Kezia Pov
Tes
Air mata ku langsung saja meluncur dengan derasnya tanpa bisa kutahan setelah mendengar perkataan Dokter yang menyatakan suami ku koma.
Tubuh ku luruh ke lantai di depan keluarga ku, tidak peduli dengan tatapan orang orang.
Bahkan amarah ku terkalahkan dengan rasa takut ku kehilangannya. Tidak, aku tidak akan sanggup jika harus kehilangan suami ku, sungguh aku menyesal tidak memafkannya.
"Mama, mama jangan nangis" aku menatap puteri ku yang berdiri tepat di depan ku.
Dengan cepat ku tarik Celina ke dalam pelukan ku, mencoba menguatkan diri ku yang seperti tidak memiliki raganya.
"Mama jangan nangis, kalo mama nangis Celi juga ikutan nangis" ujar Celina dengan menatap wajah ku.
"Sayang, kamu jangan kaya gini dong. Kamu harus kuat untuk puteri kamu dan untuk Arga juga, dan kamu harus yakin kalo Arga bakalan sadar dan kembali berkumpul bersama kita semua" kata mami dengan mengusap lembut kepala ku.
"Aku takut ma, aku takut kak Arga..." Belum sempat aku menyelesaikan ucapan ku, diri ku sudah hilang kesadaran dan meluruh ke lantai.
"Mama!"
"Kezia!"
"Sella!"
Sayup sayup aku masih dapat mendengar teriakan yang memanggil nama ku sebelum akhirnya kesadaran ku benar benar hilang.
~
Author Pov
"Kak Arga kapan sadar, apa mimpi kak Arga sangat indah?"
Setelah sadar dari pingsannya, Kezia langsung mencari Arga dan akhirnya disinilah dia berada. Terus menerus mengajak Arga berbicara sedangkan Arga masih setia memejamkan matanya.
Ceklek
Pintu terbuka memperlihatkan seorang laki laki yang sedang menggandeng dua anak perempuan.
"Mama!" Seru keduanya seraya berlari memeluk Kezia.
Kezia membalasnya dengan senyum pula, dan berjongkok sebelum membalas pelukan kedua puterinya.
"Ma, kenapa kita belum pulang? Celi dan kak Feli pengen tidur"
Kezia mengusap kepala puteri nya. "Ya udah Celi dan Feli pulang sama papa aja yah, mama masih harus disini jagain pap... maksud mama jagain om Arga"
Felisa sudah menggeleng, menolak ucapan ibunya. "Feli maunya sama mama" rengeknya.
"Enggak sayang, Feli harus pulang. Besok kan Feli sama Celi harus sekolah. Mama nggak mau kalo anak mama bodoh" Kezia berdiri menatap Zean. "Pulang lah dulu, biarkan aku disini buat jagain kak Arga, mami sama papi juga udah pulang, kak Arga dan kak Carlien juga. Jadi kamu juga pulang." Ujar Kezia.
Zean hanya mengangguk menuruti ucapan Kezia, dia juga tidak bisa berbuat apa apa lagi, melihat Kezia yang begitu mengutamakan suaminya.
"Mungkin kesempatan untuk aku mendapatkan mu memang sudah tidaj ada, dan aku akan membiarkan kamu kembali padanya jika memang itu membuat kamu bahagia. Karena kebahagianku adalah melihatmu tersenyum bahagia." Batin Zean. Sebelum mengajak kedua puterinya untuk pulang.
.
.
.Satu minggu sudah berlalu, dan Arga belum juga sadar dari tidur panjangnya sama halnya dengan Kezia yang tidak pernah meninggalkan rumah sakit. Dan sudah satu minggu pula Carlien datang ke rumah sakit untuk menjeguk sekaligus membawakan baju ganti untuk Kezia. Sedangkan kedua orang tua Kezia dan juga Arfan sudah kembali ke New York untuk mengurus pekerjaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Girl (Completed)
NonfiksiMaaf kalau banyak typo bertebaran Dalam hubungan, tidak ada yang lebih penting selain kepercayaan. Dan jika dalam hubungan tidak memiliki hal itu maka besar kemungkinan hubungan itu akan berakhir.