.
.
.
Author Pov
Kezia terbangun tengah malam karena suara keras yang berasal dari kamar kakakknya. Karena sudah tau apa yang membuat kakakknya berteriak maka Kezia memilih memasang earphone ditelinganya dan kembali melanjutkan tidurnya dengan senyum.Sedangkan Arfan yang sudah sangat lelah tidak bisa istirahat karena banyak semut kecil dikasurnya sehingga tidak bisa digunakan dan sudah ia tebak pelakunya siapa.
Arfan berjalan memasuki kamar Kezia yang kebetulan tidak dikunci. Arfan berkacak pinggang saat melihat adiknya tidur dengan earphone terpasang di kedua telinganya. Dengan cepat Arfan melepaskan earphone itu dari telinga adiknya
"Tuyul bangung" ucap Arfan dengan menarik selimut Kezia. Sehingga Kezia terganggu dan terpaksa membuka matanya
"Apaansih kak, ganggu orang aja" kesal Kezia dengan setengah sadar
"Bersihin kamar aku sekarang, aku tau itu ulahmu kan. Cepat beresin sekarang" perintah Arfan
"Ogah, lagian kamar kak Arfan kenapa sih?" Tanya Kezia, tepatnya pura pura bertanya. Padahal dia tau betul apa yang terjadi dikamar kakakknya
"Nggak usah pura pura nggak tau, pokoknya sekarang juga kamu beresin kamar kakak"
"Iya iya" dengan malas Kezia mengiyakan perintah Arfan "ya udah kakak duluan aja dulu"
Kezia berdiri mengikuti Arfan yang berjalan duluan, tapi saat Arfan sudah berada diluar kamar. Kezia langsung menutup pintu dan menguncinya.
"Ezi buka pintunya" teriak Arfan dari balik pintu kamar Kezia
"Nggak mau, udah kak Arfan tidur aja bareng Semut itu." Balas Kezia dengan berteriak pula
Erisa terbangung karena perdebatan Kezia dan Arfan "kenapa Kez?" Tanya Erisa
"Nggak ada, udah ah tidur lagi " Kezia kembali berbaring dan memejamkan matanya dengan damai
Arfan kembali masuk ke kamarnya dengan kesal, dengan terpaksa malam ini dia tidur di Sofa karena kasurnya tidak mungkin ditempati karena ulah sang adik tersayangnya. Dalam hati Arfan berjanji akan membalas perbuatan adiknya itu
~Ditempat Lain
Arga berdiri di balkon kamarnya dengan menikmati semilir angin malam yang terasa menyejukkan.
"Belum tidur Ga?" Arga menoleh sekilas sebelum kembali melihat kedepan
"Belum ngantuk, jadi kurasa menikmati pemandangan malam kota ini bisa menghilangkan bosanku" jawab Arga
"Tapi yang kulihat, kau sama sekali tidak menikmati pemandangan malam, tapi lebih kayak orang yang sedang banyak pikiran" Airin melihat Arga sebentar sebelum melanjutkan ucapannya "dan kurasa tebakanku benar, iyakan?"
Arga menghela nafas pelan sebelum mengangguk membenarkan perkataan Airin
"Apa kau tidak mau membagi beban yang menganggu pikiranmu? Aku siap lagi mendengarkannya" tawar Airin
"Entahlah, aku bingung mau mulai darimana" ucap Arga
"Yeah, mulai dari gadis kecil yang ada di wallpaper Ponselmu mungkin, bukankah itu yang sejak tadi memenuhi pikiranmu"
"Darimana kau bisa seyakin itu, kalau itu yang sedang kupokirkan?" Tanya Arga
Airin hanya tersenyum "Gagak, kita itu kenal dari kecil, jadi ya aku tau kalau kau sedang memikirkannya. Dan kenapa aku yakin, itu karena foto di ponselmu itu adalah foto yang sebelas tahun lalu. Saat dimana kau belum pergi ke Italia, sekarang beritahu aku, apakah dia tambah cantik seperti yang kulihat di ponselmu?" Tanya Airin
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Girl (Completed)
No FicciónMaaf kalau banyak typo bertebaran Dalam hubungan, tidak ada yang lebih penting selain kepercayaan. Dan jika dalam hubungan tidak memiliki hal itu maka besar kemungkinan hubungan itu akan berakhir.