Kriiinnggg...
Seperti biasa alarm berbunyi tepat pada pukul 04.00, namun Rachel bangun 1 jam setelah alarm itu berbunyi, lalu ia siap-siap untuk pergi ke sekolah. Sesampainya di sekolah banyak hal berubah tidak seperti biasanya. Rachel dan Alya menjadi canggung dan berbicara seperlunya.
Rachel mengalami masa masa sulit untuk move on dari Alya walaupun sebenernya yang dibutuhkan hanya beradaptasi. Namun, perlahan ia dapat melewati nya. The key is sincerity, kunci nya adalah keikhlasan.
Rachel mulai bisa menerima keadaan. Ya.. walaupun masih sedikit nyesek ketika melihat instastory Alya bersama kekasihnya. Perlahan perasaan itu mulai pudar. Tetapi, ia tetap pada prinsipnya.
Hari sabtu adalah hari yang paling ditunggu anak ekstrakulikuler karena di tempat itulah mereka bisa bebas bereskspresi sesuai ekstrakulikulernya masing masing. Ketika ekstrakulikuler paskibra berkumpul ternyata terjadi suatu masalah besar di dalam organisasi internalnya. Rachel yang masih duduk di kelas 10 dan tak tau apa-apa karena masih awam di paskibra pun memilih diam.
Ketika seluruh senior keluar mengundurkan diri dari ekstrakulikuler paskibra, lalu hanya tersisa kelas 10 yang berjumlah 30 orang spontan pelatih kami pun membereskan masalah dengan memilih komandan baru.
"Yak sekarang kita akan memilih komandan baru untuk kandidatnya 2 orang putra dan 2 orang putri, itungan 5 tidak maju siap siap muka kena sendal saya!" berhitung pun di mulai, "Satu!" kemudian, dua orang kandidat putri maju ke depan untuk mencalonkan diri sebagai komandan sedangkan laki-laki tidak ada sama sekali.
"Tiga!" Satu orang laki-laki memberanikan diri maju ke depan dan masih dibutuhkan satu laki-laki lagi. Rachel masih terduduk diam dengan bingung. Sebenernya bukan karena takut menjadi seorang pemimpin, namun lebih takut karena belum ada pengalaman mempimpin suatu organisasi."Empat!" tanpa pikir panjang seperti hipnotis saat semua terdiam panik takut terpukul Rachel berdiri tanpa beban dan melangkah maju ke depan, semua orang heran karena melihat Rachel memberanikan diri menjadi kandidat calon komandan.
Padahal, jika dilihat dari riwayat absennnya ia paling sering bolos dan datang ketika kegiatan penting saja. Namun, ketika memberikan visi misi pun Rachel sangat meyakinkan padahal ia tak tau akan bagaimana ia kedepan memimpin organisasi ini.
Pemilihan telah usai dan Rachel telah terpilih menjadi komandan Paskibra yang baru dengan perolehan 25 suara. Berita itu pun menjadi trending topic di sekolah, karena baru pertama kali ada komandan dari kelas 10, sedangkan biasanya seseorang bisa jadi komandan ketika menduduki kelas 11 itupun dengan pengalaman yang sudah luar biasa.
Ada pro dan kontra saat itu, banyak yang meremehkan dan banyak juga yang memberikan semangat semua itu adalah awal rintangan yang harus dilaluinya. Tugas yang harus dikerjakan Rachel saat itu bagaimana cara agar ekstrakulikuler paskibra tetap bertahan sampai masa peRiode kepemimpinannya berakhir.
"Test cek sound.. mohon maaf kepada Bapak/Ibu Guru yang sedang mengajar, panggilan ini disampaikan untuk komandan paskibra, Rachel Maulana, ditunggu kehadirannya di Ruang Kepala Sekolah. Terima kasih." Kali pertamanya nama Rachel di panggil lewat cek sound sekolah.
Pagi itu, sekolah mendapatkan surat pemberitahuan seleksi Paskibra Kabupaten Bogor, setelah diberi arahan oleh Bapak Kepala Sekolah, Rachel diberi kesempatan untuk mengikuti seleksi itu bersama Surya dan Fajar mewakili sekolah untuk bersaing di tingkat kabupaten.
Waktu seleksi tinggal dua minggu, ia pun mulai merencanakan suatu strategi untuk menghadapi seleksi itu dari mulai bangun pagi-pagi sekali dan berangkat ke sekolah dengan berlari, push up, sit up ya semua itu dilakukan dengan kerja keras, karena ia tau bahwa usaha tak akan mengkhianati hasil.
Tiba pada saat dimana seleksi paskibra tingkat kabupaten dimulai dengan berjumlah peserta 600 orang di tingkat kecamatan yang sama-sama mempunyai harapan untuk menggapai cita cita.
Dari 600 orang di tingkat kecamatan, hanya diambil 30 untuk melanjutkan ke tingkat kabupaten dan Rachel ada di dalam 30 orang itu bersama Surya dan Fajar, mereka dinyatakan lolos melanjutkan ke tingkat kabupaten.
Namun, saat seleksi hanya Surya yang lolos ke tingkat kabupaten. Rachel dan Fajar tidak bisa melanjutkan karena beberapa faktor yang membuatnya gagal saat seleksi. Akhirnya Rachel dan Fajar bertugas di tingkat kecamatan. Saat dalam latihan Paskibra kecamatan beribu ribu tempaan dari sang pelatih ia rasakan di jemur di bawah teriknya matahari, berlari siang mengelilingi wilayah kecamatan menggunakan ransel berisikan pasir, hingga tiba saat seleksi peran penting.
Rachel mengemban tugas penting di paskibra kecamatan sebagai komandan pasukan yang kita semua tau, ketika semua orang terdiam dalam keheningan, hanya suara komandanlah yang terdengar
Ia berhasil melaksanakan tugas dengan sempurna. Banyak perubahan dalam tubuhnya, ia tak lagi bungkuk dan kurus, Rachel yang sekarang sedikit lebih sempurna dengan postur badan yang tegak dan berisi hasil dari kerasnya latihan menjadi paskibra kecamatan. Suatu kehormatan bisa mengibarkan sang merah putih di tingkat kecamatan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mencari Mimpi
FantasiRachel memasuki masa remaja putih abu abu disana banyak hal yang ia alami dan berbagai macam kisah serta pejuangan yang dilalui nya mencari jati diri demi sebuah mimpi