TINGGALKAN COWOK ITU KALO LO INGIN DIA SELAMAT!
Alin masih mengingat dengan jelas, saat dirinya mendapatkan surat bertuliskan seperti itu dari seorang pengantar paket. Ingatannya membawa dirinya ke kejadian sekitar empat bulan yang lalu.
"PAKET!"
Alin yang tengah menyiram tanaman di halaman rumahnya menatap seorang pengantar paket dengan tatapan bingung. Sepertinya tukang pengantar paket tersebut salah alamat. Alin mematikan keran air dan menyimpan selang yang ada dalam tangannya di tanah. Ia segera melangkahkan kaki untuk menghampirinya.
"Ada apa ya, Pak?" tanya Alin basi-basi. Padahal sudah jelas dari pakaiannya saja laki-laki yang berumur dewasa ini adalah seorang pengantar paket.
"Apa benar dengan Mbak Alina?" tanya Bapak itu sambil membaca tulisan di atas paket kecil yang dipegangnya.
"Iya, saya Alina."
"Ini paket Mbak," ucap Bapak itu menyodorkan paket tersebut ke Alin.
Dahi Alin mengernyit mendengar ucapan dari Bapak itu. Kapan ia membeli sesuatu secara online? Sepertinya tidak.
"Paket? Saya tidak membeli apa pun. Sepertinya Bapak salah alamat," ujar Alin dengan sopan.
"Di sini tertera nama Alina dan alamat ini."
Alin langsung melihat alamat yang tertera. Dan benar saja, alamat yang ada pada paket tersebut adalah alamat rumahnya. Nama yang tertera juga nama dirinya. Tapi siapa yang mengiriminya paket?
Alin langsung bergegas masuk ke dalan rumah setelah mengucapkan terima kasih kepada Bapak pengantar paket itu. Ia masuk ke dalam kamarnya dan duduk di atas kasur empuknya.
Alin langsung membuka pembungkus paket tersebut satu persatu. Terlihat sebuah kotak berukuran kecil dibaliknya. Alin semakin penasaran, apa yang ada dalam kotak kecil ini.
"Surat?"
Isi kotak kecil hanyalah sebuah surat. Tidak ada benda yang lain, hanya itu. Siapa orang yang sudah mengiriminya paket ini? Hanya membuang-buang uang saja.
Alin mulai membaca isi surat tersebut.
Hai, Alina!
Sudah bahagia sekarang? Tak banyak basa-basi. Gue cuma mau bilang .... "TINGGALKAN COWOK ITU KALO LO INGIN DIA SELAMAT!"Isi suratnya memang hanya beberapa kata, tapi mampu membuat Alin tak karuan. Orang ini tengah menerornya.
Alin mencoba mencari nama pengirim surat tersebut, namun tidak ditemukan. Dia hanya mendapatkan sebuah tanda tangan kecil di ujung kertas suratnya.
Setelah hari itu, surat-surat berisikan ancaman datang setiap hari. Isi suratnya tetap sama. Menyuruh Alin untuk memutuskan Sean. Alin mengumpulkan surat-surat tersebut di dalam sebuah kotak putih berukuran sedang yang ia temukan di bawah tempat tidurnya kemarin.
Alin bangkit dari tempat duduknya, melirik ke kanan dan ke kiri untuk beberapa kali. Tidak ada tanda-tanda Rima di sini. Gadis itu tengah pergi ke kantin berhubung tengah istirahat.
Ia harus menemui Keira. Gara-gara gadis itu Sean marah terhadapnya. Semalaman Alin mencoba menghubungi Sean, tapi telponnya tidak diangkat. Di chat pun hanya dibaca saja, tidak dibalasnya.
Alin pergi ke kelas Keira tanpa sepengetahuan Rima pastinya. Ia tidak akan menceritakan masalah ini kepada Rima. Takutnya hal ini bisa menyebabkan renggangnya persahabatan Rima dengan Keira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hiraeth [END]
Fiksi RemajaIni tentang aku, kamu, dia, dan kisah masa lalu yang terulang kembali. Start : 05 Desember 2020 Finish : 09 Agustus 2021 ©Cover: Pinterest