♡♡♡♡♡♡♡♡
-Hanya satu kebahagiaanku, yaitu kembali lagi bertemu denganmu.-"Dan Nella," Smith membenarkan duduknya, dan melepas rokok itu dari mulutnya, dan bicara dengan sedikit senyum disana, "aku membantumu tulus karna memang aku tidak mau membuat pasangan muda seperti kalian, mengalami hal yang sangat tidak diinginkan."
Nella menatap Smith dengan seriusnya.
"Aku serahkan lelaki bodoh itu padamu ya, jangan tinggalkan dia, dia itu sudah sangat jatuh terlalu dalam ke hatimu. Pertahankan cinta kalian, jangan menyerah, dan jangan sedikitpun ragu padanya. Okay?" Smith kembali merileks-kan tubuhnya, dan tanpa dilihat pun dia sudah tau, bahwa sekarang wanita itu sudah menangis.
********
Cukup lama mereka sampai ke rumah sakit tersebut, dan pada saat mereka tiba, Nella yang tadinya tertidur langsung merasakan jantungnya berdebar untuk menemui sang pujaan hati.
"Kamar VIP lantai 5, nomor 152, atas nama Argis." bisik Smith ke telinga Nella, dan langsung membuat Nella berlari.
Dalam perjalanannya, air mata Nella menetes jatuh di atas lantai rumah sakit. Air mata bahagia, memang terasa sangat indah, walau dia tidak tau keadaan Argis, namun dia dapat merasakan detak jantung yang sama bahagianya, menunggunya di dalam ruangan rumah sakit ini.
Sekitar beberapa menit akhirnya dia sampai ke lantai 5, dan mengalami sedikit perdebatan antara pihak rumah sakit dan dirinya di sekitar lorong ruang VIP tersebut. Namun pada akhirnya dia bisa masuk ke dalam ruangan Argis.
"Argis!!" teriak Nella membuat tempat tidur di balik gorden kamar itu sedikit berdecit.
"Ne-Nella? Itu Nella??!!" teriak Argis.
Nella berjalan pelan dengan nafas yang tak karuan, dan detak jantung yang saling memompa kencang, meraih gorden itu, dan memperlihatkan apa yang di dalammya.
Senyuman itu memudar ketika yang pertama kali dilihat Nella adalah kaki Argis yang tergantung dengan semen di sekitarnya. Nella terduduk, menangkup wajahnya dan menangis sejadi-jadinya, menghiraukan segala ocehan Argis yang meneriaki dirinya.
"Sayang, jangan buat kesenanganku jadi penyesalan." Nella segera menoleh ke arah asal suara rendah tersebut. Dan terlihatlah ekspresi ketakutan dari Argis.
"A-Argiiss.." Nella mendekap erat tubuh lelaki yang dirindu dengan tangisan dari keduanya.
Isakan tangis kedua insan itu saling bersahut di kamar tersebut. Namun tiada dari mereka yang berpikir akan menghentikan hujan air mata tersebut.
"I-i miss you Nell, aku mohon ahh, jangan... jangan tinggalkan aku lagi." ucap Argis di iringi dengan tetesan air mata yang membasahi tengkuk Nella.
"I miss you too." Tangisan mereka semakin menjadi.
Hingga pada saat kaki Nella menjatuhkan sebuah papan gambar, mereka mulai melepaskan pelukan itu.
"Hahaha... kau gambar aku kan?" Nella tersenyum dan menghapus air matanya, lalu meraih papan lukis itu.
"Udah yang keberapa gis?" Nella melirik Argis, dan terlihat ekspresi tersipu malu dari Argis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Say Don't Let Me Go[END]
RomansaLiburan ke Italia jadi hancur karna pengkhianatan yang diterima Nella,namun jadi lebih bahagia karna kehadiran seorang pelukis jalanan yang jatuh hati padanya.