"Lisa mengalami amnesia retrogate, yang membuatnya melupakan beberapa peristiwa di masa lalunya. Tidak semua peristiwa yang ia lupakan, hanya beberapa namun sangat membekas untuknya. Dalam kata lain, ia melupakan peristiwa traumatis yang dialaminya sebelum kecelakaan terjadi."
Jennie duduk termagu di kursinya. Ia adalah salah satu orang yang dilupakan Lisa?
"Lisa mengalami cedera yang cukup parah di kepalanya, Tuan Manoban. Ia masih harus tinggal beberapa hari lagi sebelum diperbolehkan pulang. Ia juga harus mengikuti serangkaian pengobatan dan juga terapi. Tulang kakinya belum pulih sempurna, tapi ia sudah diperbolehkan berjalan agar kakinya tidak kaku."
Jennie menundukkan kepala sedalam-dalamnya. Tidak adakah yang bisa membantu membuat Lisa kembali mengingatnya.
"Lalu bagaimana caranya agar ingatan Lisa kembali normal, dok? Ia tidak mengenali Jennie. Itu tidak bisa dipercaya," Ny Manoban mewakili perasaan Jennie.
Dr Cho menghela napas dan memandang Jennie dengan khawatir.
"Justru itu yang aku cemaskan. Kenapa ia melupakan Jennie? Apa sebelum kecelakaan, kalian mengalami sebuah peristiwa yang sangat membekas di hati kalian, Jennie-ssi?"
Jennie memejamkan matanya. Ia sudah dapat menyusun puzzle ini sekarang. Lisa melupakannya karena dirinyalah yang membuat wanita itu trauma. Sikap dan ucapannya telah menyakiti hati Lisa. Benarkah seperti itu?
Jennie takut mencari jawabannya.
"Tapi seiring berjalannya waktu, ingatan Lisa akan kembali. Kita harus membantunya dengan aksi, bukan penjelasan. Sebab dengan apa yang kita lakukan untuk membantunya mengingat sesuatu, aku yakin Lisa akan cepat mengingat kembali. Dan untuk Jennie, jangan bersedih. Aku tahu, kau adalah sumber kekuatannya. Kau hanya harus banyak bersabar."
Jennie mengangguk lemah.
Dr Cho benar. Setelah apa yang dilaluinya, ia tidak mungkin menyerah begitu saja.
Lisa sangat layak untuk diperjuangkan.
**
Lisa menatap langit-langit kamar rumah sakit sementara Jennie menyusun baju-bajunya ke dalam koper. Jennie merasa ia harus memberi Lisa waktu untuk dirinya sendiri terlebih dahulu. Jennie tidak ingin memaksakan kehendak agar Lisa segera mengingat tentang dirinya.
Pada akhirnya, Lisa akan mengingat semuanya secara normal, begitu kata dr. Cho.
Tidak ada siapa-siapa lagi selain mereka. Seulgi baru saja pergi. Mengejutkan, Lisa pun bisa mengenali Seulgi dengan mudah. Hal itu membuat Jennie semakin patah hati. Sesakit apakah Lisa sehingga melupakannya?
Jennie berencana tidur di rumahnya malam ini. Tuan dan Ny Manoban yang akan menjaga Lisa. Tapi Jennie akan kembali lagi esok pagi agar Lisa tidak terus-terusan melihatnya di sini.
"Hey... Jennie, benar?"
Ada rasa hangat di relung hati Jennie saat Lisa memanggil namanya. Sejak tadi ia berdiri membelakangi Lisa, jadi Lisa tidak bisa melihat airmatanya. Jennie dengan cepat menyeka sisa airmatanya dan berbalik menghadap Lisa.
"Nde?"
Lisa mengerjapkan matanya dan berdehem. "Tenggorokanku terasa kering. Bisakah membantuku mengambil segelas air?"
Jennie melangkah mendekati meja makanan dan menuang segelas air mineral untuk Lisa. Ia harus bersikap setenang mungkin. Untuk saat ini ia akan melakukan apa saja agar Lisa nyaman bersamanya.
Ia menyerahkan segelas air kepada Lisa dan melihat bagaimana cara Lisa menghindari tangan mereka bersentuhan membuat hatinya sedih.
Lisa menghabiskan minumannya sampai tak bersisa sedikitpun. Jennie hanya tersenyum melihat sikap Lisa yang berbeda dari biasanya. Ia mengambil gelas yang diberikan Lisa dan meletakkannya kembali ke atas meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unbreakable
Fanfiction"You know it's never fifty-fifty in a marriage. It's always seventy-thirty, or sixty-forty. Someone falls in love first. Someone puts someone else up on a pedestal. Someone works very hard to keep things rolling smoothly; someone else sails along fo...