Gadis dengan ciri khas rambut di kuncir kuda berjalan memasuki kelasnya. Dia mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan kelas. Matanya tertuju ke arah gadis yang sedang tertidur lelap di bangkunya.
Dasar gadis mageran.
Ide jail titisan dari syaiton pun terlintas di kepalanya. Dia berjalan perlahan mendekati gadis yang tertidur itu, dan ....
Brakk!!
"SEAN!!"
Dia melongo sesaat melihat reaksi temannya yang kaget. Namun tak lama kemudian dia tertawa terbahak-bahak, sampai berguling-guling di lantai. Tak memperdulikan anak-anak kelas yang tengah menatapnya. Sedangkan orang yang dia kagetin menatap ke arahnya horor.
"Rimaa! Lo minta gue sleding?!" Setengah berteriak Alin mengucapkannya.
Ya, siapa lagi kalo bukan Alina orangnya yang selalu menyebutkan nama Sean. Wajah gadis itu memerah, pencampuran antara kesal dan malu. Dia kesal karena tidurnya terganggu. Malu? Dia malu menyebutkan nama Sean tanpa sadar. Padahal Alin sudah mengatakan kepada Rima kalau dirinya itu sudah move on.
"Gagal move on lo, Lin?" tanyanya masih ada sisa tawa.
"Bodoamat."
Alin malas menanggapi temannya itu. Dia lebih memilih tidur kembali, mengabaikan Rima yang terus-terusan mengejeknya.
"Gue tau lo gak tidur lagi," kata Rima. Gadis itu sudah duduk di samping Alin. Alin membuka matanya malas.
"Tau apa lo?" tanyanya tajam.
"Muka lo seakan-akan ngajak gue buat gelud, Lin."
Alin menatap Rima datar. Sedetik kemudian ....
"Rima ... GUE GAGAL MOVE ON ...."
°°°
"Jadi, apa yang akan lo lakuin sekarang?"
Alin mengaduk-ngaduk tea jus yang ada di hadapannya dengan sedotan. Raut wajahnya tampak gelisah. Pikirannya tak karuan, ke sana-kemari layaknya setrikaan.
"Kalau semisal gue perjuangin dia lagi gimana?" tanya Alin sambil menatap ke arah Rima yang sedang memakan nasi goreng pesanannya dengan lahap.
"Ya bwa gwus duong." Rima berbicara dengan mulut yang penuh dengan nasi goreng.
"Telan dulu jubaedah, baru lo ngomong. Nanti kalo semisal lo mati gara-gara keselek, kan gak lucu."
"Bangke lo, Lin," ucapnya kesal. "Menurut gue, ya bagus kalo lo mau perjuangin dia. Siapa tau dapet lagi, kan?"
Alin menempelkan pipinya di meja kantin. Keadaannya memprihatinkan sekali. Tatapan matanya kosong. Wajahnya kusut, sama seperti hatinya.
"Tapi gue malu, Rim. Gue yang ninggalin, masa gue yang ngajak balik?"
Gadis itu mengerucutkan bibirnya. Dengan gemas, Rima mendaratkan jitakannya di kening gadis itu.
"Ini nih yang bikin gak maju-maju. Gengsinya terlalu gede."
Alin tak protes saat Rima menjitak keningnya. Dia sedang dalam mode malas berdebat. Pikirannya selalu tertuju terhadap nama Sean. Seorang cowok yang dua tahun lebih tua darinya. Alin baru berumur 18 tahun, sedangkan Sean? Cowok itu tepatnya akhir tahun ini, sebulan lagi menginjak umur berkepala dua.
Jika kalian bertanya kenapa Alin dan Sean bisa bertemu? maka kalian akan menemukan jawabannya di chapter-chapter selanjutnya.
"Kenapa logika dan hati selalu gak sinkron? Logika nyuruh gue buat mundur. Tapi hati? Hati nyuruh gue buat berjuang sekali lagi."
Rima menatap sahabatnya dengan prihatin. Malang sekali nasib sahabatnya ini. Dia yang meninggalkan, dia juga yang susah move on. Dia berinisiatif untuk mengelus puncak kepala sahabatnya dengan lembut. Membuat Alin menatap ke arahnya.
"Apapun keputusan lo, gue bakalan selalu ada buat lo."
°°°
Lampu merah akan berganti menjadi hijau sekitar 15 detik lagi. Tanpa sengaja ia menoleh ke arah kanan, tepat ke arah penjual permen kapas berada.
"Gak mau tau! Pokoknya mau permen kapas."
Suara cempreng yang mirip dengan suara anak kecil tiba-tiba terlintas di kepalanya. Tanpa sadar, dia menyunggingkan bibirnya. Mengulas senyuman samar. Senyuman yang menyembunyikan beribu perasaannya saat ini.
Bunyi klakson terdengar dari arah belakang mobilnya. Rupanya lampu merah telah berganti menjadi hijau. Dia pun menjalankan kembali mobilnya dengan pikiran berkecamuk.
______
Partnya pendek yaa?
Biasa, permulaan gak perlu panjang-panjang wkwkwk.
Tenang, chapter selanjutnya bakalan panjang-panjang kok.
Jangan lupa tinggalkan vote+komentar yaaw :*
Lope sekebon dh buat kalian❤
Revisi : 17 Agustus 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Hiraeth [END]
Novela JuvenilIni tentang aku, kamu, dia, dan kisah masa lalu yang terulang kembali. Start : 05 Desember 2020 Finish : 09 Agustus 2021 ©Cover: Pinterest