♡♡♡♡♡♡♡♡
'Dingin.' ucap Nella di dalam hati seraya memegang kedua pundaknya.
Tak lama kemudian, dia merasa dirinya melayang dengan kehangatan berada dibagian badan kanannya.
Nella yang merasa hangat, memeluk apa yang membuatnya hangat. Lalu sedikit mengelus wajahnya ke benda penghasil kehangatan itu.
Nella sedikit membuka matanya, betapa kagetnya dia ternyata dirinya sedang digendong oleh Argis. Nella berpura-pura tertidur agar tidak dijatuhkan Argis, tanpa merenggangkan pelukannya sedikitpun. Karna jujur, Nella menyukai itu.
Hingga pada akhirnya, Nella dibaringkan oleh Argis di kasurnya. Argis menarik selimut dan menutup sebagian badan Nella. Nella merasa lebih hangat, tapi hampa. Tidak seperti ketika bersama Argis. Hangat dan terasa penuh.
"Goodnight." ucap Argis lalu mencium kening Nella.
Nella sontak kaget didalam hati, namun tidak membuatnya terbangun. Dia hanya menunjukkan wajah merahnya yang untungnya tidak terlihat oleh Argis.
Argis menekan saklar lampu yang berada di atas kepala Nella. Hingga padamlah penerangan utama kamar menyisakan lampu kecil di atas meja di samping Nella. Lalu ia beranjak ke kamar mandi dan meninggalkan Nella.
"Huuhh...huuhh.... " Nella terduduk dan mengipas-ngipaskan wajahnya dengan tangannya. Dia merasa sesak, wajahnya panas, karena Argis.
Bagaimana tidak, seseorang memperlakukan dirinya dengan sangat lembut, perhatian walau dirinya hanya orang yang baru dikenal.
"OMG...OMG...OMG...." ucap pelan Nella yang sebenarnya berteriak namun dalam nada kecil.
Nella menghempaskan tubuhnya di atas kasur, lalu menutup seluruh wajahnya dengan selimut sembari tertawa malu. Layaknya seorang anak menengah pertama yang tengah dimabuk cinta.
Kkkrrriieett....
Ketika pintu kamar mandi terbuka, Nella dengan cepat memposisikan dirinya berbaring menghadap ke arah lampu, dan menutup badannya dengan selimut. Kembali berpura-pura tidur.
Argis berjalan menuju kasurnya. Kasurnya berbunyi ketika Argis menduduki ujung kasurnya. Lalu terasa semakin menurun ketika Argis mulai membaringkan seluruh tubuhnya.
Degupan jantung Nella berdetak sangat kencang. Bak orang yang sudah berlari berkilo-kilo meter ketika Argis menarik pelan selimut Nella untuk menyelimuti tubuhnya. Nella merasakan hembusan angin dilehernya yang membuat desiran jantung seakaan ingin meloncat.
Argis mengulurkan tangan kirinya menjangkau tali yang menggantung dilampu tidur itu, dan menumpukan badannya pada tangan kirinya yang kini berada diujung sofa tepat berada didepan wajah Nella.
Nella menutup mulutnya, seolah dirinya akan berteriak. Dia menatap tangan itu tak bergerak. Hingga tangan kiri Argis menarik tali yang menggantung di lampu, lalu matilah penerang satunya.
Argis menjauh dari tubuh Nella yang mulai berkeringat. Ketika lengannya bersentuhan dengan kening Nella, Argis langsung menyentuh lagi wajah Nella yang basah akan keringat.
"Dia kepanasan ya? Padahal tadi kedinginan." Argis beranjak mengambil sebuah remot kecil di nakasnya lalu menekan remot itu hingga menciptakan bunyi. Bertiuplah angin dingin dari pendingin ruangan yang cukup menyejukkan mereka.
Argis membuka kaosnya,dan kembali berbaring di atas kasurnya.
Mereka pun tertidur,walau Nella agak lama tidurnya karna gangguan hatinya tersebut.
********
Argis mengucek matanya ketika mendengar suara berisik dari arah dapur. Ada suara air yang mengalir, dentuman keras dari piring-piring yang bersentuhan, dan lainnya yang pasti sudah merusak tidur Argis.
Ketika dia berbalik, dilihatnya orang yang telah tidur seranjangnya itu sudah tidak ada. Berarti pembuat keributan itu adalah Nella.
"Baby my...heart...we loving you...till,were seventy...." Nella berteriak sambil menyanyikan lagu dari Ed sheeran yang berjudul Thinking out loud tersebut.
"Ah...masih pagi tapi dia sudah berisik seperti itu." Argis mengambil bantal untuk menutup telinganya dari kegaduhan berpadu teriakan lengking dari Nella.
"..HOOW...PEOPLE FALLING LOVE WITH MISTERIOUS WAY...."
"Ahhkkk...." sungguh saat itu adalah saat paling mengesalkan yang pernah ada. Nella seakan berteriak kepada Argis agar Argis bangun.
Argis terduduk dengan wajah yang... yaah... tidak menyeramkan sama sekali....
Dia berjalan menuruni anak tangga, hanya dengan celana boxernya, memperlihatkan badan sedikit berotot tersebut.
"So honey now...take me into you loving arms...kiss me..." Nella berhenti ketika mengucapkan kata 'kiss me' tersebut.
Argis yang berjalan ke arah Nella berpikir Nella berhenti karna mengetahui keberadaannya.
Nella berjalan ke arah kulkas, membuka pintunya, dan membungkuk mengambil beberapa barang disana.
Argis yang kepo, berdiri di belakang Nella memperhatikan Nella dengan wajah leceknya itu.
Setelah mengambilnya, Nella berdiri menutup pintu dan berbalik.
"AAAHHHH...." teriaknya menjatuhkan barang tersebut.
"Hey, bisakah kau berhenti melakukan itu?" ucap Argis yang kaget karna teriakan Nella.
"Ma-maaf, aku kaget melihatmu disini." ucapnya berlutut dan mengutip barang-barang itu.
Argis berjalan ke wastafel dan mencuci wajahnya, lalu mengikat rambutnya dengan karet biasa.
"Kenapa kamu cepat bangun?" tanya Nella polos sambil mendekat ke arah Argis agar bergantian memakai wastafel.
"Kalau saja suaramu tidak sebesar itu, aku mungkin akan bangun lebih siang lagi."
"Ka-kamu dengar suara aku?" Nella malu akan kelakuannya sendiri, lalu dia menghadap ke arah keran air yang mengalirkan air dari situ.
"Suaramu itu terlalu besar Key...."
"Hey...." Nella mematikan keran air tersebut.
"Apa?"
"Kenapa kamu selalu memanggilku dengan sebutan Key? Kenapa tidak Nella?"
"Aku memanggil sesuai namamu kan? Apa salah?"
"Berhentilah menyebut itu, aku tidak terlalu suka."
"Tapi...."
Nella beranjak dari dapur menuju kamar, entah apa yang membuatnya berubah seketika. Yang intinya Argis tidak bisa melanjutkan tidurnya lagi.
♡♡♡♡♡♡♡♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Say Don't Let Me Go[END]
RomansaLiburan ke Italia jadi hancur karna pengkhianatan yang diterima Nella,namun jadi lebih bahagia karna kehadiran seorang pelukis jalanan yang jatuh hati padanya.