Separation Part.2

24 9 3
                                    


Malam itu saat halaman Asrama Putri sudah sunyi, perapian sudah habis dan seluruh Santriwati sudah kembali ke kamarnya masing-masing. Nita dan Fitri lantas masih duduk berdua di salah satu lorong dekat halaman.

" Lo sama Pak Zay beneran mau udahan Nit? " Tanya Fitri untuk ke dua kalinya.

Fitri lantas tidak melanjutkan kalimat ketiganya begitu melihat Nita memainkan jemarinya, Ia menilai Nita mulai tidak nyaman atau sedang mengumpulkan keberanian untuk bercerita padanya.

" Sori gue ga langsung jawab Fit.. " Ucapnya.

Fitri pun akhirnya faham dan lebih memilih diam sejenak, dan tetap menemani Nita disana. Keduanya hanya berdiam diri tanpa berkata apapun selama beberapa saat.

" Pas gue dirumah, Bokap gue sempet bilang kalau Mas Zay mau silaturahmi kerumah Fit " Ujar Nita akhirnya buka suara.

Fitri pun mulai pasang wajah, menatap lawan bicaranya.

" Hati gue yang awalnya mantap udahin Ta'aruf gue sama dia seketika jadi ragu, jadi bimbang.. entah kenapa.. " Ujar Nita lagi. " Dan.. lo tau ga? Orang yang dulu sempet pernah ada hubungan sama gue saat SMP tiba-tiba hubungin gue via telfon pas banget se udah Bokap gue bahas Mas Zay di meja makan. Dia ternyata rencana kuliah di Universitas yang sama ama gue, ga tau ya Fit ko gue ngerasa kebetulan yang terjadi kaya udah di rancang rapih gitu. Gue jadi tambah ga karuan "

Fitri tetap diam dan menyimak arah pembicaraan Nita, Fitri banyak belajar selama jadi tong sampah teman-teman nya dia belajar terkadang orang cerita padanya hanya karna ingin di dengarkan dahulu, bukan langsung di nilai apalagi di hakimi.

" Fit, menurut lo gimana? " Tanya Nita akhirnya, meminta pendapat.

Fitri terdiam, dia berfikir sejenak.

" Gue bingung juga ya karna posisi seperti ini gue belum pernah ngalamin Nit, kalau dari cerita lo kalau boleh gue kasih masukan ya. Kan awal nya lo bilang hati lo bimbang saat lo tau Mas Zay masih ada keinginan untuk nemuin lo dan keluarga, jadi gue rasa di dalam hati kecil lo, lo masih ada keinginan untuk meneruskan niat awal kalian. Menikah.. " Ujar Fitri. " Dan untuk cerita soal orang yang pernah hadir dalam hidup lo saat lo SMP, jujur aja gue belum tau ceritanya Nit. Mungkin lo pernah cerita tapi bukan sama gue " Ujar Fitri.

" Iya, soal cerita itu gue emang belum cerita sama elo. Tapi sama Anna dulu pas kelas sepuluh "

" Ya jadi intinya apa yang bikin hati lo ingin berhenti ta'aruf sama Mas Zay, dan yang bikin sisi dari hati lo masih ingin itu karna apa? Coba di pikirin baik-baik, bila perlu lo istiqorohin ulang rencana lo kedepannya. Karna sebaik-baiknya keputusan yang kita ambil itu harus bener-bener melibatkan Allah.. Pasti nanti barokah Nit, gue yakin " Ujar Fitri.

Fitri melihat Nita tertunduk, wajahnya serius menyerap setiap perkataan Fitri.

" Gue.. jujur gue ga suka sama sifat Mas Zay yang terkadang terlalu ikut campur sama urusan gue, terutama cara dia yang agak memaksa gue untuk serius belajar dan ngejar gelar MT, seolah gue wajib jadi Mubalighot sebelum di per istri dia Fit.. " Ujar Nita, wajahnya terlihat kesal menceritakan ketidaksukaan nya di atur-atur masalah itu.

Fitri yang sudah faham kelebihan dan kekurangan Nita faham betul kenapa Nita begitu tidak suka sampai nekat langsung menyudahi Ta'arufnya dengan Pak Zay. Nita tipikal orang yang tidak bisa langsung di suruh ini dan itu, harus ada sedikit bicara ngalor ngidul dulu kata orang sunda mah, biar hatinya melunak dan bisa faham maksud dari ucapan kita.

" Boleh gue nanya? " Tanya Fitri.

" Nanya apa? Kaya ama orang baru ketemu aja pake izin segala Fit..Fit.. " Canda Nita.

The Story of A Boarding School Student [Completed,EDITED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang