🌻L🌻

4.4K 625 12
                                    


🌻Ada yang mengatakan, orang baik akan mendapat jodoh yang baik, kuharap kau juga begitu🌻









Aku mengeratkan peganganku di pinggang Jeon, aku menyandarkan wajahku di punggungnya, terasa hangat dan begitu nyaman.

Aku ingin berlama-lama di atas motornya, namun sepertinya waktu mencoba membuatku jengkel. Kami sudah sampai di depan apartementku.

“Kita sudah sampai”

“Jeon, aku tidak ingin turun”
Aku tetap merengkuh tubuhnya dari belakang. Jeon kemudian membalik tubuhnya dan membelai wajahku.

“Dingin, tidak baik berlama-lama di luar” Aku mengerucutkan bibirku, Jeon tertawa singkat lantas menarik bibirku ke depan.

“Akhh” ringisku.

“Jelek”

Aku mencebik kemudian turun dari motornya.

“Cepat masuk ke dalam” suruhnya memberantakkan rambutku.

“Baiklah” Aku melangkahkan meninggalkannya, setiap langkah yang ku ambil terasa berat, aku tidak ingin jauh darinya. Aku berbalik dan menangkapnya tengah bertopang dagu menatapku intens.

Ya Tuhan denyut nadiku sudah tak normal sekarang. Aku memilih berlari cepat masuk ke dalam lift.

Saat pintu lift terbuka aku dapat melihat Sehun berdiri di depan pintu kamarku. Dia berjalan ke sana kemari seperti kebingungan. Matanya membola saat melihatku keluar dari lift.

“where have you been?” tanyanya mendekatiku.

“why not raise my call?”

“Aku tadi bersama Mina”

““why not raise my call Lisa?”

“Sorry, I’m playing with Mina”

“I'm almost crazy for not finding you in the apartment”

“Sorry, I thought you didn't come back here”

“Of course i come back here”

“Sekarang, ayo masuk, di sini dingin” Sehun menarik tanganku. Dia terlihat seperti seorang suami yang tidak mendapat kabar dari istrinya.

“Aku sudah menyelesaikan pekerjaanku untuk beberapa hari ini, jadi aku akan menghabiskan waktuku bersamamu” ujarnya dari dapur.

“Itu bagus”

Sehun kemudian kembali dengan membawa dua mug berisi teh madu hangat. Asapnya mengembul di udara dan melayang begitu saja.

“Kau tidak akan kembali ke apartementmu?” tanyaku.

“Why should i go back?” sahutnya menoleh padaku.

“I’m just asking Sehun, lagi pula ini bukan apartementmu”

“Kau mengusirku ya?”

“No”

“Tidak baik berlama-lama di sini, bagaimana jika pacarmu salah paham kemudian datang ke sini untuk meminta penjelasan padaku?”

“What?” dia terkekeh singkat kemudian berujar lagi “ I only have you”

“Apa maksudmu hanya memilikiku?”

“Aku hanya menginginkanmu, aku tidak ingin wanita lain”

“Sehun, sudah seharusnya kau mencari wanita yang pantas untukmu, kau itu mapan, tampan, baik, kau sempurna, semua wanita menginginkanmu”

“Kau juga?”

Ah sepertinya aku salah bicara, maksudku semua wanita (aku tidak termasuk) karena aku menginginkan pria lain.

“Maksudku wanita di luar sana”

“Aku tanya apa kau juga menginginkanku?”

“Aku-tidak-maksudku..”

“Kau masih menyukai pria itu?” tanyanya setelah meletakkan gelasnya di atas meja.

“Ya” jawabku lirih.

“What should i do so you can love me? Apa tidak cukup yang kulakukan selama ini?”

“Kau pantas mendapatkan yang lebih baik”

“Please Lisa, please love me”

“Sehun…”

“Bahkan walau hanya sedikit” ujarnya parau.

“Aku tidak pantas untukmu”

“That's just your reason”
Aku terkejut saat melihat mata basahnya. Aku merasa bersalah.

“Aku hanya menginginkanmu Lisa, aku hanya mencintaimu”

“I’m sorry”

“Aku akan memberikan apapun.. uang, rumah, perhiasan, apapun yang kau inginkan” ucapnya menggengam tanganku dan menatapku intens.

“Please Sehun..”

Sehun melepas tanganku, detik berikutnya ia memukul meja dengan keras. Aku terlonjak saat ia melempar mug berisi teh madu itu ke dinding.

“Sehun!!” teriakku, ketika dia dengan gilanya malah menginjak brutal mug pecah itu, telapak kakinya berdarah. Aku menariknya dengan kuat. Dia sudah gila.

“Let me die!!” bentaknya mengambil pecahan mug itu, ia akan menyayat tubuhnya.

“No, don’t!”

“I have no reason to live anymore, I lost you”

“Aku di sini”

Dia merengkuhku dengan begitu erat, aku merasa sesak namun aku tetap bergeming, setidaknya Sehun akan merasa tenang.

“Please Love me” bisiknya membuatku bergidik.

Aku mengelus rambutnya yang lembut, dia begitu nyaman menyandarkan kepalanya di dadaku.

Aku merengkuhnya berjam-jam hingga ia sudah tidak menangis lagi.
Aku lantas mencabut pecahan mug yang menancap di kakinya, kemudian membalut lukanya.

Aku tidak mengerti kenapa dua pria yang ku kenal selalu bertingkah seperti bayi, bukankah adegan ini lebih cocok untuk wanita?

“Lisa” ucapnya parau saat aku akan beranjak menyimpan kotak p3k.

“Aku menyimpan ini dulu”

Sehun begitu menggemaskan saat melihat kaki terlukanya, matanya sangat lugu. Ku harap pria itu akan menemukan seorang wanita yang bisa mengurusnya dengan baik di masa depan.

“Aku bantu” kataku melihat dia tertatih menuju ranjang.

“Akh” Sehun membawaku untuk berbaring.

“Tidur bersamaku” ucapnya mendekapku ke pelukannya.

“Huh?”

“Aku tidak akan melakukan apapun”

“Baiklah”

Walaupun Sehun mengatakan tidak akan melakukan apapun, aku tetap was-was, aku tetap terjaga saat dia sudah terlelap. Aku memilih tidur saat jam sudah menunjukkan pukul dua dini hari.






















Saat aku terbangun di pagi hari, aku tidak menemukan Sehun disampingku. Aku mengedarkan penglihatanku ke sekeliling. Sepertinya dia sudah pergi.




SUNFLOWER✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang