34.Epilog

4.4K 97 3
                                    

♡♡♡♡♡♡♡♡
-Jika berkenalan denganmu saja sudah membuatku jatuh terlalu dalam, maka biarkan aku memilikimu seutuhnya, agar aku takkan bisa keluar karena sudah berada terlalu dalam di hatimu.-


POV:NELLA

Ketika kau merasakan pedihnya perpisahan, yakinlah kau akan rasakan bahagianya suatu pertemuan. Dan aku percaya pepatah itu.

Sebulan setelah Argis melamarku di rumah sakit, kami pulang ke apartment Argis, dan berkumpul bersama keluarga kami. Anehnya keluargaku hadir di sana dengan wajah yang gembira. Kupikir mereka akan marah karena Nino, tapi Argis tidak seceroboh itu. Dia merencanakan semua ini secara matang, hingga tidak ada satu kesalahan yang membuat suatu kegaduhan besar.

Setelah acara keluarga itu, secepatnya kami melaksanakan upacara suci kami, yaitu pernikahan. Siapa sangka, aku akan menikah dengan seorang pelukis jalanan itu.

Pertemuan singkat, pertemuan biasa yang pastinya tidak akan terlupakan olehku. Dia selalu berkata "jangan takut, aku tidak akan menyakiti, merusak kebahagianmu, aku pastikan jika kau selalu bahagia dan aman bersamaku."

Pernikahan kami berlangsung di sebuah pantai Italia, dari pagi hingga petang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pernikahan kami berlangsung di sebuah pantai Italia, dari pagi hingga petang. Dari terbit, hingga terbenamnya matahari, membuat kami terkesima dengan ciptaan indah sang kuasa.

Apa yang harus aku lakukan selanjutnya? Pantaskah aku berbahagia dengan lelaki seperti dia? Namun pertanyaan itu langsung lenyap ketika kulihat pria berjas di sampingku saat ini, dia terlihat tampan, bukan hari ini saja, tapi di setiap harinya.

Aku bahagia, mendapatkan pria tangguh sepertinya. Aku bahagia mendapat pria yang menangis di saat dia tau aku tidak ada di sisinya. Dan aku bahagia pria itu adalah dirimu, Argis. Dan aku sangat bahagia, Tuhan memberiku takdir ini, takdir dipertemukan dengan pria sesungguhnya.

Terima kasih Tuhan.

********

POV:ARGIS

Dia sangat indah ketika berjalan menyeret pasir-pasir pantai dengan gaun putih panjangnya, bunga di genggaman tangan, serta cincin berlian yang kuberikan di jari manisnya. Kain putih yang menutupi wajah indahnya membuatku tak sabar membukanya ketika dia di hadapanku nanti.

Seluruh tamu undangan bertepuk tangan ketika kami telah dinyatakan sah menjadi suami istri. Adegan yang paling ku tunggu, saat itu jantungku berdegup sangat kencang, gemetar rasanya, namun dengan berani ku pegang lehernya, dan kukecup bibir merah wanita yang ku cintai ini.

Apa yang ada dalam pikirku sehingga aku menyelamatkannya dulu? Ku bawa dia ke rumahku, hingga perkenalan antara kami tak bisa dialihkan. Dalam hati aku bertanya, pantaskah aku menjadi pendampingnya tanpa melukai perasaannya sekalipun? Aku takut ketika dia menangis, ketika dia tak kuat menahan sakitnya ketika menanggung penderitaannya sebagai seorang Istri dan Ibu, ketika dia mengeluh padaku, bisakah aku memulihkan keadaannya?

"Sayang, apa yang kau pikirkan?" Tanya Nella padaku, seketika hilang segala pikiran negatif tadi saat ku melihat senyuman manisnya.

"Aku berpikir, nanti mau honey moon dimana?" Nella tersenyum lagi dan membisikkan suatu kalimat. Yaa, kapan lagi aku merasakan keindahan yang seperti ini.

Thanks god.

♡♡♡♡♡♡♡♡

"Nella?"

"Kenapa Argis?"

Memeluk Nella dari belakang, dan berbisik di telinga Nella, "aku sudah mencarimu dari tadi, aku takut kau hilang lagi."

"Hahaha... tidak akan, untuk apa aku menghilang lagi jika disini saja aku udah ngerasain kebahagiaan yang gabisa di cari di luar sana." ucap Nella memegang erat tangan Argis yang melingkari pinggangnya.

"Nella, berjanjilah padaku, kau tidak akan pernah meninggalkanku lagi. Say don't let me go, please."

"Aku tidak akan pernah meninggalkanmu Argis. Tidak akan pernah."

♡End♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

End♡

Say Don't Let Me Go[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang