.
.
.
"Bangun Kez"Kezia menarik selimut hingga menutupi tubuhnya saat seseorang mengusik tidurnya dengan terus memanggil manggil namanya
"Kezia bangun, ini udah jam berapa?" Ucap Erisa dengan terus menarik selimut Kezia agar membuka matanya
"Duh apaan sih kak, aku tuh masih ngantuk tau nggak" ujar Kezia dengan mata yang masih tertutup
"Aku bukan kak Arfan Kez, ini aku Erisa. Bangun nggak Kez, kalo nggak bangun aku siram air nih" ancam Erisa dengan berkacak pinggang
"Iya iya ini mau bangun, ganggu aja sih" kesal Kezia dengan menyesuaikan penglihatannya
Hal pertama yang dilihat Kezia saat membuka mata adalah wajah memerah Erisa yang ditunjukkan padanya
"Muka kamu kenapa merah gitu?" Tanya Kezia dengan polosnya
"Nggak usah nanya kayak gitu, udah jelas ini ulahmu. Pokoknya sekarang kamu mandi terus siap siap. Aku nggak mau talat hanya karena kamu terlambat bangun" ujar Erisa.
Erisa mendorong tubuh Kezia masuk ke Kamar mandi dan langsung menutupnya dari luar
"Cepatan mandinya, aku tunggu di bawah" ujar Erisa. Setelahnya llangsung berjalan keluar meninggalkan kamar Kezia
"Kezia udah bangun Ri?" Tanya Arfan
"Udah kak, tinggal tunggu selesai mandi" jawab Erisa dengan ikut duduk di samping Arfan
"Lain kali kalo Kezia masih malas bangun, kamu siram air aja Ri biar kapok" ujar Arfan yang langsung mendapat jitakan dikepalanya
"Becanda kali mi, iyakan Ri?" Arfan memberi tanda dengan mendedipkan mata kearah Erisa agar Erisa mengangguk.
"Iya tante, kak Arfan nggak becanda malah dia serius" ucap Erisa dengan tawa tertahan.
"Awas kamu yah, kalo sampai kamu benar benar melakukan hal itu sama adik kamu, mami bakal acak acak Studio kamu" ancam Olivia yang membuat Arfan bergidik, karena mami-nya itu tidak pernah main main dengan ucapannya
"Nggak mi. Arfan becanda kok, lagian Kezia kan adik Arfan jadi yah mana tega lah aku" ucap Arfan dengan mengoleskan selai pada rotinya
"Pagi semua" sapa Vano
"Pagi Vano, sini sarapan dulu" ucap Olivia dengan mengambilkan dua lembar roti dan meletakkannya di piring Vano
"Terimakasih tante" Vano mulai mengoleskan selai pada rotinya
"Oiya kalian berangkatnya jam berapa?" Tanya Olivia pada keduanya
"Hm sekitar jam sembilan sih mi, mami mau dibeliin apa?" Tanya Arfan balik
"Kamu nggak usah tanya mami mau apa! Mending kamu tanya adik kamu tuh"
"Tanya apaan?" Tanya Kezia yang baru datang dengan seragam lengkap
"Kak Arfan nanya kamu mau dibeliin apa sebagai oleh oleh dari Bali" sahut Erisa yang membuat Arfan menatapnya tajam
"Benaran kak?" Tanya Kezia dengan wajah berbinar
"Iya" jawab Arfan dengan mengangguk, pastilah barang yang adiknya suruh beli akan menguras habis kartu kreditnya
"Sayang deh sama kakak" ucap Erisa dengan memeluk leher Arfan dari belakang
"Wah pagi pagi udah ada acara peluk pelukan, emang ada apa nih?" Tanya Christian yang juga sudah rapi dengan pakaian kantornya
"Biasalah pi, minta dibeliin oleh oleh" sahut Arfan dengan senyum paksa
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Girl (Completed)
No FicciónMaaf kalau banyak typo bertebaran Dalam hubungan, tidak ada yang lebih penting selain kepercayaan. Dan jika dalam hubungan tidak memiliki hal itu maka besar kemungkinan hubungan itu akan berakhir.