"Haaaattchiiiuuuu!"
Lisamengusap-usap hidungnya yang sedikit berair. Setelah pulang makan malam bersamaPark Chaeyoung, ia tidak berhenti bersin. Lisa merasa dirinya terseranginfluenza ringan, akan tetapi tanpa disangka ia tidak sanggup bekerja keesokan harinya.Itu artinya tidak ada kunjungan ke rumah Jennie, yang membuat Lisa semakinkesal.
Kini ia barusaja pulang dari rumah sakit untuk meminta obat flu dan meneruskan perjalananke rumah Jennie. Ia harus mengantar obat tradisional yang dititipkan Han Ahjummakepada mantan istrinya tersebut.
Lisa tidakdapat menghitung berapa kali ia sudah bersin, terkadang ia mengumpatsetelahnya. Ia terpaksa menyetir dengan lebih lambat demi keselamatan dirinyasendiri. Pandangannya sedikit terhalang oleh cairan hangat di matanyadisebabkan oleh flu yang masih meradang di tubuhnya.
Sebetulnyakeluar rumah sendirian untuk ke rumah sakit adalah hal yang beresiko. Lisatidak ingin mengganggu Seulgi atau temannya yang lain karena pekerjaan merekapasti cukup sibuk di awal minggu. Lagipula tujuan utamanya bukanlah untukmengobati diri sendiri, melainkan untuk mengantar obat yang akan mempercepatkesembuhan Jennie.
"Haaaatttchiuuuu!Ah, maaf Eommonim."
Lisa tidakdapat menahan bersinnya ketika Ny Kim membukakan pintu untuknya. Wanita itucukup terkejut melihat keadaan Lisa yang tidak seperti biasa. Wajahnya lesu,kelopak matanya berkerut, serta bibir kering.
"Omo, Lisa-yaa. Apa kau sedang sakit,Nak?" tanya Ny Kim seraya meletakkan punggung tangannya di kening Lisa."Badanmu cukup panas. Hidungmu memerah dan mata berair. Apa kau terserang flu?"
Lisamengangguk. "Ya. Untuk itu aku tidak ingin berlama-lama. Aku hanya inginmengantarkan obat titipan dari Han Ahjumma untuk Jennie."
"Tidak, kauharus masuk dulu. Biar kami bisa merawatmu juga. Ayo!"
Jennie POV
Jantungku berdegup kencang saat mendengarEomma mengobrol dengan Lisa di pintu depan. Aku dan Eomma sedang menikmatiacara televisi sore hari ketika Lisa datang. Aku belum siap bertemu dengannyahari ini, sebab seseorang bernama Park Chaeyoung masih mengganggu pikiranku.Aku belum siap bertanya kepada Lisa siapa gadis itu.
Tapi suaraapa itu?
"Haaaattchiiiuuuu!"
Apa Lisasakit? Aku tahu kelemahan Eomma adalah tidak bisa melihat anak-anaknya sakit.Dan sekarang mereka terdengar sedang membicarakan sesuatu, tepatnya Eomma yangcerewet. Eomma pasti memaksa ingin merawat Lisa. Aku tidak heran.
Akumeremas-remas tanganku yang berkeringat. Aku yakin Eomma pasti memaksa Lisauntuk masuk jika Lisa menolak. Baiklah, aku akan bersikap seperti biasapadanya. Aku tidak bisa melarang Eomma untuk melakukan sesuatu.
Lalu merekapun masuk. Eomma tampak masih mengoceh semetara Lisa sudah memaku pandangannyapadaku saat memasuki ruang tengah. Ia pasti tidak mendengarkan kata-kata Eomma.
"Lisa-yaa,apa kau tidak dengar kataku? Duduklah di dekat Jennie, aku akan membuatkanminuman hangat untuk mengobati flumu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Unbreakable
Fanfiction"You know it's never fifty-fifty in a marriage. It's always seventy-thirty, or sixty-forty. Someone falls in love first. Someone puts someone else up on a pedestal. Someone works very hard to keep things rolling smoothly; someone else sails along fo...