"Mantan lo comeback!"
Bagai tersambar petir di siang bolong. Dia tertegun seketika. Jantungnya berdetak tak beraturan, rasa sesak memenuhi hatinya.
Apakah dia?
Kenapa? Kata itu terlintas di benaknya.
Kenapa dia kembali?
Kenapa harus sekarang?
Dia langsung menelpon orang yang baru saja mengiriminya pesan. Pesan yang mampu membuat hatinya kembali merasa sakit.
"Maksud chat lo apa?"
Saat telponnya tersambung dia langsung to the point. Dia tidak suka basa-basi. Suasana hatinya sedang sangat tidak baik saat ini.
"Mantan lo comeback." Lagi-lagi, ucapan itu yang dia dengar.
"Mantan yang mana?" tanyanya memastikan.
"Ya Ampun Alin, lo punya mantan berapa emang?" tanya Amanda setengah berteriak. Alin menjauhkan telponnya dari telinganya, karena suara Amanda yang membuat gendang telinganya serasa akan pecah.
"Cuma sepuluh. Jadi, mantan mana yang lo maksud?"
Setau Alin, dirinya hanya mempunyai 10 mantan. Jadi, mantan mana yang dimaksud sahabatnya itu.
"Ck. Mantan lo yang namanya Sean."
Sean? Untuk kedua kalinya Alin tertegun. Dugaannya tidak meleset. Tapi kenapa harus sekarang? Kenapa disaat dirinya sedang berusaha melupakan, dia malah kembali?
"Alin? Are you oke?"
Tanpa menjawab pertanyaan Amanda, Alin langsung mematikan teleponnya sepihak. Kedua kakinya mendadak lemas. Dia terduduk di lantai dengan pandangan kosong.
"Kenapa?" tanyanya lirih. Matanya mulai berkaca-kaca.
"Kenapa harus sekarang, Sean?"
°°°
Memandang langit malam dengan tatapan nanar. Isi kepalanya penuh dengan kata kenapa? Alin masih terpikir terhadap ucapan Amanda tadi sore. Dari mana sahabatnya itu tau kalau cowok itu kembali? Saking kagetnya mendengar sang mantan kembali, sampai membuat dia lupa untuk menanyakan perihal dari mana Amanda tau kalau mantannya itu kembali.
Gadis itu membuka ponselnya yang sedari tadi berada di tangannya. Dia berniat akan menelpon Amanda lagi. Tak butuh waktu lama, suara Amanda terdengar di telepon.
"Kenapa Alin? Lo gak papa kan?"
"Alin gak papa kok, Man. Tadi tiba-tiba kuota Alin abis jadi telponnya mati." Bohongnya.
"Lo nelpon gue pasti mau nanyain tentang Sean, kan?"
Tepat sasaran. Sahabatnya itu ternyata sudah sangat mengenal dirinya sekali.
"Iya. Dari mana lo tau kalo Sean kembali?"
Alin tidak akan mengelak akan pertanyan Amanda. Dia selalu terang-terangan kalau ada sesuatu terhadap sahabatnya itu.
"Sudah gue duga lo akan nanyain itu," ucap Amanda di akhiri tawa renyahnya.
"Jadi, tadi Sean ngabarin gue sama Aby kalo dia balik ke Jakarta," lanjutnya.
Mereka mendapat kabar dari Sean sendiri? Kenapa dirinya tidak? Sepertinya Alin melupakan fakta, fakta bahwa mereka sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi.
"Dia juga bikin story di whatsapp, lo gak liat?"
Seketika Alin langsung menscroll story-story wa sekontaknya. Mencari-cari nama Sean sampai ke bawah. Namun nihil, dia tidak mendapatkannya.
Apa Sean mengecualikan storynya ke dirinya? Apa dia di blok? Gadis itu langsung mencari nama Sean di kontaknya. Tetapi tidak di temukan.
"Kok nomornya Sean gak ada?"
"Kok bisa?" tanya Amanda. Sambungan telepon mereka masih terhubung.
"Alin juga gak tau, Amanda. Makanya Alin nanya," ucap Alina.
"Ya mana gue tau, itu kan hape lo. Mungkin kontak lo ke riset atau emang kontaknya Sean udah lo hapus."
Hapus? Alin ingat sekarang. Baru saja kemarin siang Alin menghapus nomor cowok itu. Dia menghapusnya karena percuma juga mempunyai nomornya. Orang Sean gak pernah buka hp, dengan alasan sibuk kerja, gak ada waktu buat buka hp.
"Amanda, kirim nomor Sean, sekarang."
_____________
Hallo gaes?
Apa kabar? Kalo aku sih alhamdulilah baik-baik saja, hanya hatinya saja yang kurang baik wkwk.
Gimana dengan Part awalnya? Udah pada suka belum?
Ada yang gak sabar buat ketemu Sean? Atau penasaran gimana Sean sebenarnya?
Jangan lupa kasih komentarnya yaaw, komentar kalian sangat berarti bagi aku :*
Lope sekebon buat kalian dh❤
Revisi : 17 Agustus 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Hiraeth [END]
Teen FictionIni tentang aku, kamu, dia, dan kisah masa lalu yang terulang kembali. Start : 05 Desember 2020 Finish : 09 Agustus 2021 ©Cover: Pinterest