Semakin hari semuanya terasa semakin jauh. Sean merasa hilang semangat untuk melakukan apapun sekarang. Bahkan tak biasanya ia keluar dari kamar se siang ini, ditambah tadi tak menghadiri kegiatan sarapan. Begitulah sikap Sean akhir-akhir ini, pasca pertunangan mendadak yang ia cetuskan malam itu.
Turun dari kamar hendak mengambil air, laki-laki itu disambut oleh presensi seorang wanita yang ia jamin akan memperburuk harinya, tengah menghuni kursi tamu. Gadis itu tampak tersenyum riang dan lantas berlari senang ke arahnya. Bukannya sambutan sayang, Sean malah mengerutkan dahi melihat keberadaan Yuani di rumahnya.
"Apa yang kamu lakukan di sini?" Sean bertanya pada intinya langsung. Ia sungguh tak bisa basa-basi pada wanita ini.
Yuani tersenyum lebar, "Tentu saja untuk bertemu kamu, Sayang. Aku sudah mengirim pesan, kalau hari ini kita prepare gedung, gaun, cincin, semuanya untuk pertunangan resmi kita."
Sean menatap tak peduli, "Kemarin kan sudah tunangan, jadi tidak perlu lagi."
Yuani mengerutkan bibir lipstik merahnya beberapa senti, "Sayang, yang terjadi kemarin 'kan hanya kita yang tahu, belum ke publish, belum ada yang tahu, belum ada media yang memberitakan."
"Kamu ingin semua orang tahu?"
Tentu! Yuani mengangguk mantap. Itu juga salah satu alasannya mati-matian mengejar Sean. Ini akan menjadi berita hangat jika tersebar jelas ke media. Popularitasnya akan meroket tinggi.
"Saya tak punya waktu." Sean berujar datar. Ia akan beranjak lagi untuk kembali ke kamarnya. rasa haus yang tadi bersarang, hilang saat gadis ini menghancurkan moodnya.
"Sayang, aku sudah jauh-jauh datang kemari, kita fitting baju yah?" bujuk Yuani lagi, ia mengikuti Sean dari belakang.
Sean mendengus kesal, ia berbalik badan, menatap Yuani dengan malas, "Yasudah. Ayo."
Yuani agak terkejut karena Sean sudah berjalan mendahuluinya saja. Ditahannya lengan lelaki itu, "Kamu yakin ingin pakai ini? Tak ingin ganti pakaian dulu?"
Yuani menatap tak percaya pada pakaian yang kini Sean kenakan. Yang benar saja akan keluar dengan setelan kaos dan juga celana santai ini? Yang ada bisa malu jika disorot media.
"Iya, kenapa memangnya?"
Yuani tambah mengernyit. Ayolah yang benar saja! Tapi ia tetap berlakon manis dengan senyuman yang mengambang. "Sayang, sepertinya kamu perlu mengganti pakaian dulu. Ini ughh... sedikit, tidak fashionable."
Sean meneliti penampilannya. Ia memang tak punya niat untuk pergi, jadi benar-benar tak terbujuk sama sekali oleh saran yang Yuani katakan. "Saya ingin pakai ini, kalau tidak suka yasudah."
Lagi-lagi sikap datar dan keras kepala Sean hampir menyibak emosi Yuani. Wanita itu tampak menetralkan pikiran agar tak marah dengan menarik napas panjang. Sabar.
Perempuan itu kembali menyuguhkan senyuman ke arah Sean, "Yasudah, besok saja kita fittingnya. Aku lupa, jika hari ini ada pertemuan dengan brand untuk membicarakan mengenai jadwal shooting iklan, aku akan pergi sekarang."
Sean bergidik bahu tanda tak peduli. Tanpa menjawab atau berkata, ia berbalik untuk kembali naik ke kamarnya.
Yuani yang ditinggal mengeram kesal menatap punggung laki-laki itu. Sean benar-benar menguji kesabaran hari ini. Namun, ia tak boleh menyerah. Bukan Yuani namanya jika mengalah begitu saja.
![](https://img.wattpad.com/cover/186742445-288-k509752.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
3 Devil Prince (√)
Romance[COMPLITE] Bagaimana rasanya tinggal bersama 3 orang yang akan selalu menindasmu? ©Publish, Mei 2019 ©Finish, 08 Desember 2019 ©Revisi Selesai, 02 November 2021 TOTAL BAB: 1-23 RANK: *15 In Jinyoung, 29 Oktober 2021 *06 in Vsoo, 30 Januari 2022