BAG 5 Jangan Lagi

159 11 0
                                    

5. Jangan lagi

"Orang bilang tak kenal maka tak sayang, kalau kita kenalan lebih deket lagi. Kita bakalan saling sayang gak?"

~Gombalan retjeh ReyhanBW

****

Dian mematung berdiri di antara Aldo dan juga Reyhan yang sedang beradu tatapan tajam. Dian sama sekali tidak tahu harus melakukan apa sekarang, pintu perpustakaan dihalangi oleh Reyhan dan tidak ada celah sedikitpun. Suasananya kali ini terasa sangat menegangkan.

"Lo gak usah ikut campur!" bentak Aldo.

Reyhan menyunggingkan bibirnya menatap sinis ke arah Aldo, "Kalau gue gak ikut campur, kejadian dulu bakalan keulang lagi," tekan Reyhan membuat Aldo terdiam sesaat.

Sindiran Reyhan cukup menusuk hatinya. Reyhan selalu membahas masalah itu ketika berdebat dengan Aldo seakan-akan tidak membiarkan Aldo untuk melupakannya begitu saja.

"Kenapa lo diem? Ngerasa bersalah?" remeh Reyhan melihat kebungkaman Aldo.

Dian yang mendengar percakapan mereka juga ikut terdiam, bukannya kepo hanya saja Dian sedikit penasaran apa yang terjadi dulu sampai-sampai mereka bermusuhan? Dan kenapa melibatkannya padahal Dian hanyalah murid baru.

Reyhan mengalihkan pandangannya ke arah Dian yang sedang menundukkan kepala, enggan ikut campur ke dalam masalah yang sama sekali tidak dia mengerti. Lagipula alasan Dian pindah sekolah itu karena dia ingin hidup tenang tanpa bayang-bayang masalalu.

"Jauhin Dian," perintah Reyhan, matanya masih tertuju pada gadis itu, "Dia milik gue dan gue nggak suka milik gue di sentuh orang lain."

Perkataan Reyhan membuat Dian mendongakkan kepalanya dan menatap Reyhan, gadis itu menampakkan ketidaksukaannya pada kalimat yang Reyhan lontarkan. Atas dasar apa Reyhan berkata Dian itu miliknya? Apa karena kemarin mereka bersandiwara di depan Lina?

"Gue gak bakalan jauhin Dian, gue suka sama dia dan lo gak berhak larang gue," cerca Aldo sembari berjalan meninggalkan mereka berdua dengan menubruk bahu Reyhan kasar.

Dian masih menatap Reyhan tajam seakan meminta penjelasan tapi kemudian dia menghembuskan napasnya kasar, "Jangan ikut campur sama urusan gue, dan apa tadi lo bilang? Gue milik lo?" Dian bertanya sinis, terlihat sangat jelas di matanya kalau Dian terganggu oleh ucapan Reyhan, "Jangan harap!"

Sama seperti yang Aldo lakukan tadi, Dian sedikit menubruk bahu Reyhan dengan wajah marah membuat Reyhan hanya menatap punggungnya dengan tatapan kosong. Di benaknya ada ketakutan yang tidak bisa Reyhan jelaskan, dia takut Dian berakhir seperti gadis itu. Gadis yang dia relakan dulu bersama Aldo.

****

"Lo marah sama gue?" tanya Dian pada Sari yang terus terdiam sejak dia kembali dari perpustakaan tadi.

Sari tidak mengubris pertanyaan dari Dian, menganggapnya hanya angin yang lalu. Tentu saja dia marah karena tadi Dian berucap tanpa berpikir dua kali.

"Gue minta maaf, gue pikir lo gak kesinggung tadi," ucap Dian merasa bersalah, dia tidak tenang kalau Sari terus mendiamkannya.

Sari menghela napas kasar dan menatap Dian, "Gak kesinggung? Perkataan lo tadi tuh kayak nyindir gue!" bentak Sari tidak bisa lagi menahan rasa kesalnya, "Iyaa emang gue sadar gue lebih mentingin cowok daripada harus belajar berjam-jam yang buat otak gue pusing."

"Gue bukan lo Yan yang pinter, cantik, kaya, punya segalanya dan lo banyak disukai cowok. Tanpa lo kejarpun cowok-cowok udah pada ngantri buat dapetin lo!" sentak Sari, "Sedangkan gue?" sari menunjuk dirinya sendiri, "Gue gak kayak lo."

DIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang