♡♡♡♡♡♡♡♡
-I know there are some things we need to talk about.-Nella berdiri di belakang jendela kamar Argis sambil memegang ponselnya. Entah apa yang dipikirkannya, pastinya tidak bagus hingga sekarang pipinya basah akan air mata yang terus berjatuhan.
'Apa aku jahat tidak mengakui perasaanku? Dia sudah punya calon istri, apakah pantas aku mengaku kalau aku suka padanya?'
Bugh...
Nella terduduk, dan menangkup wajahnya dengan kedua tangan dan menumpahkan apa yang ditahannya sedari tadi. Dia menangis, melampiaskan perasaan yang takkan mungkin bisa ia ungkapkan.
********
Kltak...kltak...kltak...
Sepotong demi sepotong sayuran berceceran tak beraturan setelah dipisahkan dari bagian yang lain oleh Argis.
Semenjak kepergian Clarie beberapa menit yang lalu, Nella pergi kekamar tanpa berbicara sepatah katapun pada Argis.
Argis memotong dengan hati yang cukup hancur ketika mendengar kata yang keluar dari mulut Nella sendiri bahwa dia tidak memiliki rasa apapun pada Argis.
"Aarrghh..." teriak Argis ketika pisau yang dipegangnya menggilas ujung jari dan menciptakan sensasi perih.
"Shit!!" makinya dan mencampakkan pisau itu kesembarang arah, tanpa sengaja menjatuhkan gelas yang terletak disekitaran situ.
Craangg...
"Eh ada apa?" Nella terlonjak ketika mendengar suara pecahan kaca dari bawah. Dengan cepat dia menghapus air matanya dan berlari menyusul Argis karna takut terjadi apa-apa dengan Argis.
Tap...tap...tap...
"Ada apa Argis? Apa kau baik-baik saja? Ya ampun, kenapa ini bisa pecah?" Nella melontarkan segala pertanyaan ketika dirinya berhadapan dengan punggung Argis dan pecahan kaca yang tidak jauh dengan Argis.
"Argis, jawab aku, ada apa? Jangan diam saja." tanya Nella namun sama sekali tidak dijawab Argis.
Argis memegang sisi meja dan terdiam disana. Tidak menunggu lama, Nella langsung mengutip pecahan kaca tadi.
"Jangan sentuh." akhirnya Argis bicara walau tidak berbalik.
"Kalau tidak kusentuh siapa yang akan..."
"Aku bilang jangan sentuh." tukas Argis dengan nada yang masih datar.
"Ah, terserahmu." ucap Nella berdiri dan mundur beberapa langkah dan diam disitu.
Argis segera memutar tubuhnya tanpa menatap Nella yang berdiri disana. Lalu dia menyusun pecahan yang besar, menumpuk semua dan mengangkat kaca itu dengan tangannya.
"He-hey, apa kamu gila Argis?" Nella kaget dan mencoba menghentikan Argis dengan mengambil sapu.
"Tunggu Argis, jangan bertindak bodoh, jangan lukai dirimu sendiri, tunggu..." ucap Nella berlari kecil mengambil sapu.
Argis tidak memperdulikan itu, dia menyapu beling-beling itu dengan tangannya sendiri dan mengangkat semuanya, dia memijak apa yang ada disitu tanpa berhati-hati.
"Argis!!! Apa yang kau lakukan? Ka-kau sudah gila?" Nella berlari mendekati Argis dan mengecek tangannya yang kini sudah penuh bercak darah.
"Jangan disini Nella, kau bisa terluka." ucap Argis datar menyingkirkan Nella dari hadapannya.
"Nggak Gis, kamu melukai diri sendiri kalau begitu." Nella berusaha menyapu beling yang tersisa.
"Ini hanya kaca, ini tidak akan menyakitiku." Argis kembali jongkok dan menyapu beling dengan tangannya lagi.
"A-Argis, aku mohon..." kini suara lirih Nella memberhentikan pekerjaan Argis.
"He-hey, ada apa? Kenapa kamu nangis?"
"Jangan sentuh aku Argis."
Nella menjatuhkan sapunya dan berjalan ke arah kamar. Argis langsung mencuci tangannya yang kini berdarah dan mengejar Nella.
Belum sempat Nella duduk, Argis terlebih dahulu menariknya dan membuat Nella berhadapan dengan Argis.
"What's wrong?" tanya Argis dengan nada pelan.
"Lepas." Nella berusaha melepaskan cengkraman tangan Argis yang mendekap lengannya.
"No!!" bentak Argis.
Argis mencengkram Nella lebih kuat dan menatapnya lekat. Nella kembali menangis namun dia terdiam, hanya air matanya yang mengalir.
"Nell, tell me if i am wrong. Maaf tadi aku membentakmu."
Nella melepaskan cengkraman Argis yang mulai melemah dan menghapus air mata yang sudah membasahi setengah dari wajahnya itu.
"Aku gak suka liat kamu aku terluka." lirih Nella.
"Apa ada sesuatu yang ingin kamu bilang Nell?" tanya Argis pelan.
"Ah, aku sepertinya akan pulang ke rumah Nia, jadi ..."
"Apa? Tidak, kamu gak boleh pergi secepat ini Nell." ucap Argis yang sedikit gelagapan karna panik.
"Nggak Argis, aku udah lama memberatkanmu. Terimakasih atas semuanya ya." Nella tersenyum dan berlalu meninggalkan Argis dan berjalan kekamar mandi.
Argis menarik tangan Nella dan mendorongnya ke dinding.
"Kamu sudah berjanji tidak akan meninggalkanku Nella, apa kamu lupa?" ucap Argis dengan mata yang berkaca-kaca.
"Soal baju..."
"Bukan, bukan, bukan Nella..." Argis mulai lirih dan menunduk.
"Aku mohon, jangan tinggalkan aku Nell, please don't." ucap Argis lagi memegang pundak Nella.
"Hey, aku bukan siapa-siapamu Argis, aku tidak pantas tinggal berlama-lama disini, dan kamu gak pantas tahan aku disini."
"Bukan siapa-siapa?" Argis menjatuhkan bulir air matanya untuk pertama kali dihadapan seorang wanita.
♡♡♡♡♡♡♡♡
![](https://img.wattpad.com/cover/161849783-288-k64965.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Say Don't Let Me Go[END]
RomanceLiburan ke Italia jadi hancur karna pengkhianatan yang diterima Nella,namun jadi lebih bahagia karna kehadiran seorang pelukis jalanan yang jatuh hati padanya.