Tok! Tok! Tok!
" Assalamualaikum "
" Wa Alaikumus salam, bentar " Ujar Nita yang saat itu tengah belajar bersama denganku dan Teh Nani yang sejak pagi sudah stay di kamarku ikut belajar, atau tepatnya mengajar kami berdua?
CEKLEK! Pintu kamar dibuka.
" Cari siapa ya? " Tanya Nita begitu pintu di buka.
Kulihat sekilas orang yang bertamu ke kamar kami bukan anak angkatan kami, dan sepertinya aku pun kenal.
" Aa.. anu, apa bener ini kamarnya Kak Fitri.. saya mau ketemu Kak Fitri " Ujar nya.
" Fitri? Fit! Ini ada yang cari elo " Ujar Nita sembari geser dari posisi berdirinya hingga aku dan Teh Nani melihat si tamu.
" Loh Chusnul, sini masuk " Ujar ku begitu lihat jelas yang didepan pintu kamar ternyata adalah Chusnul.
" Kamu kenal si unun, Fit? " Tanya Teh Nani heran melihatku tiba-tiba akrab dengan adik kelas.
" Ya, sempet kenalan minggu lalu di jemuran. Sini Chusnul duduk " Ujar ku lalu mempersilahkan Chusnul duduk.
" Maaf, aku ganggu ya? " Tanya Chusnul.
Teh Nani kulihat menatap Chusnul terus, dan Chusnul terlihat acuh tak acuh dan tetap mengajakku bicara.
" Ngga juga sih, memang Chusnul ada perlu apa? " Tanya ku sopan, mengingat anak ini tipikal anak yang agak caper dan ngga bisa dikasarin.
" Kamu udah liat kan kami lagi belajar, harusnya kamu sudah faham kalau anak kelas 12 itu butuh waktu lebih banyak untuk belajar " Ujar Teh Nani membuat ku agak terkejut, dia ngga biasanya ketus sekali sama orang lain, terutama orang yang baru saja kita kenal. Ku tebak kali ini kedua orang itu saling kenal.
" Saya ngga nanya sama situ ya " Ujar Chusnul ga kalah ketus, aku dan Nita lantas hanya saling tatap tidak mengerti kenapa dua orang ini seperti musuh bebuyutan.
" Ngh.. Chusnul mau minum Cola ngga? Kak Nita punya nih dibawain Ibu kemarin, yuk kita minum sama-sama " Ujar Nita mencoba mencairkan suasana.
" Ngga Kak, makasih. Saya kurang suka cola " Ujar Chusnul membuat Nita hampir Ter pancing emosinya. Ku nilai memang kurang sopan cara menolaknya
" Kalau gitu kita ngobrol bentar di luar yu, aku permisi keluar dulu kalo gitu Teh, Nit " Ujar ku langsung mengajak Chusnul keluar kamar, seketika Chusnul mengekor di belakang ku keluar kemar.
" Makasih kak udah luangin waktunya " Begitu kami berdua duduk di salah satu sudut lorong gedung.
" Gapapa, tapi ngomong-ngomong kamu memang kenal Teh Nani ya? Ko sepertinya hubungan kamu sama dia kurang baik " Ujar ku mencoba mencari tau versi Chusnul.
" Kakak inget ga ART rese nya Mamih aku yang pernah ku ceritain? ART itu punya anak dan di sekolahkan di pondok ini sama Papah aku, dan anaknya itu si Nani itu, Kak! " Jawab Chusnul membuatku terkejut.
" Waduh, bisa runyam ini. Ternyata Chusnul ini anaknya yang kasih Teh Nani biaya, tapi ko Teh Nani ketus gitu ya. . Keren emang tu orang, anak boss aja di libas kalo sekiranya ga cocok " Batinku.
" Oh begitu. . Kamu juga inget kan Kakak pernah cerita punya sahabat yang selalu dukung kakak, dan selalu ada saat kakak drop. Salah satunya ya Teh Nani itu Chusnul " Ujar ku membuat Chusnul seperti malu sudah menjelekkan Teh Nani di depan ku.
" Masa sih Kak, dia orangnya? " Tanya Chusnul memastikan.
" Iya, temen pertama aku. Sekaligus sudah aku anggap seperti Kakak aku, dia ga pernah ga naungin dan ngertiin aku " Ujar Ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Story of A Boarding School Student [Completed,EDITED]
Teen FictionMohon FOLLOW dahulu sebelum membaca 😊 Ini kisah para murid ponpes, tepatnya kisah mereka dalam memperjuangkan cita-cita nya. Tidak mudah beradaptasi dengan banyak karakter, tidak mudah mengikuti ketatnya peraturan Asrama, dan tidak mudah mengikut p...