Mendekati kenaikan kelas, Aku seperti berpacu dengan waktu.
Stress rasanya saat Aku mulai masuk tahap Saringan bersama Teh Nani dan Gina yang satu angkatan dengan Ku.Dan sudah satu minggu ini kami sementara satu bulan pindah ke kamar khusus peserta Kelas Saringan, dan satu kamar itu tidak hanya dihuni oleh santri pelajar SMA saja seperti kami, ada dari jalur Non Pelajar, juga ada Jalur santri tingkat SMP.
Seperti biasa, sekitar jam 8 pagi kami mulai persiapan berangkat ke Dapur Tamu untuk bantu-bantu di sana. Karna kami dari berbagai jalur, kami semua masih saja belum terbiasa dengan sifat teman-teman sekamar kami. Seperti pagi ini...
" Aini! Ayo cepetan. Udah mau jam 8 nih, nanti di omelin Ibu Dapur Tamu lagi loh! " Triak Misha, Anak Saringan dari golongan Santri Non pelajar.
Misha, Aini, dan Ismi adalah Santriwati non pelajar yang satu angkatan di kelas Saringan dengan kami. Dan Misha kebetulan terpilih menjadi ketua saringan angkatan kami.
" Biasa aja kali, belagu bener " Gerutu Karin, salah satu peserta Saringan dari Pelajar SMP.
" Heh, kamu! Ngomong apa tadi?! " Sungut Misha pada Karin.
" Mba itu berisik banget, atur mah atur aja. Ga usah treak-treak, pengang kuping saya! " Balas Karin ga kalah.
" Hei, udah udah . . Kalian kalau ribut mulu, kita semua bisa di tambah nih kerjaannya! " Ujar Ku sebagai wakil Misha mencoba menengahi.
" Iya Mba.. " Ujar Karin malas malasan.
" Tolong ya, kalian jangan buat saya tambah puyeng. Mba Fitri juga tolong dong bantu saya atur anak-anak, jangan sibuk sama golongannya aja " Cerocos Misha, membuat ku agak tersinggung.
Golongan katanya? Pikirku agak terusik dengan perkataan terakhirnya.
" Mba Misha, setelah Tugas di Dapur Tamu. Saya mau bicara berdua aja, bisa? " Tanya Ku.
Misha seperti mengerti maksud ku lalu terdiam sambil menatapku, Aku yang memang paling ga suka sindir menyindir lantas membalas tatapan Misha dengan tegas.
" Bicara ma sekarang aja sekalian udah ribut nih " Ujar Misha seperti kulihat agak takut dengan ajakanku.
" Ngga bisa Mba, saya ada perlu nya sama Mba Misha. Kalau sekarang nanti Anak saringan yang lain dengar " Ujar ku " kalau gitu sekarang yu kita pergi, nanti telat"
Kami pun berangkat ke dapur untuk tamu, dan mulai bekerja membantu mulai dari memasak, cuci piring, sampai bebersih ruangan makan tamu.
Aku yang kebetulan bagian masak bersama Karin dan Aini lantas mendengar keduanya sedang menggunjing Misha.
" Kamu denger ga sih tadi? Si Misha udik ngomong nya sok Bos banget tau, saya ga suka sama dia dari jaman jadi anak baru. Pa lagi setelah dia diangkat jadi ketua Pengurus Kebersihan, Masya Allah itu belagunya nambah nambah " Ujar Aini.
" Iya Mba, Aku pernah lihat dia ngomelin anak PK (Pengurus Kebersihan) di omelin hanya karna ga taruh barang tepat waktu. Aneh banget ya, dia ma enak-enak ngatur orang lain tapi dia ma mau enaknya aja " Tambah Karin.
" Mba Fitri.. juga sebagai wakil harus nya ingatkan tuh si Misha, masa iya tiap kerja di dapur pengennya bagian bebersih ruangan doang bareng si Ismi mulu, mentang-mentang satu kepengurusan.. lah kita-kita mah yang berat-berat! " Ujar Aini mulai mengompori Aku.
" Iya tuh, Mba Aini bener. Kalau Mba Fitri sebagai wakil ga bisa tegas ingetin si Mba Misha, kita semua ga nyaman di Camp Saringan Mba.. " Tambah Karin.
Aku menatap keduanya sambil berfikir, Aku sempat agak emosi memang saat Misha berbicara itu gayanya dan apa yang di bahas itu ga sesuai sama poko permasalahan nya. Tapi Aku pun harus obyektif karna mau gimana juga Aku wakil ketua Saringan bulan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Story of A Boarding School Student [Completed,EDITED]
Novela JuvenilMohon FOLLOW dahulu sebelum membaca 😊 Ini kisah para murid ponpes, tepatnya kisah mereka dalam memperjuangkan cita-cita nya. Tidak mudah beradaptasi dengan banyak karakter, tidak mudah mengikuti ketatnya peraturan Asrama, dan tidak mudah mengikut p...