🌻Aku harap aku akan membencinya setelah melakukan ini padaku🌻
Aku meraih tangannya kemudian menggenggamnya. Aku dapat melihat kesedihan yang sama di bola matanya.
“Jelaskan Jeon, kenapa kau tiba-tiba begini? Apa yang kulihat terakhir kali adalah benar?”
Rahangnya mengeras, seperti menahan sesuatu yang bergejolak di dalam dirinya.
“Kau mencintai Joy?”
Matanya fokus memandang wajahku. Aku menunggunya untuk menyahut.
“Please Jeon, setelah ini aku tidak akan mengusikmu lagi”
“You love her?” tanyaku sekali lagi.
Dia menatap ke arah lain. Mulutnya perlahan terbuka dan bergerak.
“Ya” jawabnya tanpa menatap mataku.
Aku tersenyum merasa perih mulai merambat di bagian hatiku. Disaat yang sama mataku mulai basah. Aku tidak sanggup menahannya.
Aku sudah mendapatkan jawabannya. Itu artinya tidak ada lagi yang perlu aku pertanyakan. Tidak ada lagi alasan untuk membahas apapun dengannya.
Aku membuka perban yang telah ia balut di lukaku lantas melemparnya sembarang. Perih memang, tapi sakit di dadaku bukan bandingannya.
Jeon terlihat shock ketika melihatku melakukannya. Namun tidak kuhiraukan. Aku berdiri dan berusaha berjalan dan tertatih.
Aku meraih tasku dan beranjak pergi. Saat ini aku bahkan tidak bisa merasakan apapun lagi. Tubuhku seperti mati. Mataku tak bergerak hanya terfokus ke depan.
Pandanganku kosong.
Aku harap dia akan menyesal telah mencampakkanku seperti ini.
"I love you"
"Don't ever leave me"
Omong kosongnya terngiang di kepalaku.
“Lisa” aku mendengar sesseorang memanggil namaku. Akan tetapi mata dan tubuhku menolak untuk bereaksi.
“Lisa. Astaga, aku mencarimu”
Sehun.
Sehun menyentuh wajahku. Matanya menyiratkan kekhawatiran.
Aku mulai terisak dan detik berikutnya tangisanku semakin pecah.
“What’s wrong?” tanyanya cemas.
Aku tetap menangis tanpa berniat menjawabnya.
“Hey, why? What happen?”
Aku membenamkan wajahku di dada Sehun kemudian tangannya mulai membawaku ke dalam pelukannya.
🌻🌻
Mobil Sehun berhenti tepat di depan apartementku. Dia dengan sigap melepas sabuk pengamanku tanpa kusuruh.
Tangan Sehun perlahan menyentuh wajahku lalu bergerak pelan menyeka jejak air mata yang menempel di pipiku.
“Why you cry?” tanyanya masih membelai wajahku.
“Terjadi sesuatu?”
Aku tersenyum tipis.
“Nothing” jawabku.
“Lisa, let me know”
“Terimakasih tumpangannya” kataku berusaha mengalihkan pembicaraan.
Aku mendengarnya mendesah berat. Aku sedang tidak ingin berbicara banyak malam ini.
“Apa pria itu yang membuatmu menangis?” tanyanya kembali.
Aku tidak suka malasalah ini diperpanjang.
“Tidak” jawabku singkat.
“Aku tau, pasti terjadi sesuatu dengan kalian berdua, karena itulah kau berada di sana saat itu”
“Enough Sehun. Jangan membahas yang bukan urusanmu. Pulanglah” kataku ketus. Mulutku benar-benar tajam dan aku menyesalinya.
Sehun menghela nafas. Mungkin mulai merasa jenuh dengan tingkahku.
“Tidak bisakah kau membalas perasaanku?” ucapnya dengan menatap mataku.
“Please” lirihku.
“I’ll waiting, you’ll love me. I swear!” katanya dengan percaya diri.
“I wish I’ll love you” jawabku kemudian membuka pintu dan keluar dari dalam mobilnya.
Sehun or Jungkook?