Kediaman Fitri. .
" Nak.. tolong bantu ummi ini tungguin toko, jangan di kamar terus " Ucap Ummi untuk kedua kalinya, Fitri memang akhir-akhir ini sedang sering mengurung diri kamar. Entah karna penyakit malasnya melanda atau gimana? Tapi semenjak pulang dari Pondok 3 bulan lalu, kini Fitri baru disibukkan dengan urusan Toko milik Ibunya.
Awalnya Kiayi Tatang yang meminta Fitri membantu mengajar TPQ tiba-tiba harus tertunda karna Guru disana yang awalnya hendak berhenti jadi tertunda karna sesuatu yang Fitri sendiri kurang faham.
" Ya Mi.. Fitri keluar " Sahut Fitri langsung mengenakan hijab instannya.
" Ummi faham kamu masih pingin males-malesan, tapi ini sudah lewat tiga bulan loh.. sambil nunggu panggilan dari Kiayi Tatang, kamu bisa sambil jalanin Toko ini. Kan kamu sendiri yang niat nya begitu, ga mau kuliah, ga mau kerja diluar, mau wirausaha aja. Ya ini bantu umi urus semuanya " Ujar Ummi begitu aku duduk di salah satu bangku tamu yang memang langsung menghadap dengan pintu munuju toko kami.
" Ya Mi, maafin Fitri. Ga tau Fitri jadi males ngapa-ngapain ya.. " Ujar Fitri sembari terus memainkan ujung hijabnya.
" Ga boleh loh menganggurkan diri seperti ini.. kamu sudah harus cari kegiatan, biar Kiayi Tatang belum manggil kamu. Kan bisa kamu urus Toko dulu sementara.. " Ujar Ummi memberi nasihat.
" Ya Mi.. "
Melihat Putri bungsunya manyun, Ummi pun akhirnya tersenyum sembari mengusap-usap kepala Fitri dengan sayang.
" Ummi memang ngga pernah maksa Fitri buat kuliah atau cari kerja di luar, tapi ummi ingin anak ummi punya kegiatan yang positif dan bisa mengembangkan bakatnya.. jangan sampai karna ummi ngga maksa Fitri ini dan itu, lantas Fitri jadi terlampau santai begini, nanti lama-lama jadi pemalas loh.. perempuan umuran Fitri harus mulai rajin dan cekatan, biar nanti pas rumah tangga ngga kaget. . " Ujar Ummi terus membelai sayang kepala Fitri.
Mendengar Orang tua satu-satunya tersebut bicara demikian, Fitri pun lantas memeluk Ummi nya. Fitri menghirup aroma Ummi dengan sekuat-kuatnya. Aah, harum seorang ibu memang beda...
" Ya Mi, insya allah Fitri fahan "
" Yasudah kalau begitu, Ummi mau ke kamar dulu. Istirahat siang, kamu tungguin sambil beresin barang yang belum sempet ummi beresin ya di Toko.. "
" Ya Mi, siap.. "
*******
Sore nya, setelah selesai beberapa pelanggan datang. Fitri pun kembali duduk menghadap tv yang saat itu tengah mati, Ia tidak berniat menonton tv. Mata nya kini tertuju ke ponsel merk Nokia zaman Ia SMP dulu, Fitri tau posisi Ia belum menghasilkan dan tidak terlalu butuh handphone yang canggih-canggih lantas sekarang memakai handphone bekas Ummi.
Setelah mencari sebuah nama di kontak Hp, Fitri pun menempelkan Hp nya di telinga kanan nya.
Tut.....Tut.....
" Ya, Assalamualaikum.. " Ujar seseorang di sebrang sana.
" Wa Alaikumus salam Nita.... " Ujar Fitri yang ternyata menelfon Nita.
" Oh elo Fit...! Kemana aja! Gue tungguin lo nelfon, malah kaga nelfon-nelfon.. Ga kangen apa ama gue? " Tanya Nita dengan gaya khas nya.
" Hahaha.. Iya gue kangen nih di bawelin elo, sayang mau ngobrol aja sekarang terbentur pulsa " Ujar Fitri tertawa.
" Ah elo... Aturan mah sms aja, nanti gue yang telfon.. betewe gimana nih? Udah sibuk ngajar belum? "
" Belum nih, gue jadi pengangguran total..haha " Ujar Fitri tertawa
KAMU SEDANG MEMBACA
The Story of A Boarding School Student [Completed,EDITED]
Teen FictionMohon FOLLOW dahulu sebelum membaca 😊 Ini kisah para murid ponpes, tepatnya kisah mereka dalam memperjuangkan cita-cita nya. Tidak mudah beradaptasi dengan banyak karakter, tidak mudah mengikuti ketatnya peraturan Asrama, dan tidak mudah mengikut p...