17. Dendam

185 24 21
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Sejak pulang dari acara pertunangan sang kakak, Furuka selalu dirundung rasa cemas serta takut disaat yang bersamaan. Dia selalu terlihat sering melamun sekarang bahkan jika ditanya apa yang terjadi dengan dirinya dia hanya menggeleng dan tersenyum seperti saat ini

Furuka tiduran di kasurnya dengan gelisah, dia tak bisa tidur sama sekali walaupun sekarang sudah mulai siang dia belum bisa tidur. Kamarnya yang hanya tertimpa sedikit cahaya itu membuatnya takut sendiri tapi dia tak tahu dia takut dengan apa

"Hahh..."

Ceklek

"Ruka, kau belum tidur?" Reiji datang dan masuk ke dalam kemudian duduk di tepian kasur sambil mengelus rambut Furuka. Furuka mengangguk sambil menikmati elusan tangan Reiji, untuk sekarang dia bisa sedikit tenang

"Aku tak bisa tidur Ma" ujarnya parau, dia menaruh kepalanya di paha Reiji. Terus memikirkan apa yang membuatnya dalam keadaan seperti sekarang

"Ada apa? Apa kau masih ingin bertemu dengan kakakmu?" tanya Reiji penasaran merasa tak biasa dengan tingkah anaknya ini

"Bukan itu Ma, tapi belakangan ini aku merasa takut" cicitnya lalu merapatkan kedua kakinya dan mengambil posisi meringkuk

Reiji tersenyum tipis lalu menggosok punggung Furuka pelan "Rasa takutmu hanya sementara lama kelamaan pasti juga akan menghilang tak perlu kau pikirkan sekarang Ruka hanya harus tidur agar kau nanti tidak lelah saat di sekolah" Reiji memindahkan posisi Furuka lalu menaikan selimutnya lalu mencium kening Furuka lembut

"Oyasumi Ruka"

"Oyasumi Mama"

Dan setelah itu Reiji berbalik dan keluar dari kamarnya, meninggalkan Furuka yang masih termenung di kasurnya. Walaupun tadi Reiji sudah memberitahunya untuk melupakannya tapi entah mengapa itu sangat sulit

🎍🎍🎍

"Hooaamm...."

"Mattaku, bubble kau bukannya sudah banyak tidur tadi? Di mobil saja kau tidur tak seperti biasanya yang terus mengoceh" celetuk Laito  yang berjalan di samping Furuka. Mereka bertujuh baru saja turun dari Limousin dan jika saja Furuka tak dibangunkan dia pasti akan ditinggal di sana

"Urusai...aku mengantuk berat" sahutnya lemas. Laito tersenyum sambil menggelengkan kepalanya tak habis pikir dengan tingkah gadis ini

"Oh ya! Mama boleh kan aku membo-"

"Tidak boleh" belum selesai Furuka mengatakan niatnya kalimatnya sudah dipotong duluan oleh kedua orang tuanya. Dia mengerucutkan bibirnya sebal "Padahal biasanya Papa juga membolos" cibirnya pelan yang membuahkan dirinya mendapatkan jeweran penuh cinta dari sang Papa

New Life, New Fate (Diabolik Lovers) {COMPLETE} ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang