Kontrak

38 4 0
                                    

"Kelihatannya kau orang lemah, mau membuat kontrak denganku?"

Kalimat itu terus terngiang dikepala Alice, dia belum menjawabnya.

"Apa maksudmu dengan kontrak?" gumamnya. Alice keluar kamarnya, Dalton baru saja sampai.

"Kau dari mana?, Farell??" tanya Alice melihat Farell tak ada diruang tamu.

"Dia pulang, dia bilang dia hanya mengantarmu" jawab Dalton.

Alice terdiam, ia lalu masuk kembali ke kamarnya. Mencari informasi tentang kontrak dikalangan para Vampire lewat internet.

Namun, yang ia temukan sangat banyak. Bermacam-macam, hingga membuat pertanyaan muncul "Kontrak apa yang dimaksud oleh Farell?, untuk menjadi kaya?? Untuk abadi?? Untuk mendapat kejayaan??. Aku tak mengerti" batinnya.

Flashback!!

"Kontrak apa??" jawab Alice setelah mendengar tawaran Farell. Namun, Farell tak menjawabnya.

"Kau tak usah buru-buru untuk memutuskannya"

"Aku tak mengerti" ucap Alice khawatir.

Farell menatapnya, "Aku lebih khawatir" gumamnya.

Alice mendengarnya lalu menjawab "Jika kau khawatir, kenapa kau mau membuat kontrak denganku?!. Kalau kau khawatir aku merepotkanmu, kenapa kau menawariku kontrak?" tanyanya kesal.

Farell hanya diam, "Terserah kau saja, tapi itu bukan yang aku pikirkan. Gadis bodoh" ucap Farell lalu mengantarkan Alice pulang.

🍁🌹🍁

"Musa??" tanya Margaret.

"Ah??, ya ada apa bi?"

"Dari tadi kau melamun, apa ada masalah?"

"Tidak, 😅 tidak ada bi"

Malam ini, Margaret datang menemui Musa seperti biasa. Mengecek keadaanya, beberapa kali Musa melihat Margaret dengan lekat. Pikirannya benar-benar campur aduk.

Dia ingin bertanya, tentang apa yang bibinya itu sembunyikan. Tapi, dia tahu kejujuran tak akan mudah didapatkan. Sekarang dia mengerti kenapa kepercayaan benar-benar mahal, karena tak setiap orang mampu berkata jujur.

Kejujuran benar-benar sulit didapatkan, apa lagi Margaret sudah membohongi Musa. Harga yang sama mahalnya dengan kepercayaan.

"Oh, lihat?? Sudah pukul berapa?!" ucap Margaret kaget ketika melihat jam tangannya.

"Bibi harus pulang, kalau ada masalah ceritakanlah" tambahnya.

Musa tersenyum dan menggelengkan kepala "Tidak bi, tidak ada apa-apa 😅. Aku hanya bingung ternyata banyak sekali tugas yang harus aku kerjakan di kampus" ucap Musa.

Margaret tersenyum lalu mengecup kepala Musa dan berkata "Kau pasti bisa menyelesaikannya. Baiklah, bibi akan mampir lagi besok. Selamat malam putri" ucapnya seraya menutup pintu.

Margaret selalu membuat Musa merasa seperti putri, sedari kecil dia selalu dibilang putri. Hingga teman-temannya mengejeknya, dan akhirnya Musa meminta Margaret berhenti memanggilnya begitu.

Vampire PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang