08. Tunggu Hari Jadinya

374 92 28
                                    

Tunggu Hari Jadinya


Mayaredina Ghanindya selepas tersenyum sebab bertukar cerita lucu bersama Wondy dan Ellea tiba-tiba merubah topik pembicaraan, membuat suasana jadi hening dalam beberapa saat. Termasuk Wondy dan Ellea yang saling melirik berisyarat saling bingung harus menjawab bagaimana pertanyaan Maya perihal pertemanan mereka.

Ditengah guyonan asyik sembari menunggu Fano datang, Maya memotong candaan Wondy. Katanya, "Kalau misal suatu hari nanti salah satu dari kita ada yang saling jatuh cinta gimana guys ?"

Atas kalimat itulah Wondy dan Ellea bagai diserang clan lain secara mendadak, tanpa persiapan keduanya hanya saling pandang beberapa menit sebelum akhirnya Wondy menjawab "Nggak ada yang salah dari jatuh cinta May, mau itu sama tukang ojek, sama guru, sama orang yang usianya lebih tua. Nggak pernah ada yang salah dari mencintai dan dicintai, apalagi jatuh cintanya sama teman sendiri. Nggak masalah May. Asal bukan cinta yang keruh, cinta segita yang membabi buta" tukas Wondy dengan bahasa khasnya.

Ellea mengatupkan bibir rapat, ucapan Wondy seolah terasa sedang menyindirnya dengan keras. Walau maksud Wondy tidak ditujukan pada Ellea.

Perempuan itu jadi mengingat kembali perihal surat yang ia baca di kamar Fano tempo hari lalu. Kalau benar Maya dan Fano telah jatuh cinta diantara persahabatan mereka, maka tidak ada yang bisa dilakukannya kecuali mengalah.

"Kalau elo Lea ?"

"Hm ?" respon Ellea, agak kaget ditodong Maya saat sedang sibuk sendiri dengan pikirannya.

"Eeemmm.. kalau gue sih, asal sahabat gue bahagia. Nggak masalah" ucap Ellea. Tapi percayalah, bagi kalian yang belum pernah menemui ucapan bulshit, maka yang barusan Ellea ucapkan adalah salah satu contohnya. Yakinlah, semua itu bohong, tidak ada yang 'nggak masalah' kalau itu urusan hati. Persoaloan hati itu masalah sensitif, tidak ada yang mudah jika itu perihal hati. Maka tergantung si penghandle hati saja kalau sudah demikian.

Lalu soal Maya dan Fano. Dari bagaimana sikap Maya terhadap Fano dan pertanyaan yang diajukan perempuan itu barusan seolah sedang memberi tanda bahwa dia memang menyukai Fano pula. Jika sudah demikian, cerita selanjutnya hanya tinggal menunggu kabar jadiannya Maya dan Fano saja.

Dan bagai pribahasa pucuk dicinta, Fanopun tiba dengan menenteng sekantong plastik snack yang dibelinya dari minimarket dekat kompleks rumahnya. Kebetulan pula hari ini Maya, Fano, Ellea dan Wondy telah menentukan untuk belajar bersama di rumah Fano. Tujuan belajar bersama itu untuk ikut tahap pertama OSN ialah OSS, Olimpiade Sains Sekolah.

Walau rasanya sudah jelas Fanolah yang akan jadi juaranya, namun kata menyerah bukan pilihan singkat untuk anak MIPA lainnya seperti Maya, Ellea dan Wondy pula. Serius, mereka memang berteman juga sekaligus bersaing jika itu perihal prestasi.

Adanya Fano dalam kelompok ini boleh disebut menguntungkan dan merugikan pula. Untung sebab ada yang bisa mengajari mereka dan berbagi contoh soal-soal OSN yang pernah diikuti saat kelas X. Merugikan sebab membuat mental menjadi agak tertekan, atau boleh disebut mental breakdown.

"Fano, nomor 3 ini gimana sih pakai rumus apa kalau kaya gini ?" tanya Maya membawa bukunya dekat ke arah Fano yang sedang dengan tenangnya justru membaca novel.

Maka menolehlah pemuda itu, membaca sekilas soal nomor 3 "Pakai Hukum Newton II, bikin persamaan 1 dan persamaan 2. Persamaan 1 Hukum Newton II pada balok dalam arah radial, persamaan 2 arahnya vertikal gini" jelas pemuda itu mendetail menggambar persoalan sekaligus rumus dari soal nomor 3 itu pada Maya.

Sedang persis setelahnya, melihat Fano yang begitu geniusnya Wondy telah menggeleng besar sampai sesumbar ringan setelah lama diamnya mempelajari buku paket di tangannya "Gila gila gila gue nggak paham El, tahu sekarang gue kalau penyesalan memang diakhir. Kok bisa ya dulu gue masuk MIPA" keluhnya mengacak pelan rambutnya yang tampak kian frustasi.

BESTI - Cha Eunwoo |END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang