Dada Valerie sungguh sesak membuka pesan yang baru saja ia terima dari Sean di ponselnya. Matanya teramat panas membaca kalimat Sean yang menyudahi hubungan mereka. Apa memang akhirnya begini?
Valerie pasti sudah berteriak kencang dan juga menangis hebat, bila tak mengingat di mana ia sekarang. Rak barang yang berada di sisi kanan dan kiri di pegang kuat-kuat. Valerie berupaya mengatur napas yang tercekat, juga banyak -banyak melirik ke atas agar air matanya tak jatuh.
Sakit sekali. Itulah yang Valerie rasakan sekarang.
"Nona?"
Gadis itu lantas membuka matanya kembali, mendengar ada seseorang yang memanggil.
Binar matanya membesar, Valerie paparkan sebuah senyuman ketika melirik orang yang menyapanya adalah sang bibi. Wanita yang mengasuh dan merawatnya sejak kecil.
Sama seperti respons yang diberikan gadis yang ia panggil dengan sebutan Nona, wanita paruh baya itu juga tampak senang dan terus memandangi Valerie dari atas hingga bawah. Ia teramat senang bertemu dengan gadis ini lagi. Hampir setahun, ia tak melihat Valerie. Sungguh, khawatir selalu menyibak dadanya saat teringat akan Valerie. Valerie sudah dianggap putrinya sendiri, mengingat.. Memang dari kecil gadis ini sudah diasuh olehnya.
"Nona apa kabar?"
"Nona kenapa bisa di sini?"
"Nona sekarang tinggal di mana?"
"Syukurlah. Nona baik-baik saja."
Rentetan pertanyaan juga rasa syukur wanita paruh baya itu ucapkan. Ia membawa Valerie dalam dekapannya. Sungguh, rasanya sangat rindu.
Valerie pun ikut andil mempererat dekapan itu. Sampai sang bibi meminta untuk mereka mengobrol lebih lama pun, Valerie menyanggupi. Mereka melanjutkan sesi obrolan di kursi yang disediakan minimarket.
"Nona, mari nanti kita pulang bersama. Bibi yakin, Tuan pasti akan senang melihat Nona."
Mendengar kata pulang, Valerie kembali teringat akan ayahnya. Meski masih dalam status belum berbaikan, namun Valerie sudah sangat merindukan pria tersebut. Setiap malam ia selalu memikirkan bagaimana kabar sang ayah. Tapi Valerie juga masih memegang gengsi yang tinggi untuk menjilat ludahnya sendiri selama ini.
"Vale pasti akan pulang, Bi. Tapi belum sekarang." Ia masih harus menyelesaikan pekerjaannya, sehingga nanti ketika Valerie kembali ke rumah, ia sudah membuktikan bahwa ia mampu menyelesaikan satu tanggung jawab yang sudah berani ia mulai.
"Oh ya, bagaimana keadaan ayah, Bi?"
"Secara fisik, Tuan baik-baik saja, Nona. Tapi setelah kepergian Nona,Tuan terlihat benar-benar sedih dan kehilangan. Setiap hari beliau selalu melihat foto-foto Nona yang terpajang. Saya bahkan tak diizinkan mengubah apapun bentuk kamar Nona."
Valerie menghela napas berat, merasa semakin merindukan pria itu. Ia menundukkan pandangannya, benar-benar menyesal karena telah menentang ayahnya sendiri. Mungkin semua masalah yang ia rasakan sekarang adalah akibat kesalahannya pada sang ayah.
"Nona, Tuan sebenarnya tak ingin mengekang Nona untuk mewujudkan keinginan. Hanya saja, Tuan takut akan kehilangan Nona, jika membiarkan Nona ke Milan waktu itu."
Mata Valerie berkaca-kaca ketika ia menatap sang Bibi. "Tapi pada akhirnya, Ayah juga tetap kehilangan Vale, Bi."
"Tuan pikir dalam dua atau tiga hari Nona mungkin akan kembali. Namun nyatanya dia kehilangan Nona hampir setahun lamanya."
![](https://img.wattpad.com/cover/186742445-288-k509752.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
3 Devil Prince (√)
Romance[COMPLITE] Bagaimana rasanya tinggal bersama 3 orang yang akan selalu menindasmu? ©Publish, Mei 2019 ©Finish, 08 Desember 2019 ©Revisi Selesai, 02 November 2021 TOTAL BAB: 1-23 RANK: *15 In Jinyoung, 29 Oktober 2021 *06 in Vsoo, 30 Januari 2022