Kakek Sang Motivator

47 10 0
                                    


Kriiinnnggg.... alarm berbunyi tepat pukul 04.00. terkadang Rachel berkhayal tentang alarm yang selalu membangunkannya tepat waktu. Bukan berkhayal menjadi objek jam nya namun ia berkhayal tentang begitu banyak manfaat kedisiplinan. Bayangkan jika alarm itu berdering telat 1 jam dari waktu yang seharusnya
Kegiatannya pasti akan ikut mundur lalu berantakan. Dari mulai kegiatan awal ketika alarm itu berdering dipastikan Rachel takan pergi ke masjid sebab terlambat dan jamaah pun sudah selesai melaksanakan solat subuh. Begitu pun seterusnya kegiatan nya akan berantakan.
Yaaa.. Rachel emang orang yang punya konsep untuk hidupnya dari mulai bangun pagi hingga tidur semua kegiatan setiap harinya telah ia jadwalkan setiap detik dan menitnya karena ia teringat pesan dari salah satu uztad ketika ia di pondok sewaktu sekolah menengah.
“jika kamu ingin menjadi orang sukses. Buatlah impian dan konsep dalam hidup mu. Dimulai dari bangun pagi hingga tidur. Dijadwalkan secara perinci berapa jam kamu makan, mandi perjalanan ke sekolah dan lainnya yang jelas semua berpatokan kepada waktu. Dengan itu kamu akan menjadi orang yang disiplin. Karena kunci kesuksesan adalah disiplin”.
Kalimat yang sederhana namun bermakna besar bagi Rachel karena menurutnya waktu itu sangat berharga. Waktu juga kejam jika kita tidak memainkan waktu dengan benar maka waktu yang akan mempermainkan kita.
Hari senin kali ini dingin. Sebab hujan semalam sangat panjang. Jalanan basah membuat pengendara berhati hati ketika mengendarai motor dan mobil. Rachel terus bejalan menuju sekolah.
Namun, ada hal yang membuatnya berhenti dari perjalananya. Ia melihat seorang kakek kejang kejang di depan sebuah toko yang masih tutup. Kakek itu mengenakan pakaian basah bekas semalam kehujanan.

Rachel memarkirkan vespa di depan kakek itu lalu menghampirinya.
“kek sadar kek..” ia pikir kakek ini kesurupan.
Gak lama kemudian, kakek itu duduk dan mimisan dibagian hidung nya. Rachel memberinya air minum, kakek itu pun meminum dengan tergesa seperti sangat kehausan.
“kakek kenapa?”. Tanyanya heran
“ohh gak nak kakek ini Cuma sakit ringan”. Begitu jawabnya enteng
“ yaudah kek diminum lagi” mendengar perut si kakek yang bunyi reflek Rachel mengeluarkan bekel makan dari tas nya. :”ini kek dimakan dulu saya tau kakek sangat lapar makan aja kek gapapa”.
“tidak apa ini nak kakek makan? Nanti kamu makan sama apa disekolah?” tanya si kakek
“gapapa kek nanti saya bisa beli di kantin”.
setelah kakek itu makan dan kondisi tubuh yang mendingan Rachel pun pamit dan melanjutkan kesekolah. Namun, ia sudah telat setengah jam upacara sudah dimulai.
Rachel mulai menyusun strategi agar ia bisa masuk ke sekolah tanpa dihukum. Ketika ia sampai di sekolah memarkirkan motor di warung belakang sekolah. Lalu ia mengambil jalur belakang didalam warung itu ada sebuah tangga yang berdiri menghadap kesekolah.
Tanpa pikir panjang Rachel mulai menaiki anak tangga itu perlahan. Ketika loncat ke dalam sekolah. Alamat kurang beruntung ternyata pelatih paskibra sekaligus guru disekolah dari tadi memerhatikan gerak geriknya. Kang rully namanya.
Kang rully menunggunya meloncat dan ketika ia loncat.Rachel langsung di bungkam oleh tangan kanannya yang besar. Beruntung upacara telah usai jadi dia tidak dipermalukan saat upacara.
Rachel dibawa ke ruang bp untuk melakukan persidangan. Setelah sidang dilakukan ia menandatangani surat pernyataan dan di jemur di depan tiang bendera dengan tangan hormat menghadap sang merah putih.
Rachel menerima hukuman itu dengan ikhlas karena kang rully pernah berpesan ketika sedang latihan paskibra. “Kalian boleh bandel tapi jika tertangkap. Terimalah hukuman dengan ikhlas sebagai seorang kesatria”.
Setelah menjalani hukuman ia kembali kekelas dan bergabung mengikuti pembelajaran. Saat istirahat 4 serangkai pergi kekantin bersama dan lagi lagi Rachel bertemu Salsa tak sengaja. Kali ini mereka canggung tak ada satu pun yang menyapa melirik pun tidak.
Rachel hanya menunduk dan pura pura berbincang dengan Bagas. Saat dikantin tiba tiba bang Udin tukang es bilang “ri, ini ada es buat lu.”
“hah, dari siapa bang”. Rachel penasaran
“cewe pokonya kata dia gaboleh dikasih tau dia Cuma bilang identitasnya penggemar rahasia”. Jawab bang udin
“oke oke bang bilangin ya makasih”.
Mereka memang sudah akrab dari kelas 1 makanya saling kenal Rachel orang yang gampang bergaul dengan siapun.
Pulang sekolah 4 serangkai latihan band mereka pergi ke studio langganan tidak jauh dari sekolah diperjalanan Rachel bertemu dengan kakek yang tadi pagi ia tolong.
4 serangkai langsung memberhentikan motornya. Kakek itu sedang berjalan ntah kemana.
“kek mau kemana?”. Tanya Rachel sambil salam. 4 serangkai ikut salam
“eh adek. Ga ini kakek lagi jalan jalan”.
“ ikut kita yuk kek”. Celetuk Rio sambil ketawa
“kalian mau kemana emang”. Tanya kakek
“ke studio musik kek”.
Tiba tiba si kakek tersenyum dan langsung naik ke jok belakang vespa Rachel
“Berangkat.....”. si kakek lantang
4 serangkai yang merasa heran pun tertawa sambil ikut mengatakan “berangkat...” lalu tertawa.
Sesampai nya di studio. Semua heran melihat tingkah laku si kakek.
Ia memainkan gitar dengan indah melantunkan nada nada lagu jaman dulu.
“wah, kakek jago banget.” Rio kembali nyeletuk
“udh gausah lama ayo kita main”. Si kakek menantang
Gerimis band bermain bersama si kakek memainkan lagu Nike ardila
Maklum si kakek hanya tau lagu jaman dulu.
Semua bahagia. Terutama Rachel, melihat si kakek tersenyum entah mengapa  membuatnya telah melakukan hal besar. Setelah mereka bermain semua duduk di depan studio kelelahan.
“ngomong ngomong nama kakek siapa”. Tanya Rachel membuka percakapan.
“nama kakek Omar. Kalian bisa panggil Om biar keliatan lebih muda hehe”. Sikakek tertawa.
Mereka saling bercakap mendengarkan kakek Omar bercerita perjalanan hidup nya. Kakek omar hidup sebatangkara tidak punya rumah. Beruntung ia akrab dengan penjahit baik hati yang mengizinkan kakek omar tinggal di tokonya.
Anak anak nya sudah menikah dan entah kemana tidak tahu. Kakek omar mempunyai satu cucu yang sangat ia sayangi. Sayang, cucu kakek Omar tinggal bersama orangtuanya.
Keseharian kakek Omar mencari nafkah dengan menjadi tukang parkir
Berjuang bertahan hidup dari keras nya perkotaan. Namun, ia selalu berharap suatu saat anak kandung nya sadar dan menjemput si kakek untuk tinggal bersama sama.
Setelah bercakap semua kembali kerumah masing masing. Rachel mengantar kakek Omar ke toko jahit tempat si kakek berteduh. Sampai nya dirumah Rachel memikirkan cerita kakek Omar tadi. Apakah nanti dirinya akan diperlakukan seperti itu pula ketika Rachel mencapai umur lanjut usia.
Ketakutan itu terus terngiang di pikirannya.ia berjanji takan menelantarkan kedua orangtuanya. Biasanya hal itu akan di uji ketika kita sudah menikah dan berpisah dari orang tua. Menjalani kehidupan baru bersama orang yang kita pilih serta mempunyai pekerjaan yang sibuk sehingga membuat orang tua kita terlantar.
Malam semakin larut sudah jadwal nya Rachel untuk tidur. Sebelum tidur ia memberi makan ikan hias kesayangan di aquariumnya lalu menyalakan lampu tidur.

Mencari MimpiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang