pluem meletakkan tasnya dan duduk di samping chimon yang tampaknya belum sadar akan kedatangannya. memperhatikan chimon yang masih asyik membaca komik. pluem tersenyum saat melihat judul komik di tangan chimon
"kamu tahu aku main nya badminton kan, bukan tennis?" kata pluem akhirnya memutuskan untuk menarik perhatian chimon
"kak pluem, udah selesai? kok cepet banget?"
"ya, kan kakak nggak mau kamu kelamaan nunggu"
"nggak papa kok kak, ini juga sambil baca"
"bagus ceritanya?"
"hmm, lumayan seru"
"kamu tahu badminton sama tennis beda kan, katanya mau tahu soal badminton, kok malah bacanya komik tennis"
"yah, habis chimon nemu nya ini. lagian salah satu tokoh nya mirip kakak"
"iyakah? mirip apanya?"
"keras kepalanya, tetep maksa main meski tahu bakal nambah parah lukanya"
pluem tertawa pelan, mengambil salah satu jilid komik yang dibaca chimon dan membukanya asal
"nggak lucu kak, kakak ingat kan dokter august bilang apa. bahkan kaki kanan kakak hampir ikut kena imbasnya gara gara dipaksain nanggung beban dobel buat ngurangin yang di kaki kiri, kakak mau dua dua nya luka semua?!"
"iya, maaf" kata pluem
kemarin memang pluem pergi ke rumah sakit untuk kontrol ditemani chimon agar fiat percaya jika mereka benar benar pacaran. hasil pemeriksaan memang sedikit mengkhawatirkan karena pluem mengacuhkan peringatan untuk bermain dari august dan kaki kanan nya mulai menampakkan efek samping sementara kaki kirinya juga tidak bertambah baik.
"nanti malam kalau di ajak kak tay main badminton jangan mau"
"iyaaaaa" seru pluem gemas dengan omelan chimon yang tampaknya sangat mendalami peran "kakak udah bilang sama kak tay break dulu mainnya, banyak tugas kuliah"
sejak seminggu yang lalu, setelah fiat memergoki pluem dan chimon yang makan bersama di kamar pluem yang membatalkan acara perayaan kemenangannya dengan alasan sakit perut, mereka berdua menjadi lebih akrab karena sering bersama.
tepatnya selalu berusaha bersama karena pluem terlanjur mengatakan pada fiat bahwa mereka akhirnya jadian.
- flashback -
"pluem, kubawain makanan, perutmu nggak apa apa kan?" seru fiat yang kemudian membeku saat menyadari pluem tidak sendirian di kamarnya
chimon mengerjapkan matanya beberapa kali sementara pluem yang panik tanpa sadar segera berdiri dan menarik fiat keluar dari kamarnya, menambah keterkejutan chimon yang semakin tidak paham dengan apa yang baru saja terjadi
"itu... kalian..." fiat menunjuk pintu kamar pluem yang tertutup "sejak kapan?!!!!" teriak fiat
"ssttt!!!" pluem menutup mulut fiat dengan tangan nya "jangan teriak teriak"
"ya, kamu nggak cerita nggak apa tahu tahu berduaan di kamar mana tadi pakai pegang pegang bibir nya segala, hayo mau ngapain kamu"
pluem memukul kepala fiat yang menyeringai ke arahnya
"cuma bersihin doang, dia makan nya kayak anak kecil. memangnya kamu sama kak oaujun"
"maksutmu?!"
"kamu udah ciuman kan sama kak oaujun, ngaku aja!!!"
"nggak!! kata siapa" kilah fiat tapi wajahnya yang memerah menunjukkan jelas jika dia berbohong "daripada itu, kok bisa sih kamu sama chimon?!"
"kemarin yang ngasih waktu satu bulan siapa hah?! kalau aku cuma diem aja malah bahaya, ntar kamu ikut ikut malah ribet"
KAMU SEDANG MEMBACA
square
Fanfictionpluem have a crush on his bestfriend who already like someone else. Knowing how hard it's feel, as a good friend, he decided to buried his feelings and help his friends to pursue his love. another au short story with pluem.