.
.
.Ella dan Erisa berhenti dan mengatur nafas setelah hampir se jam terus berlari.
"Eli, apakah ibu malah besal?" tanya Ella
"Aku tidak tau Ella, tapi tadi bibi ke rumahku dan bertanyak padaku tapi aku tidak menjawabnya" jawaban Erisa membuat Ella semakin takut
"Eli, aku takut" ucap Ella yang sedah keringat dingin
"Ella, aku disini bersamamu aku yakin bibi tidak akan mar" ucapan Erisa terpotong karena sebuah teriakan yang membuat Ella dan Erisa tersentak
"ELLA"
"i-ibu" Ella menyebut nama ibunya dengan tubuh yang gemetar
"Darimana saja kau?apakah kau lupa kalo kau harus mengerjakan semua pekerjaanmu bukannya malah keluyuran" Mira berkata dengan menarik telinga kanan Ella
"Ampun buk hiks, aku hiks minta maaf" ucap Ella dengan menahan sakitnya
"Bibi, jangan hukum Ella, tadi dia bersamaku" ujar Erisa berusaha membela Ella
"Erisa kamu jangan membela anak ini, anak ini harus diberi pelajaran supaya tidak seenaknya" ucap bibi dengan mengencangkan tarikannya ditelinga Ella
"KENAPA KALIAN SANGAT RIBUT" Tegur Danan ayah Ella dengan emosi.
"Ini nih, anak yang tidak tau di untung kelakuanya udah nggak terkontrol, dari pagi keluyuran terus" Danan langsung menatap tajam ke arah Ella setelah mendengar ucapan istrinya
"ELLA SINI KAMU" panggil Danan, sungguh teriakannya membuat Ella tambah gemetar
"ELLA CEPAT KESINI JANGAN BIKIN AYAH TAMBAH MARAH" Ella langsung mendekat dengan gemetar ke arah Danan
"Maafkan El awww sakit ampun" teriak Ella saat Danan langsung menarik rambutnya dengan kasar
Danan terus menarik rambut Ella dengan kencang, tanpa memperdulikan erangan kesakitan Ella
"Dengar anak sialan, sekali lagi kau bertingkah seperti ini lagi maka kau akan ku hukum lebih dari ini" ucap Danan dan langsung menghempaskan tubuh kecil Ella dengan kasar.
"MINGGIR" ucap Mira dengan melewati Ella dan masuk bersama Danan
Ella memegangi kepalanya yang terasa sakit karena tarikan dari ayahnya
"Ella sabar yah" ucap Erisa dengan memeluk tubuh gemetar Ella
"Eli, apakah meleka benal kedua olang tuaku, jika benal kenapa meleka tidak menyayangiku?" tangis Ella pecah seketika
Erisa yang melihat sepupunya menangis langsung memeluknya erat
"Ella jangan sedih, kalo Ella sedih Eli juga sedih""Hiks Eli kamu nggak akan jahat padaku kan?" tanya Ella dengan seseggukan
"Tidak akan pernah Ella"
"HEY ANAK SIALAN JANGAN MENANGIS TERUS CEPAT MASAK BUAT MAKAN MALAM" teriak Mira
"iya b-buk, Erisa kamu pulang saja" Ella menghapus air matanya dan berjalan masuk untuk memasak.
.
.
.Arga baru saja mandi dan menuju balkon kamarnya, kebiasaan Arga sedari dulu yaitu memandangi bintang bintang
Arga teringat dengan pertemuannya bersama gadis cadel yang menangis di taman.
Tok
tok
tok"Arga" suara panggilan dari balik pintu menyadarkan Arga dari lamunanya
"Ada apa mom?" tanya Arga dengan membuka pintu kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Girl (Completed)
Non-FictionMaaf kalau banyak typo bertebaran Dalam hubungan, tidak ada yang lebih penting selain kepercayaan. Dan jika dalam hubungan tidak memiliki hal itu maka besar kemungkinan hubungan itu akan berakhir.