Tien (Berhenti melakukannya)

47 4 2
                                    

Sharon segera pulang bersama supirnya, Willem kembali ke dalam, ia menuju kamar untuk belajar guna persiapan Olimpiadenya, ia mempelajari materi yang ia tidak paham dengan teliti dan sungguh-sungguh, hingga akhirnya malam pun datang, setelah lelah belajar, Willem datang ke dapur untuk membuat susu dan roti lapis.

Willem : Hmm... Perutku lapar sekali, Het beter als ik boterham en glas melk maken!
(Ini akan lebih baik jika aku membuat roti lapis dan segelas susu!)
Alex : Ahh, kamu ada disini, Will! Aku mencarimu!
Willem : Mencariku buat apa?
Alex : Ahh, aku hanya ingin sedikit mengobrol denganmu...
Willem : Tentang apa?
Alex : Hmm... Kamu kan sudah tau keadaan Papa, apa kamu masih ingin aku meneruskan ambisiku untuk merebut perusahaan Papa?
Willem : Ik denk, nee nogmaals... Ik begrijp nu het probleem, dat is gewoon mijn slechte denkwijze over Papa...
(Ku pikir, tidak lagi... Sekarang aku mengerti masalahnya, itu hanya pemikiran burukku tentang Papa...)
Alex : Wat als ik stoppen het doen?
(Gimana kalau aku berhenti melakukannya?)
Willem : Dat is oké, ik denk, dat is beter voor alles, ik nu heb geen ambitie voordat doen nogmaals...
(Tak apa, kupikir, ini yang terbaik untuk semuanya, sekarang aku gak punya ambisi buat melakukannya...)
Alex : Ja, dat is recht, ik denk dat is beter ook...
(Ya, itu benar, kupikir itu juga yang terbaik...)

Willem berbincang sambil menyantap roti lapis dan susu yang ia buat, mereka membicarakan tentang bagaimana Papa mereka bisa sampai seperti itu, Willem juga mengutarakan kerinduannya terhadap Papa, setelah puas berbincang, Willem pergi ke kamarnya untuk tidur.

Keesokan harinya, Willem bangun pagi sekali, ia mandi lalu pergi ruang makan dan seperti biasa, sarapan bersama Mamanya, namun kali ini ditambah Alex yang baru sampai kemarin di Indonesia.

Mama Rosseta : Pagi, anak-anakku! Ayo, duduk bersama Mama! Beritahu Mama, apa yang anak-anak Mama mau buat sarapan pagi ini? Boterham? Maïssoep? Havermout? Of wat?
(Roti lapis? Sup jagung? Oatmeal? Atau apa?)
Willem : Ik havermout eten willen, met wat aardbei stukjes, alsjeblieft!
(Aku ingin makan oatmeal, dengan beberapa potong strawberry, tolong!)
Mama Rosseta : Baiklah, sayang! Bagaimana dengan Alex?
Alex : Sama dengan Will saja, supaya gampang membuatnya!
Mama Rosseta : Baiklah! Tunggu sebentar!

Mama Rosseta membuat oatmeal untuk Willem dan Alex, sesekali Mama mengobrol bersama mereka sambil menunggu oatmealnya siap. Setelah oatmealnya siap, Mama menghidangkannya untuk mereka.

Willem : Wahh! Ini enak sekali, Ma... Makasih!
Mama Rosseta : Sama-sama, sayang!
Alex : Benar, ini enak sekali! Aku senang sekali, begitu aku datang ke Indonesia, rasa rinduku terobati seketika setelah bertemu kalian, ditambah lagi kalian memasakkanku makanan yang enak-enak! Aku rindu saat-saat seperti ini!
Willem : Ingat, Alex! Kamu harus menepati janjimu!
Alex : Tentu saja, Will! Lusa aku kembali ke Nederland kok!
Mama Rosseta : Cepat sekali kamu kembali, sayang! Sebenarnya ada janji apa antara kalian?
Alex : Boleh aku jelaskan pada Mama, Will?
Willem : Silakan saja, toh Mama sudah tau keadaan Papa...
Alex : Jadi begini, Ma... Sebelum aku datang ke Indonesië, sebenarnya aku sudah memberitahu Willem terlebih dahulu mengenai kondisi Papa... Willem merasa sedih dengan hal itu, aku bilang pada Willem, aku gak akan memulangkan Papa ke Indonesië tapi aku akan tetap melangsungkan perawatan Papa di ziekenhuis yang ada di Nederland, karena peralatan medis lebih tersedia lengkap di Nederland dibandingkan dengan di Indonesië, ketika itu aku berjanji pada Willem bahwa aku akan merawat dan menjaga Papa sebaik mungkin, demi kesembuhan Papa, tapi sekarang aku malah mengingkarinya karena keegoisanku yang gak tahan akan kerinduan terhadap kalian, maka dari itu aku harus segera kembali ke Nederland buat memperbaiki semuanya...
Mama Rosseta : Hmm... Begitu ternyata... Kalian memang anak-anak Mama yang baik, Mama bangga pada kalian! Tapi kenapa kamu gak memberitahu Mama, kalau Alex meneleponmu dan mengabarkan keadaan Papa, Will?
Willem : Mama pasti sudah tau tujuanku... (menurunkan pandangannya)
Mama Rosseta : Baiklah, Mama mengerti... Makasih karena selalu mengkhawatirkan Mama, sayang...
Willem : Iyaa, Ma... Sama-sama...

??? : 🎶🎶🎶

Tiba-tiba terdengar suara bel dari depan rumah, mereka penasaran, siapa yang datang ke rumah pagi-pagi seperti ini, akhirnya Will bergegas ke pintu depan, lalu ia membukakan pintu.

Sharon : Morgen!
Willem : Morgen! Ron... Kenapa kamu kesini? Ini kan hari libur... Kamu gak menghabiskan hari liburmu bersama keluargamu?
Sharon : Iyaa! Ini hari libur, memangnya kenapa? Setiap hari juga aku menghabiskan waktuku bersama Mama dan Papa kok! Hari ini aku ingin menghabiskan waktu denganmu!
Willem : Benarkah? Apa yang membuatmu ingin menghabiskan waktu di hari libur bersamaku?
Sharon : Seenggaknya persilakan aku masuk dulu dong!
Willem : Baiklah... Baiklah... Ayo masuk...

Willem mengajak Sharon duduk sebentar di ruang tamu dan mereka mengobrol.

Willem : Jadi apa yang membuatmu ingin menghabiskan waktu di hari libur bersamaku?
Sharon : Kamu ini gimana sih? Tentu saja karena kamu adalah kekasihku! Padahal kamu yang mengajakku berpacaran, tapi kamu seperti lugu kalau masalah perasaan...
Willem : Hahaha! Tentu saja aku lugu tentang perasaan, lagipula aku gak pernah berpikir tentang itu selama ini, aku cuma fokus pada kesehatan Mama, dan entah kenapa, perhatianmu begitu membuatku nyaman, jadi aku ingin kamu selalu di sisiku, itu sebabnya aku menawarimu menjadi gadisku! Hahaha! Oh ya, lebih baik kamu ikut denganku ke ruang makan, kita sarapan sama-sama, di sana ada Mama dan Alex!
Sharon : Apa gak akan merepotkan?
Willem : Tentu saja gak! (menarik tangannya)

Mereka berjalan ke ruang makan, Mama Rosseta langsung tersenyum begitu melihat Sharon datang ke ruang makan bersama Willem.

Mama Rosseta : Ehh, Sharon! Ayo sini duduk! Kita sarapan bersama!
Sharon : Ahh... Gak usah Tante... Nanti merepotkan...
Willem : Sudah, duduk saja, Ron... Mumpung Mama masih ingin memberimu Havermout, sebelum Mama berubah pikiran buat memberimu batu karena kamu terus-terusan merasa merepotkan!
Alex : Hahaha! Ternyata kamu punya selera humor juga, Will!
Willem : Tentu saja, aku juga manusia, Alex...
Alex : Ayoo... Duduklah Sharon! Mama sudah membuat Havermout yang begitu enak! Kamu pasti menyukainya!
Mama Rosseta : Biar Mama ambilkan, yaa... Ini! Semangkuk buatmu yang persis seperti punya Willem! Dengan potongan aardbei (Strawberry) spesial! (tersenyum)
Sharon : Ahh, Makasih banyak, Tante!
Willem : Cobalah, ini kesukaanku!
Sharon : Hmm... Enak sekali! Hidangan kesukaanmu memang enak semua yaa! Hahaha!
Willem : Tentu saja! Kalau gak enak pasti aku juga gak akan menyukainya!
Mama Rosseta : Ayo! Dihabiskan yaa... Jangan bersisa, kalau orang Indonesia zaman dulu itu bilangnya Pamali, gak baik kalau membuang-buang makanan, sayang makanannya...
Willem : Siap, Ma!
Sharon : Iyaa, Tante! Sharon pasti menghabiskannya kok!
Alex : Ini enak sekali! Mana mungkin aku gak menghabiskannya?

~~Bersambung~~

Is Het LevenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang