Ratu

42 6 0
                                    

Krriiinngg..!!!
alarm berdering tepat pukul 04.00. Rachel terbangun dan seperti biasa ia bergegas pergi ke masjid menerjang dinginnya fajar menjadi pejuang subuh. Selepas itu melakukan olahraga kecil push up sit up dan pull up.
Sambil memanaskan air hangat untuk mandi. Rachel mencuci motor kesayangannya. Terdengar gejolak air mendidih ia pun beranjak. Namun, kali ini ketika mamah ngasih uang saku kepadanya ia hanya berkata
”udah mah simpen aja uangnya. Rachel udh punya gajih dari hasil ngelatih paskibra”. Rachel dengan bangga berbicara seperti itu.
“gaya gayaan kamu awas aja minta uang lagi yaa..”. balas mamah sambil tersenyum.
“iya iyaa yaudah mah berangkat ya”.
“hati hatii jangan ngebut”.
Rachel terus melaju mengendarai motornya menuju sekolah. Kondisi jalanan seperti biasa ramai padat terutama di daerah pabrik. Selalu macet karena banyaknya pegawai pabrik yang menyebrang jalan menuju tempatnya mencari nafkah menghidupkan keluarga kecil mereka.
Rachel tiba di sekolah menuju basment memarkirkan motor. Disana sudah ada Bagas yang kebetulan berbarengan sampai disekolah.
“Ayo gas kekelas”. Rachel sambil membuka helm dikepalanya
“skuy”.
lalu mereka berjalan bersama menuju kelas.
“Wey!!hari ini bu rofiqoh tidak masuk karena ada urusan yang tidak bisa ditinggalkan”. Teriak irma dari depan kelas
Yeesss!!! Wuuhuuuu!!!.. Teriak satu kelas kegirangan.
Anak anak saat itu sangat senang dan memanfaatkan waktu yang sangat berharga itu bermacam macam ada yang bermain gitar dan bernyanyi seperti mereka 4 serangkai.

Ada yang tidur ada yang ngegosip, nonton film dan banyak lagi yang jelas mereka happy karena terkadang mereka lebih suka di sekolah. Namun, dengan kondisi jam kosong atau guru tidak masuk di banding libur. Karena jika libur mereka kebanyakan tidak mendapat uang saku dari orang tuanya..
Lain hal dengan jam kosong atau guru yang tidak masuk. Selain mereka tetap dapat uang saku mereka pun bisa have fun bersama para temannya disekolah seperti 4 serangkai tadi.
Sedang asik bermain gitar bel istirahat berbunyi.
“ayo ke kantin”. Rio mengajak yang lainnya.
“skuy”. 
4 serangkai menuju kantin bersama seperti biasa es teh bang udin andalan mereka.
“Rii ini ada lagi buat lu hahah”. Bang udin meledek.
“ dari siapa sih bang”.
“ Ratu namanya”. Jawab bang udin
“ooohhh... Ratuuu, tau gua dia mah, okedeh bang salamin ya buat dia hehehe”. Lalu 4 serangkai pergi menuju ruang kelas.
Ratu yang ia kenal yaitu wanita yang aktif didalam organisasi PMR sama seperti dirinya yang aktif dalam kegiatan berorganisasi.
Triinnngg... Ponsel
berdering.
Wulan Paskib : “Ri gua ke kelas lu ya ini ada surat yang harus lu tanda tangan”.
Rachel : “ oke lan, kalo udah sampe bangunin aja gua lagi tidur hehehe”.
Wulan Paskib : “ kebiasaan....”.
“Rii.. bangun tu ada pacar lu”. Teriak Rafi dari luar kelas.
Lalu ia beranjak dari tidurnya berjalan keluar kelas dengan mata kantuknya.
Dan ternyata Wulan tidak sendirian disitu ada Ratu.

“Ri ada salam dari Ratu”. Wulan mengejek Ratu
“ooohhh.. iya iya salamin juga ya ke dia bilangin makasih es teh nya”. Rachel tersenyum.
Ratu yang berada di samping wulan pun tersipu malu dan entah saat itu wajahnya seperti apa yang jelas wajahnya memerah. Lalu wulan pun memberikan surat yang harus ia tanda tangani. Setelah itu wulan pergi namun Ratu tidak.
“Ratu ayoooo betahhh banget..yaaa”. wulan menarik ratu pergi menjauh dari Rachel
“Ratu!!.. Makasih ya es tehnyaa”. Teriak Rachel
“ Iyaa Rachel!!..”. teriak Ratu lalu tersenyum.
Lalu ia kembali ke bangku tempat ia tidur berjalan dengan tersenyum
“Ratu.. Ratu..” didalam hatinya sambil tersenyum.
Lalu Rachel melanjutkan mimpinya. Seketika ia teringat perkataan Rio. untuk menggapai mimpi itu dengan cara tidur. ada ada saja. tiba tiba guru mata pelajaran matematika masuk
“wooyy bangun bangun ada bu Riska”. Teriak billah dengan suaranya yang lantang. Semua murid pun bangun dari mimpinya yang indah untuk melanjutkan belajar bersama bu riska. Bu Riska itu salah satu guru yang paling suka buat anak muridnya maju kedepan untuk mengerjakan soal darinya di papan tulis.
Setelah Bu Riska membuka, menjelaskan beberapa materi. Kali ini waktunya ia membuat soal lalu memilih anak murid untuk mengerjakannya.
“yaak hari ini tanggal berapa”. Tanya Bu Riska
“12 bu!!”. Teriak satu kelas.
“siapa absen 12 maju kedepan”.
Semua anak diam dan mencari siapa absen nomor 12. Lalu Bu Riska menghitung dari buku absen yang berada di atas meja guru. Sambil menunjukan jari ke buku absen itu mencari siapa absen nomor 12 itu.
“absen 11 Fadly... absen 12.. yak Rachel!! Silahkan maju kedepan”.
Rachel yang sudah menyadari dari tadi pun dengan sigap sebelum namanya  dipanggil Bu Riska sudah memegang jawaban dari Rendi teman sebangku nya.
Rendi memang anak pintar dan beruntung lah ia kali itu, karena Rendi adalah orang terbaik di dunia saat itu hahaha walaupun sikap itu sedikit jahat. Namun, Rendi selalu memahami Rachel yang tak bisa apa apa dalam hal pelajaran terutama matematika.
“Rachel!! Ayo maju cepat”. Teriak Bu Riska.
“siap bu”. Rachel berdiri dengan gagah lalu perlahan melangkah kedepan.
Teman teman tidak percaya Rachel bisa sepercaya diri itu.Saat didepan papan tulis dan memeriksa catatan berniat menyalin punya Rendi. Namun, sayangnya tidak satupun ia temukan catatan itu. Saat dia tengok ke arah Rendi. Rendi sedang melambaikan tangan dengan menujuk buku yang di pegang Rachel.
“itu buku bahasa arab Hel. Koplak”. Rendi berbisik.
Sontak kaget Rachel langsung memeriksa buku itu dan ternyata benar buku yang dipegangnya buku Bahasa Arab. Respon Rachel langsung melotot ke arah Rendi ketakutan.
Hanya diam berdiri yang dilakukan perlahan keringat dingin bercucuran membasahi tubuhnya. Bu Riska yang tau Rachel takan bisa menjawab soal itu pun berdiri.
“ayoo Rachel kerjakan cepat”.
“Gabisa bu”. Jawab Rachel dengan keringat dingin yang sudah membanjiri tubuhnya itu.
Hadeuh lalu perlahan bu riska menuntun Rachel mengerjakan soal itu hingga selesai.
“bisa ga Rachel sekarang”.
“bisa bu hehehe”. dengan tangan menggaruk kepala
“sekarang saya boleh duduk bu?”. Tanya Rachel
“enak saja. kerjakan satu lagi sekarang tanpa ibu pandu”.
Perlahan Rachel mengerjakan soal itu setelah dipandu kali ini ia bisa menjawabnya dengan sempurna.
“nah sekarang kamu jelaskan ke teman temannya”.
Tanpa basa basi Rachel langsung menjelaskan bagaimana cara untuk menjawab soal itu dengan sama persis dari apa yang ia kerjakan di depan.
“tepuk tangan buat Rachel!!”.
Satu kelas tepuk tangan sambil tertawa.
“yak Rachel kamu boleh duduk”
“makasih bu” jawab Rachel.
Ia berjalan kembali ketempat duduknya dengan tubuh yang sudah sangat berkeringat dan jantung yang terus berdegup kencang
“keren lu Hel ”. Ujar Rendi
“gilaa... lu ya hahaha”. Rachel sambil menepuk rendi
Kriiinngg.. bel pulang berbunyi anak anak bergegas merapihkan buku buku diatas meja. Dimasukan ke dalam tas bersiap berdoa untuk pulang.
Rachel sebagai ketua kelas memandu untuk berdoa. Berdoa mulai. Berdoa selesai, memberi salam. Setelah itu anak anak pergi meninggalkan kelas ada yang pulang ada yang lanjut kegiatan eskul bermacam macam cara untuk menghabiskan waktu setelah 8 jam mengikuti pembelajaran di sekolah.
Rachel berjalan ke sekretariat paskibra untuk melakukan persidangan keluar salah satu anggota yang bermasalah. Ketika ia sampai sudah ada Aisyah yang akan disidang bermaksud untuk keluar dari organisasi paskibra.
Setelah melakukan persidangan dan Aisyah disahkan keluar dari organisasi. Datang Wulan dan Ratu kedalam sekretariat.
“eh Rachel”. Sapa Wulan.
“eh Ratu, Wulan”. Balas Rachel
“ lah kok Ratu duluan si yang di sapa”
Rachel hanya tersenyum. Melihat Aisyah sedang duduk di depan Rachel. Ratu pun ikut bergabung duduk dengan Rachel.
“lagi ngapain Hel”. Tanya Ratu.
“ini lagi sidang”. Jawab Rachel.
“wah mau dong di sidang hehe”.
“koplak kan lu bukan paskibra makanya keluar PMR terus masuk Paskibra haha”.
Setelah Aisyah pergi. Rachel dan Ratu lanjut bercakap ditemani Wulan yang sedang bergelut dengan proposal di laptopnya. Percakapan yang cukup seru namun entahlah sampai membuat Rachel sakit perut. Rasanya ia harus segera ke kemar mandi. Namun, sangat tidak berani untuk pergi meninggalkan Ratu.
“itu apa Ri?”. Tanya Ratu menunjuk buku binder Rachel.
“oohh ini. Buku binder gua”.
“liat dong”.
“niihh. Lu baca ya didalamnya ada semua tentang diri gua hehehe”.
Ratu hanya tersenyum lalu membuka lembar demi lembar binder itu.
“wah keren ya. Lirik lagu nya bagus bagus”.
Rachel tersenyum dengan wajah menahan sakit perut yang semakin menjadi.
Hingga pada saatnya dalam titik puncak dimana tidak bisa lagi untuk menahan sesuatu yang harusnya tidak di tahan.
“bentar ya”. Rachel lari seribu kaki ke kamar mandi.
Setelah ia menyelesaikan sesuatu yang harus diselesaikan Rachel kembali ke sekretariat paskibra menemui Ratu.
“abis ngapain?”. Tanya Ratu
“ahh engga tadi di panggil pelatih”. Jawabnya dengan gerogi
Topik percakapan mulai habis. Wulan telah selesai bergelut dengan laptopnya.
“tu ayo balik”. Celetuk wulan.
“ yuk. Ri aku pulang duluan ya”.
“ oke siap hati hati ya”.
Wulan dan Ratu beranjak pergi dari sekretariat. Tinggal Rachel di sekretariat. Tiba tiba kaca jendela dipukul keras.
“yo yo yo yo pulang!!” teriak Pak Edi satpam sekolah.
Ia pikir apa ternyata pak satpam.
“Rachel pulang buruan dari tadi bukanya pulang”. Pak Edi dengan nada tinggi.
“siap pak”. Rachel beranjak pergi meninggalkan Pak Edi dengan menggerutu
Pak Edi memang terkenal dengan kegarangannya bahkan semua siswa dan siswi hampir tak pernah melihat dia tersenyum.

Rachel pulang dengan vespa kesayangannya jalanan cukup ramai saat itu dengan cuaca mendung menghiasi langit langit kota hujan Bogor. Ia terus mengendarai dengan hati hati. Sesekali melantukan nada nada asal na...naa.naa
Tiba nya dirumah memarkirkan vespa di depan kolam ikan lalu pergi ke kamar. Setelah ganti baju ia naik keatap rumah memandangi ke arah rel kereta api dan perkebunan di belakang rumahnya.
Berbaring menatap ke arah langit. Burung burung banyak beterbangan kesana kemari.
Rachel lari mengambil binder di kamar nya dan membuat susu hangat lalu kembali berbaring di atap rumah. Setiap hal yang di lihatnya saat itu di tuliskan kedalam bindernya.
Tanpa Pujaan Hati
Desiran rumput hijau yang mengkilau
Seakan memberikan sesuatu
Suatu yang takan bisa dimengerti
Oleh diri sendiri
Melihat terbanamnya matahari
Dibawah luasnya langit senja
Menikmati indahnya hari ini
Tanpa pujaan hati
Ku tak mengerti
Arti dari hidup ini
Kemana ku mencari
Wahai dikau pujaan hati
Ku kenang semua
Tentang dirimu
Kau dengar lagu ini
Ini untuk dirimu
Wahai di kau pujaan hati
Tak terasa hari semakin larut ia pun turun dari atas rumah. Hari ini cukup melelahkan namun juga menggembirakan ah entahlah hadirnya sosok Ratu di kehidupan Rachel selalu mencampur adukan suasana hati lelah namun gembira

Mencari MimpiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang