Rasa iba

37 6 0
                                    

"Makhluk apa sebenarnya dia?!" batin Alice. Kini niat Alice menolong Farell tenggelam oleh rasa takutnya.

Alice takut jika ia menolongnya,ia takut menolong sesuatu yang jahat, ia terus melihat Farell yang sekarat. Beberapa kali Farell terbatuk, nafasnya Kian berat.

Alice terduduk menangis, "Apa yang harus aku lakukan?!!" batinnya.

Pikirannya campur aduk antara menolong atau membuatnya mati, fisik yang Farell perlihatkan membuat Alice ragu menolongnya.

"Dia adalah temanku, aku harus menolongnya! Tidak ada waktu untuk bingung dan menangis Alice!!" tekadnya.

Alice menghapus Air matanya, dengan tubuh kecilnya ia berusaha membopong Farell menuju ruangan lain. Saat tubuh Farell berhasil ia bopong, darah keluar lebih banyak membuatnya kaget dan menjatuhkan perlahan Farell.

"Aku tak bisa memindahkannya keruangan yang lebih bersih" batinnya. Pada akhirnya Alice hanya memindahkan posisi Farell agar tak menghalangi pintu.

Segera Alice lipat tangan bajunya agar tak kotor terkena darah, lalu ia berlari menuju kamar mandi, membawa air dan merobek baju gaunnya untuk mengelap luka Farell.

Farell yang setengah sadar hanya menerima apa yang Alice lakukan.
"Kelihatannya lukanya sangat dalam, tapi membawanya kerumah sakit dengan taring dan kuku yang panjang sangat aneh" batinnya.

Ia melihat dada Farell, darah terus mengalir dari sana dan perutnya.
Ia tertegun beberapa saat, lalu berkata "Uggh!! Permisi Farell, aku tidak berniat mesum!" ucapnya lalu merobek baju yang Farell kenakan.

3 Cakaran sepanjang 15 cm, terlihat disana. Alice tersentak berusaha menahan darah yang keluar dengan baju Farell yang tadi ia robek, namun itu tak cukup dia harus menutup sobekannya.

Alice menangis, dia bingung sekali apa yang harus dia lakukan. "Aku mohon, berhenti mengalir... Berhenti!! Berhenti ucapku!! AaAAa!!" teriaknya pelan.

Keadaan itu membuat pikirannya kacau, ia tidak bisa berpikir realistis. Ia ingin menyerah karen tak ada yang bisa ia perbuat, tapi jika ia menyerah sekarang, nyawa Farell bisa berhenti kapan saja.

Saat tangisnya mulai menjadi, Alice memeluk Farell dan berkata "Maafkan akuuu.... Maafkan akuu!! Maafkan aku!!" ucapnya. Air matanya membasahi bahu Farell.

Farell yang setengah sadar memegang pundak Alice, Alice terkaget.
"A.... Pa... Ya.. Ng Kau... La.. Kukan?!" ucap Farell, dengan nafas yang berat dan sesak.

"Akuu... Aku... Aku tak bisa berbuat apa-apa Maafkan aku hweeee.. Hwee😭😭" sedu Alice.

"Beri... Kan... D.. Arah" ucap Farell dengan mata merah membunuhnya.

"Arah?!, arah apa?!" ucap Alice.

Hening, Farell tumbang didekapan Alice. Alice menutup mulutnya berusaha agar teriakannya tak keluar.

"Arah apa?!..." gumam Alice. Selama 1 menit dia tertegun lalu membuka Ponselnya, mencari tahu makhluk apa sebenarnya Farell.

Yang Alice cari "Makhluk, yang memiliki taring dan kuku yang tajam" ia membaca semua artikel. Dan, dia menemukan sesuatu.

"Kenapa aku sebodoh ini... Tentu saja, Dia adalah Vampire!" batin Alice.

Dia segera mengambil Gunting yang ada di sebelah kirinya. Tanpa pikir panjang menyayat telapak tanganya, mulai mengepalkan tangannya agar darah keluar lebih cepat dan memberikannya kepada Farell.

Awalnya tak berefek. Namun, tak berapa lama jari-jari Farell bergerak dan ia mulai sadar, Farell membuka matanya melihat tangan berlumur darah dihadapannya membuatnya tak berpikir jernih. Pandangannya masih kabur.

Vampire PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang