♛❸DP: 2|Tuan Bertanduk

4.7K 449 42
                                    

Langkah Valerie tersenggal-senggal. Sedari tadi ia berusaha berlari sekencang mungkin berharap si gesrek Daniel tidak mengejar dan menangkapnya. Bisa gawat kan, jika Daniel betulan melempar sepatu ke wajahnya? Kan Daniel gesrek.

Setelah menetralkan nafas yang tak karuan, sesuatu yang janggal disadari Valerie, "Eh, ini di depan kontrakan Lala, bukan?" matanya terbelalak cukup tak percaya melihat bangunan yang kini tertera di depan mata.

Bukannya tadi ia lupa di mana jalannya? Tapi, mengapa kini ia sudah berada di depannya saja? Valerie mengangkat sebelah sudut bibirnya. Nasib memang tak bisa diperkirakan. Garis wajahnya tersenyum menang, merasa Tuhan berada di pihaknya sekarang.

Setidaknya setelah beberapa kejadian sial semenjak tadi pagi, kini ada satu keberuntungan untuknya.

Drrtt.. Drttt.. Drttt..

Tiba-tiba saja ponsel yang berada di saku celana sebelah kanan bergetar. Setelah mengambil barang itu, nama 'Lala' yang terpampang. Valerie lantas menjawab panggilan itu tanpa pikir panjang. "Hallo, La?"

"Val, kamu di mana? " terdengar nada khawatir dari sebrang sana.

Valerie meringis. Bisa-bisanya ia lupa pamit kepada Lala. Tapi kalau dingat-ingat ini kan salahnya Si Gesrek yang kurang ajar hendak menciumnya di kafe tadi! "Maaf La, tadi aku tak enak badan. Jadi aku memilih pulang duluan." ia merasa amat bersalah.

"Kamu sakit, Val? "

Gelengan cepat diusung, meski empu di sebrang tak dapat menyaksikan. "Tidak.. hanya kelelahan.." Valerie menggigit bibir sendiri. Rasanya ia sungguh keterlaluan. Sudahlah menumpang tinggal di tempat Lala, dan sekarang berbohong pula. Tak hentinya ia lantunkan permintaan maaf dalam hati.

***

Sekarang patut disebut tengah hari, namun Valerie masih saja menyusuri jalanan tanpa henti, seperti bajak laut yang tak pernah berhenti di suatu tempat, sebelum menemukan peti harta. Tujuan gadis itu terombang-ambing di jalanan hanya satu; mendapatkan pekerjaan!

Sudah sejak pagi Valerie mencari, bahkan bertanya ke sana-kemari, berharap seseorang bisa menyelamatkan hidupnya dari gelar pengangguran ini!

Tahu susah mencari pekerjaan, lebih baik ia menerima tawaran ayahnya saja untuk masuk ke perusahaan. Memaksakan sesuatu yang berada di luar bidangnya, ketimbang harus tak tahu arah seperti sekarang. Apalah daya, nasi sudah menjadi bubur. Jika ia pulang sekarang, yang ada ayahnya malah akan melunjak. Bisa-bisa ia tak hanya akan diturunkan ke perusahaan, namun juga akan segera dinikahkan. Big no! Valerie tak inginkan itu sekarang!

Tapi untuk kembali ke kontrakan Lala tanpa harapan, juga bukan menjadi pilihan yang bagus. Valerie benar-benar merasa tak enak hati. Ia tak boleh merepotkan Lala terus, ia harus mandiri. Pun, Lala juga berusaha keras untuk hidupnya dengan bekerja. Semakin lama Valerie menumpang, artinya hanya akan semakin merepotkan.

Memang sih Lala berasal dari keluarga yang berkecukupan bahkan berlebih, tapi anak gadis itu tak terbiasa dimanjakan orang tua. Alhasil, Lala mencoba untuk hidup dan berusaha sendiri dari bawah dulu.

Letih berjalan, matanya tertuju pada sebuah browsur yang terpajang di sebuah pagar rumah besar yang bewarna cream. Penuh dengan keantusiasan, Valerie mendekat, membaca informasi yang disampaikan kertas tersebut.

Di butuhkan seorang pelayan yang bisa mengurusi kepentingan rumah tangga, dengan gaji 5 juta per-bulan.

3 Devil Prince (√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang