07. Suffering

3.2K 217 6
                                    

.
.
.
"Ibu Ella kenapa"  Ella dan Ana sama sama menoleh ke sumber suara

"Eri kenapa bisa disini nak?" tanya Ana

"Tadi ayah bilang kalo ibu kerumah Ella makanya Eri kesini" ucap Erisa memberitahu "astaga Ella tubuh kamu kenapa?" tanya Erisa setelah melihat luka ditubuh Ella

"Tidak apa apa Eli" ucap Ella menyembunyikan kedua tangannya yang memerah

Eri langsung memeluk Ella dengan Erat "Pasti paman memukul Ella lagi kan?" tanya Eri yang menangis

"Eli kenapa nangis, Ella kan tidak apa apa lagian ini sudah biasa palingan bentar lagi juga sembuh, iyakan bi?" ucap Ella meminta persetujuan. Ana langsung menghapus air matanya dan mengagguk kepada Ella

Ana melihat putrinya yang juga menangis seakan mengerti kesakitan yang dirasakan Ella.

"Aku sayang Ella, Eri nggak mau kalo Ella sakit" wajah Erisa sudah basah karena air matanya

"Eli, Ella tidak sakit hanya sedikit luka kecil" ucap Ella menenagkan

Eri melepaskan pelukanya dan menatap ibunya "Bu malam ini kita tidur disini ya temani Ella" ucap Eri dengan wajah memohon yang diangguki Ana.

"Ya sudah ayo tidur, besok kan kalian berdua harus sekolah" ucap Ana yang diangguki Erisa dan Ella.

Ana mencium pipi Ella dan Erisa sebelum akhirnya ikut berbaring "suatu saat kau pasti akan mendapatkan kenahagianmu" batin Ana sebelum ikut terlelap

Arga pov

"Aku masih belum paham soal yang ini Gagak" ucap Airin sambil memperlihatkan bukunya kepadaku.

"Airin tadi aku sudah mengajarkannya padamu" kesalku karena sudah tiga kali aku menjelaskannya dan dia masih belum bisa

"Gagak, makanya kalo mau aku mengerti kamu jelasinya jangan terlalu cepat supaya otak aku bisa nyampe" protesnya. Nah ini nih yang paling membuatku kesal, sepupuku ini paling tidak bisa disalahkan.

"Non Airin, den Arga ditungguin Nyonya dan Tuan di meja makan" ucap kepala maid dirumahku.

"Ah gagak perut aku lapar minta diisi jadi aku mau makan dulu, bye gagak" aku hanya geleng geleng kepala melihatnya dan tersenyum kepada kepala maid sebelum mengikuti langkah Airin.

"Malam tante malam om" sapa Airin sebelum duduk di kursi

"Malam sayang, bagaimana belajarnya belajarnya?"  tanya Mommy kepada Airin

"ya gitu mom, diajarin nggak pernah ngerti" aduku yang membuatnya langsung menginjak kakiku

"Sakit" keluhku

"Bodo amat" Aku mendengus saat melihatnya memeletkan lidah kearahku

"Udah udah nanti aja bertengkarnya, sekarang makan dulu" aku menurut dan langsung memakan makananku.
.
.
.
Seperti biasa setelah makan malam kami menikmati waktu bersantai di ruang keluarga sambil menikmati acara tv, sedangkan sepupuku yang paling rese bin setres sudah pamit setelah makan malam

Dret. Dret.

"Daddy ada telpon tuh" beritahuku sambil terus fokus pada acara tv didepanku

"Ar, itu Daddy terima telpon dari siapa sih kok serius gitu mukanya"

"Mommy kalo penasaran tanya langsung aja, kan Arga fokus nonton jadi yang aku mana tau" ucapku masih fokus kepada acara tv tapi aku langsung mengaduh kesakitan saat merasakan jitakan di rambutku

"Orang tua bertanya malah jawabnya begitu" protes mommyku

"Ya Mom kok dimatiin sih" aku ikut protes saat Mommy dengan teganya langsung mematikan tvnya padahal acaranya lagi seru.

 Little Girl (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang