.
.
.
Arga PovSaat ini aku sedang berada di Taman. Taman yang menjadi saksi pertemuan aku dengan gadis kecilku, dan kali ini aku tidak sendiri tapi aku bersama Kezia adik dari sahabatku
"Kita ngapain kesini kak?" Tanyanya.
"Dulu di Taman ini kakak bertemu dengan gadis kecil berusia 6 tahun kejadiannya sudah sebelas tahun yang lalu," aku melirik pada Kezia yang terlihat terkejut. Kini aku semakin yakin kalo Kezia memang Ella
"Kak.."
"Aku melihatnya saat dia sedang menangis di bawah pohon itu" tunjukku pada pohon yang sudah tua namun masih indah untuk di pandang
"Apa yang kak Arga maksud itu gadis kecil bernama Ella?" aku tersenyum mengangguk saat dia menyebut namanya
"Aku memang nggak salah dalam mengenalimu saat pertama kali aku melihatmu, dan sekarang kau bukan lagi gadis cadelku yang kecil" ucapku, langsung saja aku menarik dia dalam pelukanku
"Ini adalah hal yang paling aku impikan dalam hidupku" batinku
"Kak Arga kenapa lama perginya" ucapnya dengan mencoba melepaskan pelukanku yang semakin erat
"Maafin kakak" ucapku melepaskan pelukanku dan memegang bahunya "kakak bersyukur kamu masih menyimpang kalung ini" lirikku pada kalung yang dikenakannya
"Pokoknya aku masih marah sama kak Arga" ucapnya seraya membelakangiku
"Cie udah nggak cadel lagi nih, dulu aja 'Kak Alga mau Ice Cleam' '" ucapku dengan menirukan suara Kezia diwaktu kecil
"Apaansih. Kezia itu nggak cadel tau" ucapnya dengan menghadapku sambil mengerucutkan bibirnya
"Uluh uluh, gadis kecil kakak cemberut" ucapku menggodanya
"Tau ah"
"Disana ada penjual Ice Cream El, mau kakak beliin nggak?" Tanpa perlu mengulang perkataanku. Gadis kecilku sudah menarikku kesana
~
Setelah hampir 3 jam kami jalan jalan aku pun mengantar gadisku pulang, walaupun rasanya masih berat untuk berpisah darinya
"Kak Arga nggak masuk?" Tawarnya
"Kapan kapan yah kakak mampir, soalnya kakak masih harus balik ke kantor" ucapku
"Mau Kezia bantuin nggak?"
"Emang bisa?" Tanyaku tak yakin
"Bisa dong, kan Kezia biasa bantuin papi kalo dirumah"
"Udah nggak usah, kamu masuk aja terus makan dan istirahat okey" dia mengangguk dengan wajah cemberut yang membuatku gemas dan langsung mencubit pipinya
"Sakit ih" kesalnya
Sebenarnya aku ingin dia menemaniku di kantor, tapi malam ini aku lembur karena pekerjaanku masih banyak dan aku nggak mau kalo dia kurang istirahat
"Ya udah Kezia masuk yah kak" aku mengangguk. Setelahnya dia membuka pintu dan keluar
"Hati hati"
Aku mengangguk lalu mulai melajukan mobilku meninggalkan rumah keluarga Andersen
Dulu aku selalu cemas pada gadisku karena orang tuanya yang selalu marah padanya, tapi sekarang aku tidak perlu khawatir karena gadis kecilku ternyata anak tante Olivia dan Om Christian
.
.
.Kezia Pov
Aku memasuki rumah dengan senyum yang tidak pudar, apalagi saat mengingat kalo aku sudah bertemu kembali dengan kak Arga
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Girl (Completed)
No FicciónMaaf kalau banyak typo bertebaran Dalam hubungan, tidak ada yang lebih penting selain kepercayaan. Dan jika dalam hubungan tidak memiliki hal itu maka besar kemungkinan hubungan itu akan berakhir.