Kriiiinnnngg..!!! suara alarm berdering keras membangunkannya. Pagi ini adalah hari spesial untuk dia, seorang remaja yang ditugaskan menjadi paskibra disekolah nya mengemban tugas mengibarkan sang merah putih di hari kemerdekaan Republik Indonesia.
Dengan tergesa gesa dia menghabiskan sarapan dan segera berlari keluar rumah. "Rachel..! Mau kemana?" teriak Mamah dari dapur.
"Ke sekolah. Berangkat ya, mah." Rachel langsung mengendarai motor putih kesayangannya dengan cepat. Bogor kali itu sangat ramah dengan bendera merah putih berbaris di sepanjang jalan memeriahkan hari kemerdekaan republik Indonesia.
Setibanya di sekolah Rachel bergegas memasuki barisan bergabung bersama teman paskibra yang lain nya, pengibaran dimulai dan semua berjalan dengan lancar tanpa kendala sedikitpun.
"Tring,.." dering ponsel remaja laki laki yang menjadi bintang lapangan itu berbunyi.
Alya : Aku mau ketemu, di taman belakang.
Begitu singkatnya. Pesan dari sosok pujaan hati. Rachel tersenyum membaca pesan dari kekasihnya itu. Ia segera berjalan keluar kelas.
"Mau kemana, hel?" tanya Rio. Dan disusul tatapan mata Bagas dan Luthfi.
Yang ditanya hanya mengangkat ponselnya dan menuju keluar kelas. "Biasa, nih."
Di taman belakang sekolah, tidak ada seorangpun. Rachel duduk dikursi taman sambil memandangi ponselnya. Dari arah belakang perempuan yang sejak tadi ditunggunya datang. Dengan kepala tertunduk dia duduk di kursi sebelah Rachel yang masih kosong.
"Kenapa? Kok ngajak ketemuan?" dengan tersenyum Rachel membuka pembicaraan diantara mereka.
Alya masih menundukan kepalanya. "Aku.. mau kita putus." Begitu singkatnya ucapan yang dilontarkan Alya. Senyum yang sejak tadi mengembang di wajah Rachel menghilang dengan cepat.
"Tapi, kenapa?" tanya Rachel.
Alya mengangkat kepalanya. "Aku selama ini cuma ngejadiin kamu pelampiasan. Aku punya pacar selain kamu. Maaf." begitu jelasnya. Alya kembali menundukan kepalanya.
Hancur, sakit, patah hati, kecewa, marah semua jadi satu di rasakan Rachel. Dia hanya diam di tempatnya menatap kosong kedapan. Alya bangun dari duduk nya meninggalkan Rachel yang duduk diam termenung di tempatnya.
Rachel bangkit dari duduknya mengambil tas di kelas dengan kasar. Bagas, Rio dan Luthfi yang sejak tadi memperhatikan Rachel terlihat kebingungan dengan tingkahnya.
"Lo kenapa, hel?" tanya Bagas.
Yang di tanya hanya berjalan keluar kelas menuju parkiran.
Ya. Bagas, Dion, Rio dan Luthfi adalah sahabat Rachel. Mereka semua mengikuti Rachel menuju parkiran.
Dengan cepat Rachel mengendarai vespa putihnya menuju keluar sekolah. Entah apa yang ia pikirkan yang ada dalam hatinya hanya ingin melampiaskan kemarahannya.
Dia pergi ke suatu tempat favorite nya dimana ia bisa menenangkan diri berbincang dengan alam meluapkan kekecewaan ke dalam buku kecil yang selalu ia bawa kemanapun pergi.
"Jadi, sebenernya lo kenapa?" tanya Rio.
Lagi lagi yang ditanya hanya diam. Ia hanya memandang luasnya danau didepannya. "Yaudah tenangin diri lo dulu. Nih, es krim biar ga kalut banget." Luthfi melemparkan es krim ke arah Rachel. Ditemani es krim coklat ditangan kanan nya bersama para sahabat yang selalu ada untuk dirinya.
Rachel bangun dari duduk nya. Ia memang terpuruk, sangat terpuruk. Namun, ia punya prinsip bahwa, bagaimanapun caranya semua yang telah menyakiti harus menyesal karena ia telah menyianyiakan berlian yang sangat berharga. Namun, yang jadi masalah bagaimana Rachel bisa menjadi berlian yang sangat berharga sesuai dengan prinsipnya itu.
Kata demi kata tertulis didalam buku itu hingga menjadi sebuah puisi dapat lah ide brilliant. Ia merencanakan suatu hal yang luar biasa!!. Ia akan membuat band bersama sahabat nya.
Perjalanan pulang di vespa ia mencoba melantunkan nada nada asal hingga terus terngiang di kepalanya nada yang ia lantunkan saat di perjalanan tadi. Dimainkannya gitar dan menulis lirik dari puisi yang ia buat.
Di pagi ini
Matahari tak bersinar
Seakan sembunyi
Menghilang dari kehidupan
Tangis dan tawa
Kita lalui bersama
Kemanapun
Layaknya
Sepatu
Tetapi berbeda
Pada saat ini
Kau dan aku terpisah
Ku sendiri
Hanya berteman sepi
Yang terkadang teteskan
Air mata
Entah kemana dirimu
Oh sahabat
Yang mungkin sudah
Tak memiliki hati
Dengan perasaan
Seperti dulu lagi.
ia Mencoba menyatukan nada perlahan puisi itu menjadi sebuah lagu.
"air mata sahabat" judul lagu pertama yang ia ciptakan sengaja liriknya ia ubah menjadi tentang sahabat karena pada saat itu ia merasa sudah banyak lagu tentang cinta dan lagu tak semua harus tentang cinta.
Tanpa terasa waktu terus berjalan hingga larut malam. Perasaan Rachel tak tentu arah antara sedih dan senang karna ia berhasil menciptakan lagu. Entah lah yang jelas ia sangat bimbang malam itu
KAMU SEDANG MEMBACA
Mencari Mimpi
FantasyRachel memasuki masa remaja putih abu abu disana banyak hal yang ia alami dan berbagai macam kisah serta pejuangan yang dilalui nya mencari jati diri demi sebuah mimpi