"Apa kau sudah merasa lebih baik? Kau harus makan" kata pemuda yg merawatnya tadi sambil memberinya nampan berisi makanan dan segelas air
"Aku baik-baik saja, kalau boleh tau kita mau kemana?"
"Tidak tau, kami hanya berlayar semau kami"
"Tapi..."
"Yeosang, panggil aku yeosang"
"Oke yeosang, tadi kau bilang berlayar semau kalian? Lantas bagaimana dengan rumah kalian? Keluarga kalian?"
"Kami memilikinya disini"
"Jadi...kalian semua bersaudara?"
"Tidak bisa dibilang begitu juga sih, karena kami hanya orang-orang buangan yg punya tujuan sama dan akhirnya tinggal dan berlayar bersama menjadi seperti keluarga, setidaknya kami punya seseorang untuk pulang"
"Emm...maaf kalau aku lancang, tidak seharusnya aku tau masalah-"
"Tidak apa, kau ada di kapal ini berarti kau sudah menjadi bagian dari kami kau berhak tau itu, tidak masalah, dan jika kau ingin lebih jelasnya kau bisa meminta langsung pada kapten" kata yeosang sebelum keluar
Sampai saat ini mingi masih betah berdiam di kamar itu sambil melihat rembulan dari balik jendela, hingga dia merasa sudah siap untuk menemui yg lain
"Huh~" mingi menghela napas sebentar lalu membuka pintu dek kapal itu nampak sepi, hanya ada dua orang yg pertama kali dia temui, seonghwa dan hongjoong nampak sibuk berbincang tentang sesuatu masih belum menyadari kehadirannya
"Mingi? Bagaimana perasaanmu?"
"Sudah lebih baik, terima kasih" seonghwa pun tersenyum lalu pergi meninggalkan dia dan hongjoong sendiri
"Kapten?"
"Iya?"
"Aku...bagaimana aku sampai disini?"
"Seonghwa dan yg lainnya tak sengaja mengangkutmu saat mereka menjaring ikan, awalnya kami terkejut kami kira kau sudah mati dan untungnya belum, karena aku tak mau menampung mayat di rumah kesayanganku" kata sang kapten sambil menatap hamparan laut di depannya
"Dan...?"
"Apa? aku hanya ingin tau itu"
"Sungguh hanya itu? Kau tidak ingin mengenal yg lain?"
"Oke kau membaca pikiranku"
~Hongjoong and seonghwa~
Ayah hongjoong adalah seorang pelaut tangguh dan itulah kenapa hongjoong bisa tumbuh menjadi pemuda dengan kecintaan penuh terhadap laut dan petualangan seperti sang ayah, hari-harinya ia habiskan dengan mempelajari kompas, peta dan ilmu pelayaran lainnya, sang ayah sangat senang dengan hobi putranya namun tidak dengan ibunya, nyonya kim berbanding balik dengan suaminya dia sangat tidak suka dengan kecintaan mereka karena menurutnya itu berbahaya dan kebenciannya terhadap laut pun bertambah besar sejak tragedi badai besar yg merenggut nyawa suaminya
Setelah hari itu ibu hongjoong menjadi frustasi dan sering mabuk bahkan sekarang wanita itu bekerja di sebuah bordil di daerah pinggir kota meninggalkan hongjoong sendiri, namun keadaan itu tak menggoyahkan hidupnya, dia terus berusaha keras banting tulang untuk menyambung hidupnya, mulai dari menjadi buruh angkut, gembala sampai akhirnya dia menjadi seorang bartender di sebuah bar dekat pelabuhan dan disanalah dia bertemu seonghwa sang mate untuk pertama kalinya
seonghwa sendiri merupakan anak bangsawan yg sangat keras kepala dia sangat benci berada ditengah keluarga yg terus mengekangnya seperti burung yg disangkar, bahkan kebenciannya mulai sampai pada puncaknya saat sang ibu menikah lagi dengan salah seorang saudagar sebab ayahnya sudah meninggal karena teror beberapa tahun silam
Tapi yg menjadi masalahnya adalah dia sungguh benar-benar benci dengan pendamping baru ibunya itu, bukan seonghwa tak mengharapkan kebahagiaan ibunya, hanya saja pria itu benar-benar membuat seonghwa muak karena dia sudah berulang kali memergoki ayah tirinya itu berselingkuh saat sang ibu pergi, pernah sekali seonghwa melaporkan perselingkuhan pria itu pada ibunya, namun wanita itu sudah tenggelam jauh pada tipu muslihatnya sampai tak mendengar uncapan putranya sendiri
Makin hari perilaku pria itu semakin kurang ajar karena dia sudah mulai berani menggoda seonghwa dan langsung melempar kesalahan pada seonghwa setiap kali tertangkap basah dengan cara mengatakan bahwa seonghwa lah yg selalu menggodanya
Alhasil ibu seonghwa yg sudah terbakar amarah pun menjadi wanita yg kasar dan sering memaki putranya itu bahkan tak segan untuk memukulnya, seonghwa yg muak dengan perilaku para iblis itu pun pergi dan bermalam di bar tempat hongjoong bekerja, dia tak tau harus kemana dan harus apa karena memang ini pertama kalinya dia jauh dari keluarganya, hongjoong yg kala itu sedang bekerja terus melihat seonghwa yg tampak frustasi pun perlahan mendekat untuk sekedar mengajaknya bicara dan menawarkan tempat tinggal karena tak tega dengan keadaan seonghwa yg kacau dan tentu akan menjadi sasaran empuk untuk para pria brengsek yg sering mampir kesana
Hari demi hari pun silih berganti dan keduanya juga makin dekat hingga akhirnya mereka jatuh cinta dan membina hidup bersama, tak puas dengan kehidupan disana seonghwa dan hongjoong pun berencana mencuri kapal milik orang tua seonghwa untuk pergi meninggalkan daerah busuk itu, berkat kerja sama keduanya mereka berhasil mencuri kapal terbesar milik keluarga park dan meninggalkan daerah itu selamanya, hingga seperti saat ini
.
.
.
"Seorang bartender dan anak bangsawan yg kabur lalu menjadi sepasang bajak laut, wow cukup menarik untuk dibukukan" kata mingi sambil bersandar di tiang kapal dengan mata yg masih terpaku pada luasnya samudera
"Ya...kami semua merasa cocok hanya semudah itu"
Tbc
Vote and comment sayangku 😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Treasure
FanfictionAre you ready to join us? ⚠⚠⚠ WARNING...!!!!⚠⚠⚠ Boys love, yg homophobic silahkan ciao