menjadi sorotannya, ialah..

'Lamanya waktu kita saling mengenal membuat gue jadi berani bilang kalau ini serius cinta, bukan sekedar suka lalu bosan. Tapi, untuk bilang semua ini gue cukup punya banyak ketakutan. Takutnya elo jauh dari gue. Nggak masalah kalau elo nolak gue hari ini, asal bukan elo jauhin gue setelah ini. Karena gue masih terlalu suka untuk melihat senyum elo, jadi jangan jauh kalaupun elo nolak gue. Gue suka cara elo senyum dengan ramah dan lembut, gue suka sikap elo yang hangat dan bersahabat, gue suka pembawaan elo yang tenang. Dan bagi gue elo adalah perempuan paling cantik apa adanya, serius gue nggak sedang gombal. Tapi bukan itu alasan gue suka sama elo, sebab sampai sekarang alasan itu masih dan sedang terus gue cari tahu'

Kiranya itulah penggalan kalimat yang Ellea baca berulang dalam surat itu. Penggalan kalimat yang rasanya menuju pada seorang teman yang ia kenal. Perempuan dengan deskripsi cantik apa adanya, perempuan dengan gambaran karakter tenang, kalem dan ramah pada setiap orang. Semua ciri-ciri tersebut seolah menuju pada satu perempuan disekitar Fano, tentu, perempuan itu bukan Ellea melainkan Maya.

Tertegun hebatlah Ellea persis setelah membaca surat itu, bagaikan kalah lotre perempuan itu jadi terduduk lesu di ranjang Fano. Atas adanya surat itu keyakinan Ellea semakin kuat bahwa memang yang Fano sukai ialah Maya.

Surat itu ia masukkan kembali pada amplop pink, Ellea berusaha tenang menyahut panggilan bunda dari lantai bawah, mengemasi cepat surat itu supaya kembali pada tempatnya, di dalam tas digantung disisi lemari. Walau tak tahu benar siapa pengirimnya dan ditujukan pada siapa Ellea sudah membuat kesimpulannya sendiri.

Oleh sebab itu dia hanya akan menganggap perhatian Fano terhadapnya ialah sebatas perhatian antar teman. Setelah ini perempuan itu tidak lagi mau berbesar kepala atas pemikirannya sendiri. Sudah begitu sewaktu bertemu bunda di bawah jadi kian membuat Lea menguatkan kesimpulan yang ia buat sendiri.

"Lea" panggil bunda dengan sepiring manisan Cianjur

"Mau peyeum ?" lanjut bunda menawarkan oleh-oleh lain dari ayah Fano

"Mau bun mau" tukas Lea mengangguk berulang.

Maka dibawakan peyeum pulalah oleh bunda untuk Ellea, "Ini peyeum -nya, Eh Le Fano lagi jatuh cinta ya ?" tanya bunda sambil mengulurkan peyeum ke arah Ellea.

Mata bulat gadis berambut bob itu jadi melebar refleks atas pertanyaan bunda "Memangnya kenapa bun ?"

Bunda Fano menoleh ke kanan kiri sebelum akhirnya merapat, mendekat pada telinga Lea untuk berbisik "Bunda belakangan ini sering ngegap Fano ketawa-ketawa sendiri sama handphonenya" kata bunda pelan berbisik pada Ellea, takut kalau Fano tiba-tiba pulang padahal baru berangkat beberapa menit yang lalu.

Ellea hanya mengangguk, sebab ia tidak tahu harus merespon bunda dengan bagaimana.

---Bab 6---

---Bab 6---

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
BESTI - Cha Eunwoo |END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang