7. Pulang bareng
"Tidak apa-apa modus, asalkan niatnya tulus."
ReyhanBW
****
Dian berlari ke arah ruang guru, ada sesuatu yang ingin dia tahu di sana. Daftar siswa tahun kemarin. Dian ingin tahu tentang Fanny, kejadian apa yang dimaksud Resa dan Reyhan sampai keduanya begitu was-was tidak ingin hal itu terulang lagi. Dan apa yang dilakukan Aldo pada Fanny?
Dian menyeludup menghindari beberapa guru dengan alasan bahwa dia disuruh guru BK untuk mengambil beberapa berkas, sikap Dian yang dulu kembali lagi tanpa dia sadari. Saat Dian penasaran akan suatu hal maka dia harus mencari tahu sendiri sampai akar-akarnya.
Saat sampai di ruangan yang ditujunya, Dian melongo kaget karena banyak sekali berkas yang disimpan di sana tapi itu terlihat mudah saja karena semua buku disusun sesuai tahun perangkatan. Dian mencari rak tahun angkatannya yang ternyata tidak terlalu banyak berkas di sana.
Setengah jam berlalu Dian masih berkutat pada buku siswa kelas 10 IPA 1, buku terahir dari semua buku yang sudah Dian lihat. Dian membukanya, terpampang jelas ada foto Resa dan juga Sari di buku itu, dan lagi sebuah foto dari seorang gadis berambut panjang dengan senyum manis itu menarik perhatian Dian belum lagi nama yang tertera tepat dibawah fotonya membuat Dian terpaku. Fanny Alfi Adyarani.
Apakah dia gadis yang terus disebut-sebut oleh Reyhan dan juga Resa? Tapi apa yang terjadi pada Fanny sampai-sampai Reyhan dan Aldo bermusuhan?
****
Pelajaran sudah habis dan para siswa bergegas membawa tas mereka untuk pulang, "Dian, gue mau kerja kelompok dulu yah, lo pualng sendirian gapapa kan?" tanya Sari.
Dian hanya mengangguk tanpa melihatnya.
"Atau gue panggilin Aldo buat anter lo pulang?"
Sontak Dian menatap Sari tajam sambil menggeleng keras, dia tidak mau lagi berurusan dengan Aldo dan juga Reyhan. Dua lelaki yang memang sudah seharusnya Dian hindari dari awal bersekolah disini.
Sari terkekeh melihat reaksi Dian lalu pergi keluar kelas bersama teman-temannya yang lain. Bisa Dian katakan kalau Sari adalah type orang yang mudah berbaur dan senang bersosialisasi, buktinya gadis itu memiliki banyak teman entah yang berasal dari kelasnya ataupun kelas lain. Sangat berbeda dengan Dian yang tidak suka bersosialisasi, baginya teman hanyalah seseorang yang selalu memanfaatkannya lalu mereka akan pergi ketika Dian membutuhkan mereka semua.
Dian mengambil sapu yang disimpan dibalik pintu, hari ini adalah jadwal dia piket bersama 4 orang lainnya, akan tetapi hanya 3 orang wanita yang melakukan piket. Seperti biasanya entah itu di sekolah Dian yang lama ataupun disini, murid laki-laki jarang ada yang mau piket meskipun bendahara kelas sudah mengancam mereka dengan ancaman 'Lo kalau gak piket bakalan di denda 10 ribu'
Kebetulan jadwal piket Dian dan Resa ada di hari yang sama, tidak ada yang memulai pembicaraan diantara mereka bertiga karena sibuk dengan kerjaan masing-masing.
"Gue duluan yah ada keperluan nih gak bisa pulang telat," ujar Andin pada Dian dan Resa yang diangguki oleh mereka berdua berbarengan.
Hening.
Hanya ada suara deritan kursi yang Dian geser untuk menyapu bawah meja. Resa membersihkan jendela yang tadi belum sempat di selesaikan oleh Andin. Ketika Dian sudah beres menyapu, dia sempat akan pulang sebelum rasa kasian hinggap di hatinya saat melihat Resa sibuk sendirian.
Meskipun Dian sudah memutuskan untuk tidak bersosialisasi dengan siapapun terkecuali Sari, tapi tetap saja di lubuk hatinya yang terdalam selalu ada rasa ingin membantu sesama. Lama terdiam akhirnya Dian kembali menaruh tasnya dan berjalan mendekati Resa, mengambil satu lap kaca di meja. Tanpa mengatakan apapun Dian langsung membersihkan kaca di sebelah Resa yang masih kotor membuat gadis itu sedikit terkejut dengan prilakunya yang tiba-tiba.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIAN
Teen FictionDian seorang murid baru di SMA Wijaya datang untuk membuka lembaran baru dan kisah baru dikehidupannya. Dian tidak mau lagi jatuh cinta karena trauma masa lalunya, Dian juga tidak mau bersosialasi dengan siapapun terkecuali dengan Sari putri dari bi...