pluem menendang kaki fiat di bawah meja saat melihat tiga senior nya berjalan ke arah mereka. fiat masih berusaha mengacuhkan usaha pluem dengan membuka buku di hadapannya, berpura pura tidak melihat
berdecak kesal, pluem mengangkat tangannya sembari berseru memanggil
"kak oaujun"
dan ganti mendapat tendangan dari fiat. menahan sakit, pluem tersenyum pada new yang melambai ke arahnya sebelum pergi bersama singto.
"ya?" oaujun berjalan menghampiri mereka setelah berpisah dengan new dan singto
"e, kak new mau ke mana kak?" tanya pluem asal
"oh, ada janji sama tay katanya. entah mau apa. kenapa?"
"er, nggak, nggak papa. tadinya pluem mau minta antarin tapi nggak papa deh, nanti pluem pergi sendiri aja bisa"
"au, mau ku antar?" tanya oaujun menawarkan diri, dia sudah berjanji pada new untuk ikut mengawasi pluem sejak tahun pertama pluem masuk univ.
"nggak repot gitu kak?" pluem berbasa basi, otaknya bekerja keras menyusun sebuah skenario yang bisa di gunakan
"nggak, kuliah kakak sudah selesai kok. mau ke mana? sekarang? atau masih ada kelas lagi habis ini?"
"ke toko olahraga kak, ada yang mau pluem beli. tapi habis ini masih ada satu kelas lagi sih, kakak nunggu nggak papa?"
"nggak masalah, kakak bisa ke perpus, sekalian cari bahan buat tesis. mau beli apa sih?"
"raket kak, semalam waktu main badminton sama kak tay, pluem nggak sengaja ngrusakin raket nya kak tay"
"oh ya udah, nanti kalau kelasmu sudah selesai chat aja"
"maaf kak, ngrepotin" pluem memasang senyum nya dan melirik fiat yang sejak tadi hanya diam mendengarkan "ah, fiat kamu nggak ada kelas kan, temanin kak oaujun dulu ya, ntar ku traktir es krim deh"
fiat memberi pluem tatapan peringatan yang tentu saja di acuhkan
"oiya kak, fiat katanya juga mau cari bahan buat skripsi. kakak bisa sama fiat nunggunya, sekalian bantuin dia"
"oh ya, boleh aja" oaujun tersenyum pada fiat "bahas apa? nanti kakak bantu buat proposal nya"
"e, nggak usah kak, udah setengah jadi kok, tinggal cari teori nya aja buat analisis"
"oh, kakak ada sih buku beberapa teori, mungkin bisa salah satunya kamu pakai"
oaujun duduk di depan pluem dan fiat sembari mengeluarkan catatan nya, bersiap memberi tutor dadakan untuk fiat
"ah, kalau gitu, pliem ke kelas dulu kak, udah hampir jam nih" kata pluem sembari berdiri
"skripsi mu sendiri gimana pluem? beres?"
"beres kak kalau pluem. sudah ya, bye fiat"
pluem mengedipkan sebelah mata pada fiat yang masih menatapnya tidak terima. berlari kecil pluem meninggalkan fiat yang terpaksa mau tidak mau harus berinteraksi dengan oaujun.
"sedang apa kak?"
pluem yang sedikit membungkuk untuk menekan lututnya yang mulai bermasalah karena berlari segera menegakkan badan mendengar suara menyapanya
"oh, kamu. eh, chimon kan?" tanya pluem meski dia sudah tahu siapa nama anak yang berdiri di depannya
"iya, siang kak" chimon memberi salam dengan sopan membuat pliem tertawa karena tahu sikapnya ditujukan untuk menyindirnya
"iya iya, maaf" kata pluem "kemarin kakak cuma bercanda"
"nggak lucu kak, kalau chimon pingsan gara gara kakak suruh lari gimana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
square
Fanfictionpluem have a crush on his bestfriend who already like someone else. Knowing how hard it's feel, as a good friend, he decided to buried his feelings and help his friends to pursue his love. another au short story with pluem.