Pagi ini kala pertama kali Rachel kembali ke rumahnya dan menjalani kehidupan normal yang biasa. Semua ia jalani apapun yang terjadi nanti setelah ia memutuskan untuk mengundurkan diri dari pondok. Namun, tetap saja membuatnya sedih karena lagi lagi melihat Rio tak ada di sekolah.
Setelah sekolah hari ini adalah jadwal rutin mereka Rachel, Bagas dan Luthfi mengunjungi Rio, setelah 1 minggu Rio tak sadarkan diri di rumah sakit.
Waktu sekolah telah usai. Rachel, Bagas, dan Luthfi bergegas menuju basement mengambil motor mereka.
Namun, Rachel mempunyai rencana lain setelah ia menjenguk Rio. Ya.. Rachel akan memberanikan diri untuk mencoba berkenalan dengan keluarga Ratu.
“ Bro tunggu bentar gua jemput Ratu di kelas dulu ya dia mau ikut katanya”. – Rachel
“oke kita tunggu basement ya”. –Bagas
Sampainya di kelas Ratu. Tak sengaja Rachel menemukan Ratu dan Agustian junior paskibranya di sekolah sedang asik mengobrol di depan kelas.
“ah entahlah mungkin hanya sebatas teman. Tapi kenalan dimana mereka”. Sekilas terbenak pertanyaan di pikiran Rachel tentang Ratu dan Agustian. Namun, hal itu dilupakan begitu saja olehnya mengingat Rachel bukan tipe yang terlalu posesif.
hal itupun dianggap wajar olehnya. Toh, hidup Ratu tak semua harus tentang Rachel ia pun butuh bersosialisasi dengan sekitar lagi lagi ia hanya mempunyai harapan Ratu bisa menjaga hatinya dalam kondisi apapun. Rachel menghampiri mereka.
“Eh Rachel”. Ratu menyapa
“Hay”. Balas Rachel.
“eh kang Rachel”. Agustian menyapa lalu hormat.
Ya begitulah adat istiadat di paskibra senior di panggil dengan sebutan ‘kang” lalu ketika bertemu dimanapun diawali dengan sapa, salam, lalu hormat.
“eh gus”. .Rachel membalas hormat agustian.
“Ka Ratu aku duluan ya”.
“ Iya ya oke deh”.
Lalu Agustian pergi bersamaan dengan Ratu dan Rachel menuju basement. Saat berjalan terlihat wajah Rachel yang murung dan Ratu menyadari penyebab murungnya Rachel ia pun menyairkan suasana.
“cieee cemburuuu yaaa”. Ratu dengan senyumnya
Rachel yang tadi bengong sedikit terkejut..
“ahh apa? enggak kok” Rachel salah tingkah.
“tenang aja. Aku cuma curhat doang kok ke dia”.
“ohh iya iya oke”.
Lalu mereka pergi menjenguk Rio di rumah sakit.
Lagi lagi suasana haru menyelimuti ruang itu. Sama sekali tak tega melihat kondisi Rio saat itu dengan tubuh tetap terbaring lemah dan selang infus dimana mana.
Sebelum pulang kita sama sama berdoa untuk kesembuhan Rio. Setelah itu Rachel, Bagas, Luthfi dan Ratu kembali menjalankan kegiatan masing masing.
Di perjalanan menuju rumah Ratu, Rachel sedikit gugup untuk bertemu keluarganya terlebih ayah nya yang galak dan seorang polisi.
“kamu yakin nih mau ketemu ayah sama mamah? Hahaha”. – Ratu
“yakin dong”
“emang kamu berani? Ayah kan galak tau. Wleee”. Ratu mengejek.
“semua demi kamu sayang hahaha”.
“wooo... alay dasar hahaha. Udah kamu gausah gugup aku sering cerita tentang kamu kok ke mamah”.
“ke ayah juga ga?”.
“enggak hehehe”.
“woo dasar, kan yang galak ayah kamu bukan mamah”.
“hehehe”.
Mereka tiba di rumah Ratu terlihat Ayah Ratu baru pulang dinas memakai seragam lengkap kepolisian.
“yah ada Rachel”. Ratu bersalaman dengan ayahnya disusul Rachel.
Namun, ketika bersalaman dengan Rachel sempat menegangkan ayah Ratu melotot ke arah Rachel. Mereka saling tatap beberapa saat. Kepanikan menyelimuti Rachel dengan keringat dingin membasahi wajahnya.
“oohhh.....!!! ini Rachel. Ayo ayo masuk kita ngopi”. Dengan menepuk nepuk pundak Rachel sedikit kencang.
“oiya pak”
Ternyata Ayah nya asik juga, suka bercanda. Namun, tetap saja membuat seorang komandan paskibra keringet dingin.
Setelah berbincang bincang lumayan lama Rachel keluar bersama Ratu sekedar makan di warteg favorit mereka berdua, tak jauh dari rumah Ratu. Sempat sesaat melihat ponsel Ratu disana ada notif dari Agustian. Rachel iseng membuka percakapan mereka, ternyata isinya curhatan tentang dirinya dan bagaimana cara menyikapi dengan baik menghadapi Rachel yang cukup sibuk.
Ya Rachel berusaha tetap positif thingking walau hati berkata negatif. Usai makan mereka kembali ke rumah Ratu. Dan Rachel berpamitan untuk pulang. Ternyata keluarganya asik terlebih Mamahnya yang kekinian membuat suasana hati Rachel yang semula tegang menjadi lega sekali.
Hufffttt hari ini hari yang menegangkan. Namun, semua bisa teratasi dengan sempurna kuncinya keberanian, berani mencoba, urusan berhasil atau gagal itu belakangan karena jika tidak mencoba tidak akan tau hasilnya seperti apa jadi intinya adalah berani. Be brave
KAMU SEDANG MEMBACA
Mencari Mimpi
FantasíaRachel memasuki masa remaja putih abu abu disana banyak hal yang ia alami dan berbagai macam kisah serta pejuangan yang dilalui nya mencari jati diri demi sebuah mimpi