Benang 2

41 4 0
                                    


Klik vidio diatas untuk memberikan kesan musik.


Darah yang Allura berikan, membuat Caprial melanggar aturan yang berlaku. Namun, Caprial tak bisa menghentikan ciuman Allura.

Caprial tak bisa berhenti meneguk darah pada lidah Allura, luka kecil pada lidah Allura tak mengantarkan banyak darah untuknya.

Ciuman itu membuat cekikan Caprial berubah menjadi pelukan, ia tarik Allura dalam pelukannya.

Kini, sesak nafas yang Allura rasakan bukan oleh cekikan Caprial. Melainkan ciumannya. Namun, Allura tak berniat mendorong tubuh Caprial saat memeluknya.

Ia tak berniat menyelesaikan ciumannya, ia tak tahu bahwa selain darah Vampire juga merampas energi. Sama seperti setan yang merampas jiwa manusia.

Caprial seketika tersadar, ia berhenti meneguk. Allura menatapnya, begitupun Caprial. Tatapan mereka bertemu, meski telah sadar Caprial tak melepaskan pelukannya.

Allura menyentuh lembut pipi Caprial, lalu pingsan tak sadarkan diri dipelukannya. Sepertinya Allura baru saja melakukan kontrak dengan menjual jiwanya pada Caprial.

Saat Allura tak sadar dipelukannya, Caprial membelai rambutnya seraya bergumam "Apa yang telah aku lakukan?!?!" ucapnya menangis, merasa malu pada perbuatanya yang tak bisa berhenti meneguk darah Allura.

"Sepertinya aku sudah menerima karma dari Rosela" Batin Caprial.

Caprial menatap Allura dan membawanya pulang. Udara malam tak baik untuk kulit seorang gadis.

Terlampau dingin, kabut juga sudah turun terlalu tebal. Ini sudah larut ternyata. Didepan pintu terlihat Rosella yang gelisah menunggu kepulangan Caprial.

Dari jauh Caprial bisa melihatnya, sang kakak khawatir padanya. Namun, dibenaknya ia merasa malu sekali.

"Sepertinya, aku lebih buruk dibanding Rosella" batinya mengingat apa yang baru saja ia lakukan.

"Harusnya aku tak terjerumus, sudah bercakap seperti itu kenapa aku malah seakan menjilat ludahku sendiri?" batinya lagi.

Langkah demi langkah mengantarkannya kedepan pintu, Rosella terkejut melihat Allura yang tak sadarkan diri.

"Bawa dia masuk, ini sudah malam. Kita bicarakan ini didalam" ucap Rosella.

Caprial masuk kedalam rumah, kepalanya tertunduk. Dalam benaknya ia malu tuk mengangkat kepalanya lagi dihadapan kakaknya.

Caprial membaringkan Allura di sofa dekat perapian, Rosella datang menghampirinya setelah menutup pintu.

"Lalu, apa yang kau lakukan padanya?" tanya Rosella seraya melipat tangannya.

Caprial membisu beberapa saat, saat itu dalam benaknya terbesit untuk memberikan pengakuan palsu. Karena bagaimana pun Rosella tak tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Bisa saja Caprial berkata bahwa dia sudah muak dan mencoba memburu Allura, tapi entah mengapa kebohongan yang sangat dalam ia pikirkan itu tak ia ucapkan.

"Gadis itu sudah memberikan darahnya secara sukarela padaku" ucap Caprial.

"Apa?!, katakan dengan lantang!"

"Gadis itu memberi aku darahnya"

PLAK!!!

"kau pikir apa yang telah kau lakukan!?!!, kau berburu?!" teriak Rosella, tamparannya melayang begitu saja.

Caprial hanya menunduk, ia benar-benar tak bisa mengakui apa yang terjadi.

"Aku tidak berburu dia menyerahkannya sukarela" jawabnya terlampau datar, matanya kosong. Caprial benar-benar tertekan dan kebingungan.

Vampire PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang