Alin memainkan pasir yang di injaknya dengan gugup. Keadaan malam sangat dingin, tetapi bagi Alin sangatlah panas. Keringat bercucuran di dahinya. Ia ingin segera pergi dari sana sekarang juga.
"Kenapa ke sini?"
Alin menundukkan kepala, menggigit bibir bagian bawahnya. Dia bingung harus menjawab apa? Gara-gara aktivitas menguntitnya ketahuan sama Sean, berakhir lah dirinya di sini. Duduk tepat di samping Sean.
Sean terlihat menghela napasnya. "Kamu takut sama aku?" tanya Sean. Matanya menatap lurus ke hamparan lautan.
Dengan cepat Alin menggelengkan kepalanya. Dia tidak takut Sean sama sekali. Hanya saja ia sedikit canggung duduk di samping mantan yang sampai sekarang Alin masih menyayangi laki-laki tersebut.
"Maaf."
Alin menyipitkan mata. "Maaf untuk apa?" tanya Alin setelah lama ia berdiam.
"Semuanya," jawab Sean. Kedua mata lelaki itu tak berkedip sama sekali, fokus matanya tertuju ke lautan.
Alin tidak membuka suaranya lagi. Dia bingung harus meresponnya bagaimana? Situasi canggung ini membuatnya mati kutu. Alin lebih memilih memainkan pasir dengan tangannya. Selama beberapa menit mereka berdua saling diam tidak membuka suaranya masing-masing. Sampai tiba-tiba letusan kembang api membuyarkan lamunan mereka yang sibuk dengan pikirannya masing-masing.
Alin melihat jam yang melingkar di pergelangan tangan kanannya. Tepat saat ini jam menunjukkan pukul 00:00 WIB. Pergantian tahun telah tiba. Alin teringat sesuatu. Gadis itu mengembangkan senyum manisnya sembari menatap Sean. Sean balik menatap ke arahnya dengan tatapan biasa saja.
"Happy birthday, Sean."
°°°
Anak-anak Absturb sibuk bermain kembang api. Malam pergantian tahun telah tiba, waktunya membuka lembaran baru.
Haikal mengedarkan pandangannya ke sekeliling arah. Dia mencari adik satu-satunya. Namun tak terlihat batang hidungnya sama sekali.
"Cari siapa Bang?" tanya Vino yang sedang memakan jagung bakar.
"Alin mana, ya? Kok gak keliatan."
Haikal terus mengedarkan pandangan ke segala arah, upaya mencari Alin. Tetap tidak di temukan. Ia hanya melihat Amanda yang sedang bersama Aby, dan Rima yang tengah sibuk memainkan kembang api yang berukuran kecil.
"Biar gua aja yang cari Alin, Bang." Vino mengajukan tawarannya.
Haikal mengangguk. "Kalau udah ketemu, bawa Alin ke sini."
Vino mengacungkan jari jempolnya. "Siap!"
Tanpa berlama-lama lagi Vino langsung menghampiri Amanda terlebih dahulu yang terlihat tengah sibuk selfie bersama Aby.
"Man, Alin mana?" tanya Vino langsung.
Dahi Amanda mengerut. "Alin? Tadi sih gue liat dia sama Rima. Coba tanya Rima," jawab Amanda.
Rima terus memutar-mutar kembang api kecil yang di pegangnya. Dia belum pernah merasakan kesenangan seperti ini sebelumnya. Namun kesenangannya tak berlangsung lama saat sebuah batang jagung mengenai kepalanya.
"Anjir! Siapa yang udah berani lempar ini ke gue?" tanya Rima marah. Kedua matanya melotot, sudah sangat mirip dengan boneka Chucky.
"Gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hiraeth [END]
Teen FictionIni tentang aku, kamu, dia, dan kisah masa lalu yang terulang kembali. Start : 05 Desember 2020 Finish : 09 Agustus 2021 ©Cover: Pinterest