"maaf" kata pluem setelah tangisnya mereda. dia sendiri tidak tahu kenapa bisa dengan mudah menangis di hadapan chimon
"nggak masalah" jawab chimon tersenyum manis
"kamu akan menggunakan ini sebagai bahan blackmail buat ku kan" pluem menatap chimon datar
"apa maksut kakak?"
"berhenti tersenyum, salah besar kalau kamu berpikir kamu bisa menipuku dengan senyum mu itu"
senyum perlahan menghilang dari wajah chimon. dengan ekspresi masa bodoh, chimon mengangkat bahu menanggapi kalimat pluem
"selain temanku, baru kakak yang nggak tertipu. gosip mengenai kakak di kampus ternyata benar ya"
"gosip yang mana?"
"mata kakak tajam, susah dikelabuhi"
"kamu nggak ada niat jadi hazer?"
"hah?"
"matamu cukup bagus" pluem melanjutkan saat chimon hanya menatapnya "tapi sifatmu nggak, perbaiki dulu baru kamu bisa jadi hazer"
"siapa juga yang mau jadi hazer" chimon berdecak kesal sembari berdiri dan melemaskan bahunya yang sedikit pegal.
pluem ikut berdiri, namun saat menggunakan kaki kirinya sebagai tumpuan, rasa nyeri di lututnya kembali datang, membuat pluem kehilangan keseimbangan
chimon yang berdiri di sebelah pluem reflek mengulurkan kedua tangan nya untuk menahan tubuh pluem agar tidak jatuh. pluem yang juga reflek mengulurkan tangan untuk berpegangan pada benda terdekat, berakhir dengan menyambar bahu chimon. membuat posisi mereka menjadi berpelukan
selama beberapa detik mata pluem dan chimon sempat bertemu.
"hati hati kak" kata chimon membantu pluem bersandar pada dinding di belakangnya.
dengan melompat satu kaki pluem akhirnya melepaskan lengannya yang melingkar di bahu chimon untuk berpegangan pada dinding. mendesis menahan sakit, pluem sedikit membungkuk untuk menekan lututnya. chimon hanya berdiri diam memperhatikan pluem yang sedang mengatur nafas.
"kaki kakak kenapa?" tanya chimon saat melihat nafas pluem sudah sedikit teratur, tanda bahwa rasa sakit pada lututnya agak mereda.
"nggak papa" jawab pluem tanpa menatap chimon
"perlu bantuan? sebentar lagi shift ku selesai, aku tinggal di dorm yang sama dengan kakak, kalau kakak mau menunggu..."
"thanks" sela pluem "tapi tidak perlu. aku bisa pulang sendiri"
seolah hendak membuktikan kalimatnya, pluem meminta barang barang nya yang masih di bawa oleh chimon dan berjalan perlahan sembari berpegangan pada dinding.
chimon masih berdiri diam di tempatnya, mengamati pluem yang pergi dengan sedikit menyeret kaki kirinya. kemudian berbalik pergi.
🏸🏸🏸
pluem memasukkan tabung kecil berisi obat yang baru saja ditelannya ke dalam laci ketika mendengar pintu kamarnya terbuka.
"nih, oleh oleh"
fiat muncul dengan mengacungkan plastik, senyum lebar terukir di wajahnya.
"baru pulang?" pluem menarik kursi belajarnya dan duduk sembari menerima plastik dari tangan fiat.
"iya" fiat duduk di tepi tempat tidur pluem, melihat pakaian pluem yang masih sama dengan saat mereka berpisah tadi sore "kamu juga baru pulang?"
"hmm" guman pluem sembari membuka kotak makanan yang dikeluarkannya dari plastik "ah, kalian tadi makan di fuku?"
![](https://img.wattpad.com/cover/185739405-288-k199322.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
square
Fanfictionpluem have a crush on his bestfriend who already like someone else. Knowing how hard it's feel, as a good friend, he decided to buried his feelings and help his friends to pursue his love. another au short story with pluem.