"new" panggil tay saat akhirnya pluem sudah dipindahkan ke kamar rawat "sebenarnya pluem kenapa?"
saat itu mereka sudah duduk menyebar di kamar rawat pluem. ibu new yang mengurus segala keperluan admin untuk pluem karena kedua orang tua nya baru bisa sampai besok. dan new mendapat tugas untuk mengawasi pluem. namun beberapa masih bersikeras untuk ikut tinggal setidaknya sampai waktu yang diijinkan oleh rumah sakit.
new memperhatikan beberapa wajah yang masih berada di sana. oaujun, fiat, chimon, frank, drake, first, nanon. sembilan orang termasuk dirinya dan tay. itupun sudah jumlah yang mereka paksakan, karena sebelumnya tidak ada satupun yang mau pergi sebelum di usir pihak rumah sakit.
chimon akhirnya bisa mengusahakan mereka tinggal sampai malam dengan syarat jumlah orang yang menginap tidak lebih dari lima. akhirnya setelah berdiskusi, drake, nanon, first dan chimon akan pulang nanti jam sembilan, diantar oleh oaujun dan tay yang sekalian mengambil pakaian ganti untuk pluem.
"selain aku, tay, drake dan nanon, yang ada di sini mempunyai hubungan cukup dekat dengan pluem, kurasa tidak apa apa jika kamu menceritakannya, terlebih kita semua tahu pasti pluem tidak akan pernah buka mulut"
oaujun berkata saat melihat keraguan pada new untuk menceritakan masalah pribadi mengenai pluem. setelah menimbang, akhirnya new menganggukkan kepala setuju, merasa jika mereka tahu dasar permasalahannya, mereka akan bisa membantu pluem.
"kamu ingin aku dan yang tidak berhubungan dengan pluem keluar?" tanya oaujun pada new
"aku ingin tahu" sela tay keras kepala. dia terlanjur menyukai pluem dan sudah menganggapnya sebagai adik. karena itu jika pluem ada masalah, tay ingin bisa membantunya.
drake dan nanon sudah hendak melangkah keluar mengikuti oaujun ketika new menghentikan mereka
"tapi aku butuh kalian berjanji untuk tidak mengatakan ini pada siapapun, termasuk pada pluem"
setelah mendapat persetujuan dari semua anak, new menghela nafas dan mulai menjelaskan ....
tante, maksutku, ibu pluem menderita ppd, semacam baby blue tapi agak sedikit parah dan itu berlangsung sampai pluem berusia sekitar sepuluh tahunan. orang tua pluem menikah di usia yang masih sangat muda, karena itu mereka belum benar benar siap saat pluem lahir, baik secara finansial maupun mental.
saat pluem tujuh tahun, akhirnya paman yang tidak tahan menghadapi penyakit tante memilih untuk pergi, hanya saja karena kondisi nya saat itu tidak sebaik sekarang dia tidak bisa membawa pluem dengannya, makanya hak asuh jatuh ke tangan tante, meski sakit, tapi ada kakek dan nenek jadi pengadilan menganggap pluem akan aman.
hanya saja sebulan setelah keputusan keluar kakek dan nenek mengalami kecelakaan. sehingga hanya tinggal pluem berdua dengan tante, kami, ibuku dan sodara yang lain, berusaha membantu, tapi bantuan kami pun terbatas karena kami memiliki keluarga masing masing dan ada saat saat di mana ketika tante kambuh hanya ada pluem.
dokter tee yang melihat kemungkinan efek negatif dari situasi tante pada pluem akhirnya menawarkan terapi pada keduanya. karena membesarkan anak sendirian dengan kondisi tante yang seperti itu dapat berpengaruh pada kondisi perkembangan mental pluem. dengan keduanya ikut terapi, dokter tee dapat mengawasi kondisi pluem untuk memastikan dia tidak melenceng. hal yang dikhawatirkan terjadi, sifat pluem berkembang ke arah yang tidak stabil karena dia tumbuh di bawah pengawasan tante yang saat itu juga kurang baik.
kalian pernah dengar kan bagaimana penderita ppd jika kambuh, mereka kadang menangis, bicara negatif dan semacamnya. pluem yang melihat kondisi itu berpikiran jika dia penyebabnya, karena dia ternyata mencari tahu apa itu ppd. ditambah om tidak pernah menghubungi sekalipun sejak mereka bercerai, membuat pluem berfikir dia tidak diinginkan dan dibuang.
KAMU SEDANG MEMBACA
square
Fanfictionpluem have a crush on his bestfriend who already like someone else. Knowing how hard it's feel, as a good friend, he decided to buried his feelings and help his friends to pursue his love. another au short story with pluem.