.
.
."Kalo soal itu, aku tidak bisa. Dengar" Carlien menatap Kezia yang sudah menceritakan maksud kedatangan dirinya "aku sudah memiliki orang yang aku sayang, dan sangat tidak mungkin aku mencintai dua orang sekaligus"
Kezia masih tenang di tepatnya "Apa itu masih kak Arga?" Tanya Kezia memastikan, jujur ada rasa tidak suka saat Carlien mengangguk. Apalagi itu Arga pacar masa kecilnya
"Sekarang Kezia tanya sama kak Carlien, apa kak Arga membalas perasaan kakak sama besarnya dengan perasaan kak Carlien padanya" tanya Kezia yah walaupun dia sudah tau jawabannya. Tapi rasanya akan lebih baik jika dia mendengarnya langsung
"Aku sedanh sibuk sekarang, jadi akan lebih baik kalo kamu pulang" ucap Carlien mengalihkan pembicaraan
"Aku bakal pulang kalo kak Carlien udah jawab pertanyaanku"
"Pertanyaan yang mana?"
"Aku yakin kak Carlien mengingat dengan jelas pertanyaanku apa"
"Silahkan keluar, kamu sudah menganggu pekerjaanku. Hanya untuk menanyakan hal hal yang tidak akan bisa aku jawab" usir Carlien pada Kezia. Tapi yah namanya Kezia nggak bakal keluar sebelum tujuannya tercapai
"Nggak, aku nggak akan keluar" tegas Kezia
"Baiklah, kalo memang jawabanku bisa membuatmu pergi. Arga sama sekali tidak membaladnya, apa kamu puas"
"Jika kak Carlien sudah tau kalo kak Arga tidak membalasnya, kenapa kakak masih bertahan?"
"Itu sama sekali tidak ada urusannya dengan dirimu"
"Sekarang itu jadi urusanku, apalagi kakak adalah wanita yang di cintai kakakku"
"Cinta kakakmu bakal hilang dengan sendirinya" balas Carlien
"Kalo gitu, cinta kak Carlien untuk kak Arga pun akan hilang"
"Apa sebenarnya tujuanmu datang kemari"
"Aku sudah mengatakannya tadi, coba kak Carlien pikirkan. Apa hidup kakak akan begini terus, kakak mengacuhkan orang yang benar benar mencintai kakak dengan tulus demi orang yang bahkan tidak melirik kakak"
Carlien tersinggung dengan ucapan Kezia yang memang benar adanya
"Sekarang kakak tanyakan pada diri kak Carlien, apakah memang benar kak Arga orang yang sangat kakak butuhkan? Apa kak Arga orang yang benar benar kakak cintai? Apa kakak yakin akan hidup bahagia dengan orang yang tidak mencintai kakak?" Kezia melemparkan banyak pertanyaan pada Carlien
"Apa kakak yakin akan bahagia hidup bersama orang yang tidak mencintai kakak?"
Carliem berfikir, ucapan Kezia memang benar adanya. Dan dia tidak bakalan bisa bahagia hidup bersama orang yang tidak mencintainya
"Coba kakak pikirkan, siapa orang yang selalu ada disaat kakak sedih? Dan siapa orang yang rela menderita demi melihat kakak bahagia? Bukankah waktu itu kak Carlien selalu memnceritakan semua yang kakak alami, saling berbagi suka dan duka. Bukankah itu artinya kakak percaya sama kak Arfan? "
Arfan adalah orang yang langsung terlintas dipikirannya, mengingat saat mereka satu sekolah. Dimana Arfan yang akan selalu siap menjadi tumpuannya di saat dia sedih, ataupun disaat dia sedang membutuhkan tempat untuk bercerita
"Aku harap kakak bisa segera menyadari perasaan kakak, dan kak Carlien bisa mengartikan cinta yang sesungguhnya"
Setelah mengatakannya Kezia berjala keluar meninggalkan Carlien yang masih mencerna semua yang dikatakan Kezia
.
.
.
Carlien PovAstaga, bahkan pekerjaanku jadi berantakan karena memikirkan ucapan Kezia, bahkan aku bingung sendiri dengan perasaanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Girl (Completed)
Non-FictionMaaf kalau banyak typo bertebaran Dalam hubungan, tidak ada yang lebih penting selain kepercayaan. Dan jika dalam hubungan tidak memiliki hal itu maka besar kemungkinan hubungan itu akan berakhir.