Rio

25 6 0
                                    


Rachel saurrr!!! Rachel saurrr!!! Rachel saurrr!!!. Teriak mamah didepan kamar Rachel.
Ketika Rachel bangun perasaan tidak enak menyelimuti hati. Ah entahlah ia bergegas saur.
Itulah yang dirindukan setiap datangnya bulan puasa. Saur bersama keluarga buka puasa bersama teman teman dan mungkin kali ini bisa buka puasa bersama dengan Ratu besok. Di hari ulang tahun Rachel.
Menu spesial saur kali ini adalah semur daging kikil. Ya.. itu makanan kesukaan Rachel sejak kecil. Makan dimana pun pasti ia memesan daging kikil.
Setelah saur Rachel kembali ke kamar untuk bersiap solat subuh.
Hari minggu ini adalah jadwal rutin Rachel, Bagas, dan Luthfi menjenguk Rio.
Triiinnngg.... Ponsel Rachel berbunyi pesan masuk dari nomor tak dikenal.
+62873748563874 : ass.... maaf mas Rachel ini mamah Rio. Tolong kabarkan ke teman dan guru guru Rio udah gada. Terimakasih.
Deg. Rachel terduduk lemas. Tanpa kekuatan hingga jari jemari tak kuat lagi membalas pesan mamah Rio.
Seakan tak percaya akan kabar itu. Saat itu juga Rachel mengendarai vespsa putihnya menuju Rumah Sakit. Tak peduli berapa lubang ia tabrak dan polisi tidur. Pikirannya hanya satu ia harus melihat Rio sekarang.
Sampainya di Rumah Sakit ia berlari menuju ruang dimana Rio di rawat.
Disana sudah ada keluarga Rio. Mamah dan Adiknya yang menangis serta Ayahnya dengan tegar mengelus rambut Rio disampingnya. Rachel tak kuat membendung air matanya perlahan jatuh membasahi wajah.
Ia menghampiri Rio. Ini untuk pertama kali ia ditinggalkan oleh sahabatnya untuk selamanya. Rachel duduk disamping Ayah Rio.
Rachel tertunduk lemas, dengan air mata terus berjatuhan. Bagas dan Luthfi yang dikabari Mamah Rio akhirnya sampai. Dengan hal yang sama mereka berdua tak percaya dengan kabar itu.
Rachel, Bagas, dan Luthfi saling merangkul. Jenazah Rio di bawa perawat ke kamar Jenazah untuk di antarkan ke rumah menggunakan ambulan. Rio meninggal pukul 04.00 pagi tadi saat Rachel dibangunkan saur oleh Mamah
Mereka bertiga mengawal ambulan menuju Rumah Rio.
Sampai pada saat Rio di kubur di tempat pemakaman umum. mereka bertiga tak pernah lepas pandangan dari jenazah Rio. Kini Rio telah tertutup oleh tanah hanya ada batu nisan diatas nya bertuliskan Rio Dharmansyah.
Rachel terduduk memegang batu nisan Rio.
“Semoga lu tenang disana kawan. Walau raga mu telah tiada. Namun, jiwa mu akan selalu melekat pada kita. Terimakasih atas semua kontribusi dan kebaikan yang udah lu berikan ke kita. Gua Rachel, Bagas, dan Luthfi akan terus mengenang lu mendoakan lu. Semoga lu di terima disisinya dan ditempatkan di surganya”. Rachel menangis histeris

Mencari MimpiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang