Valerie mengurungkan niatnya untuk berhenti bekerja. Kokohnya perasaan ingin pergi, tercerai kala mendapati fakta baru tentang denda yang harus ia bayar bila berhenti. Tiga kali lipat dari gajinya setahun, katanya? Heh, tidak digandakan saja Valerie bingung harus membayarnya pakai apa, apalagi dimintai tiga kali lipat. Yang benar saja?!
Dengan sangat berberat hati dan penuh kedongkolan, Valerie tetap melanjutkan tugasnya untuk bekerja, meski masih begitu kesal dengan makhluk keterlaluan bernama Sean yang sudah melecehkannya-- ah tidak, Valerie merasa kesal dengan ketiga saudara bertanduk tersebut, namun karena Sean yang paling lancang dan kurang ajar, frekuensinya banyak bertambah untuk pemuda itu. Ini tak patut disebut rumah, tapi lebih pantas dibilang kandang iblis.
Lihat saja, setelah kejadian buruk yang menimpa usai Sean melecehkannya, kejadian buruk lainnya juga terjadi. Sepertinya rentetan tragedi kesialan itu sudah mendapat bagian, dan menunggu kapan mengambil peran. Sial!
"Aku ingin sup udang, sup tuna, sup kentang, american oatmeal, dan pasta!"
Zleb!
Apa Daniel selalu minta makanan sebanyak itu? Ayolah, ini hanya untuk menu makan malam. Dia pikir semua yang dimintanya akan datang hanya dalam satu kedipan; magic. Dasar tikus sialan!
'Dia pikir aku punya delapan tangan?' Valerie mengeluh dalam hati, tapi tak memiliki kesempatan untuk mendeklarasikannya. Jika sempat ia protes sedikit saja, maka tiga Tuan Devil ini akan membuat hidupnya lebih kacau lagi. Ia hanya tersenyum yang penuh dengan keterpaksaan.
"Saya hanya ingin sup ayam. Tapi ayamnya tidak boleh amis, dagingnya mesti lunak, namun tidak terlihat menjijikkan bila bentuknya terlalu hancur."
Lagi-lagi Valerie memberikan senyuman paksa. Setidaknya permintaan Sean kali ini lebih manusiawi ketimbang permintaan Daniel.
"Saya akan memakan apapun yang kamu masak."
Valerie heran. Sebenarnya karakter Adit ini tergolong protagonis atau antagonis? Kerap kali pemuda itu berujar amat enak didengar dengan perlakuan yang lemah lembut. Tapi ketika tadi mengetahui Valerie berbohong, tatapannya berubah amat menyeramkan, dan di waktu yang bersamaan, Adit menunjukkan kelicikannya yang berkedok kepintaran.
***
Waktu untuk makan malam telah tiba. Daniel dan Sean sudah berada di ruang makan, dan menunggu sajian makan malam.
"Lama sekali, perutku sudah keroncongan! Di rumah ini tak ada yang berniat membunuhku, bukan?" Daniel berteriak. Perutnya sudah meronta, tapi makanan itu tak juga kunjung datang.
Sean yang menyaksikan rancauan adiknya tersebut hanya mendengus. Ia sudah paham betul kepingan-kepingan yang menyusun tubuh Daniel. Cerewet, berisik, pengadu, pembuat onar, biang masalah, dan bodoh. Sean ingat semuanya di luar kepala.
Dari pada ia berdebat dengan Daniel hanya karena memberikan komentar, Sean lebih tertarik untuk melihat seseorang yang enak dipandang saja. Matanya berkeliaran menatap Valerie yang terlihat sedang kerepotan di dapur dalam urusan memasak. Sean tak mudah menyimpulkan kecantikan seseorang, namun hanya karena pertemuan pertamanya dengan Valerie, Sean langsung mengklaim jika Valerie adalah gadis yang cantik.
Ketika tatapan enggan berkedip yang Sean usung, kedatangan Adit ke arah gadis itu membuat senyuman yang tadinya mengambang spontan, terhenti begitu saja. Valerie terlihat begitu terbuka dan menerima keadaan Adit, bahkan dapat Sean saksikan jika mereka juga saling tersenyum tanpa ada kecanggungan. Bagaimana mungkin Valerie dapat mencurahkan tatapan lembut terhadap Adit, sedangkan kepadanya, gadis itu selalu menatap dengan penuh kebencian.
KAMU SEDANG MEMBACA
3 Devil Prince (√)
Romance[COMPLITE] Bagaimana rasanya tinggal bersama 3 orang yang akan selalu menindasmu? ©Publish, Mei 2019 ©Finish, 08 Desember 2019 ©Revisi Selesai, 02 November 2021 TOTAL BAB: 1-23 RANK: *15 In Jinyoung, 29 Oktober 2021 *06 in Vsoo, 30 Januari 2022