Separation Part.1

16 9 7
                                    

Selesai Ujian Nasional, Ujian Sekolah, serta Ujian Praktik. Fitri dan sebagian teman-temannya yang lain lalu mengikuti kegiatan pondok berupa Asrama Hadits, semua ikut kecuali Nita.

Sejak kejadian batalnya Ta'aruf nya bersama Pak Zay, Nita lantas memilih pulang ke rumah lebih dulu dan berniat kembali ke pondok setelah tanggal pengumuman kelulusan.

Nita ada rencana lain setelah ini, sudah dua hari selama di rumah dia mulai serius belajar untuk ikut tes masuk perguruan tinggi di daerah yang sama dengan Pondok Pesantren nya. Bukan apa-apa, kedua orang tua nya meminta Nita untuk kuliah di kota yang sama agar keseharian Nita bisa lebih terjaga, mengingat keluarga Ibunya lumayan banyak yang berdomisili disana.

" Nita.. Nak, makan malam dulu yu " Ajak Ibu nya sembari mengetuk pintu kamar Nita.

" Ya Bu, sebentar Nita turun ya "

" Iya sayang.. "

Selesai membereskan beberapa buku nya, Nita lalu keluar kamar dan turun ke ruang makan untuk makan bersama keluarga.

" Gimana nak progres belajar mu? " Tanya Ayahnya Nita.

" Alhamdulillah baik pah, Insya Allah Nita mampu.. " Jawab Nita sembari menuangkan nasi beserta lauknya.

" Nita, Ayah mungkin ngga pantas bertanya begini. Tapi Ayah tetap harus menanyakan hal ini ke kamu, perihal hubungan kamu dengan Zay gimana? Beberapa hari yang lalu Zay telfon Ayah dan bilang ingin ke rumah " Ujar Ayah membuat kegiatan makan Nita terhenti saat itu.

" Yah.. " Ujar Ibu Nita pelan, memperingati Ayahnya agar hal itu tidak di bicarakan lebih jauh.

" Nita sedang ngga ingin bicarakan hal di luar rencana Nita Ayah.. maaf " Ujar Nita lalu lanjut kembali makan.

" Tuh kan.. apa Ibu bilang.. udah jangan di terusin lagi ah " Ujar Ibu Nita pelan.

Ayah Nita yang mengerti lantas melanjutkan kembali makannya.

" Yusuf kemana ya, tu anak kalau sudah megang hape pasti lupa waktu deh " Grutu Ibu pada adik Nita yang sejak tadi tidak turun juga untuk bergabung makan.

" Biar Nita yang panggil Bu, Nita sudah selesai makannya.. " Ujar Nita lalu bangun dari duduknya membawa piring makan yang belum bersih sepenuhnya.

Seperginya Nita lalu Ibu menyenggol halus lengan Ayah. Ibu pasang wajah kesal melihat Ayahnya masih saja membahas Zay ke Nita yang terlihat masih belum bisa move on.

" Apa sih Bu.. " Ujar Ayah Nita.

" Itu loh kamu ngga peka banget sama anak sendiri.. kan Ibu sudah kasih tau kalau permintaan Zay lebih baik di tolak aja halus, ga perlu Ayah malah sampaikan ke Nita nya. Liat kan reaksi dia tadi? " Omel Ibu mengingat wajah Nita langsung sedih begitu Ayahnya bahas Zay yang ingin silaturahim kerumahnya.

" Ayah ngga yakin kalau Nita sungguh-sungguh ingin menyudahi niat awalnya. Ayah juga lihat Zay sungguhan ingin serius dengan Nita, terlepas sebetulnya Nita ada ga cocok apa sama Zay ya sampai dia mutusin hal yang menjadi keinginannya.. " Ujar Ayah.

" Ya mangkanya kita biarin dulu aja, karna toh dia sepertinya lebih condong untuk kuliah ketimbang jadi istri orang. Kita doakan saja yang terbaik untuk Nita " Ujar Ibu.

" Yah.. kamu ada benarnya.. "

*****

Sementara itu Nita yang ternyata tidak jadi ke kamar adiknya lantas langsung saja ke kamarnya dan menghambur ke kasurnya serta mengubur wajahnya ke bantalnya, dia menangis ternyata. Teringat betapa bodohnya kemarin-kemarin dia membuat keputuaan itu dan sekarang malah gengsi untuk menerima kembali Zay yang ingin mengunjungi nya.

The Story of A Boarding School Student [Completed,EDITED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang