8.My Feeling

2.5K 107 1
                                    

♡♡♡♡♡♡♡♡

Argis keluar dari kamar mandinya sambil mengusap-usap kepalanya yang basah dengan handuk kecil. Seketika dia melihat Nella yang sedang berkaca dengan badan menyerong hampir kearah kamar mandi, namun kepalanya kearah kaca sambil mengoleskan luka lebamnya dilengan kanan.

"Eh..sor..."

"Sshh..aaahh.."

Argis yang hendak memalingkan wajahnya karna melihat tubuh Nella yang masih berbalut handuk terdiam ketika Nella meringis karna menekan lebaman tersebut. Argis merasa iba dan sangat bersalah karna keterlambatannya yang seketika mengingatkannya pada kejadian itu.

Flashback

Argis masih memperhatikan Nella yang tertidur di halte dengan pakaian ala detektifnya yang serba hitam, dengan topi untuk menutup wajah Argis.

"Eh, itu bukannya... itu diaa... ngapain dia disitu?" ucap Argis yang berada tidak jauh dari supermaket ketika melihat seorang wanita berjalan mendekati Nella dan membangunkannya.

Setelah lama berbincang dengan perbincangan yang sama sekali tidak didengar Argis, akhirnya wanita itu pergi dengan meninggalkan jaketnya berada dipangkuan Nella. Melihat Nella yang dengan sigap membuka bajunya, Argis langsung memutar pandangannya kearah lainnya.

Ketika dia membalikkan kepalanya kembali, dia melihat Nella yang sudah setengah jalan menuju supermarket. Argis langsung berlari kedalam supermarket dan memasuki wc yang berada di dalam supermarket itu.

Sekian lama dia bermenung disitu, akhirnya dia keluar dan mendapati Nella yang sudah tidak ada disitu.

"Maaf tuan, anda tidak boleh keluar jika anda tidak membeli apapun dari sini." ucap seorang penjaga pintu yang mencegat langkah Argis.

"Haaahh...baiklah, ambilkan aku makanan instan, roti, sereal, sarden, daann..hah... perlengkapan P3K, bawa semuanya ke alamat ini." ucap Argis sambil menyodorkan secarik kertas kecil yang langsung ditampung pelayan tersebut.

Pelayan tersebut menatap kertas itu tak percaya, entah apa yang diliatnya, intinya dia sangat kaget.

"Dann... bisakah kamu lepaskan tanganmu dari tubuhku?"

"Ah maaf tuan, saya akan mengantarkan barang-barangnya, dan silahkan tuan." ucap sopan pelayan tersebut sambil membukakan pintu untuk Argis.

Ketika Argis keluar betapa kagetnya dia melihat seorang lelaki tampak menghantam sesuatu disudut kursi halte. Dia segera mengusir firasat buruk yang mengatakan bahwa itu Nella.

Matanya membelalak melihat seseorang yang memakai jaket sama dengan Nella, sedang meringkuk berlindung dari hantaman lelaki tersebut.

"Hey bung.." sapa Argis sambil menepuk bahu lelaki itu yang membuat lelaki tersebut menoleh, dan sekali tumbukan tepat dipipi lelaki itu bisa membuatnya jatuh.

"Hey, what are you doing bung??!!" teriak lelaki itu ketika mendapati dirinya yang diseret oleh pria bertopi yang tidak dikenalnya.

Tanpa basa basi, Argis memulai tinjuannya keperut lelaki itu dan melanjutkannya kearah yang lain. Tak mau diam, lelaki itu sesekali membalas walau tidak kuat namun sakit juga. Akhirnya lelaki itu menyerah dan memilih menjauh.

"Pergi kau bajingan!!" teriak Argis sambil menunjukkan kepalan tangannya kearah lelaki yang mulai menjauh itu.

'Oh yaampun, aku sampai lupa dia' ucap Argis didalam hati dan berjalan kearah Nella yang kembali meringkuk.

Rasa penyesalan pun datang mendekati Argis karna dia telah menghindari Nella. Seandainya dia tidak kekamar mandi, mungkin kini Nella selamat.

"Nona kau tidak apa?" ucap Argis merendahkan suaranya sambil menyentuh pundak Nella pelan.

"Ja... jangan sentuh akuu... aku mohonn... jangan.... jangan sakiti aku lagii.... aku... aku tak sanggup..." ucap Nella dengan isakan yang membuat Argis menjadi iba.

"Ayo, aku akan membantumu pulang."

"....."

"Nona..." panggilnya setelah tidak ada jawaban dari Nella. Dia mengguncang pelan tubuh Nella, namun dengan pelan tubuh perempuan mungil itu terjatuh dan ditangkap langsung oleh Argis.

"Aah... sebegini telatnya kah aku?" panik Argis yang langsung menggendong Nella dan membawa segala barangnya kerumahnya.

Flashback end

"Aaaaaahhh..."

Teriakan itu mengejutkan Argis yang sedang mengulang tragedi semalam itu kembali dengan menatap kosong ke arah Nella.Nella yang mengetahui ditatap Argis langsung berteriak karna kaget.

"Apa yang kau lakukan disitu hah? Kau menatapku dengan mata itu, dan aku curiga dengan itu... apa yang kau lakukan disitu hah?" bentak Nella sambil menutupi dadanya dengan tangan yang menyilang.

"Hey, apa kau lupa ini rumah siapa?" jawab santai Argis sambil mendekat ke Nella.

Melihat seringai mesum diwajah Argis, Nella langsung mundur perlahan menjauhi Argis. Dan yang dia dapati bukan makin jauh, malah semakin dekat, karna dirinya sudah terjebak dengan dinding dibelakangnya yang sudah membuatnya tidak bisa kemana-mana.

"Mau kemana? Bukankah tadi kau memarahiku? Tapi kenapa sekarang kau terlihat seperti orang kehabisan oksigen?" ucap Argis menaikkan sebelah bibirnya,yang membuat kesan *songong*.

Argis berhenti tepat didepan Nella. Nella hanya bisa menatap dada bidang Argis karna ukuran tubuh Argis yang lebih tinggi darinya.

"Look my eyes" ucap Argis dengan suara serak.

Nella mencoba lari kearah kiri, namun tangan setengah berotot itu berhasil menggapainya dan menguncinya di dinding yang sama, dengan kedua tangan berada di samping kanan dan kiri leher Nella.

Argis menatap dengan mata setengah sayu yang menunjukkan ekspresi yang tidak diketahui Nella, tapi yang pastinya tidak baik baginya. Nella merasa kepala Argis mendekat, dan ketika dia mendongakkan kepalanya dia melihat wajah Argis yang memang mendekat. Entah takut entah apa yang dirasakan Nella saat ini.

Deg...deg..deg...

Refleks dia memejamkan matanya. Dia tidak ingin melihat wajah Argis yang melakukan sesuatu padanya.

'Oh my god, dia mau ngapain? Kenapa...kenapa perasaanku jadi begini? Mungkin dia menciumku? Oh tidak tidak, tidak boleh, mana mungkin first kissku diambil oleh pelukis jalan yang bahkan aku tidak mengenalnya lebih dari seminggu.' begitu protesnya selesai, dia menunggu kenapa Argis tidak menciumnya.

♡♡♡♡♡♡♡♡

Say Don't Let Me Go[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang