Jendela yang sudah tertutupi oleh tirai itu mulai memberikan cahaya saat waktu telah menunjukkan pukul 7 pagi. Bahkan tak sedikit cahayanya menyentuh ruangan yang belum menampakkan 'kehidupan' di sana.
Kim Do Young.. orang yang pertama bangun dalam ruangan itu. Awalnya, dia merasa ada yang aneh; saat bangun terasa melegakan, sebuah tangan yang dia genggam, dan sebuah kepala yang memberikan aroma Wangi di sana. Setelah itu, Do Young benar-benar telah sadar dari tidur nyenyaknya.
Perempuan itu masih tidur dengan jarak yang cukup dekat dengannya. Hanya ada jarak di mana wajah perempuan itu di depan dadanya. Membuat Do Young sedikit menunduk untuk melihatnya.
Untuk beberapa saat, Do Young merasa nyaman dengan saat itu. Rasanya dia ingin waktu berhenti dan membiarkan dirinya tetap tidur lagi. Memejamkan mata dan bermimpi indah seperti semalam. Dia ingin lagi..
Namun sekali lagi Do Young dibuat sadar saat merasa ada pergerakan kecil yang dibuat seorang Kim Se Jeong. Do Young menunggu sebuah 'sapaan pagi'.
"Oh.. pemandangan yang tak biasa. Ah.. aku tidur di apartemen GM Kim semalam. Tentu saja beda." dia sudah bangun dan sepertinya belum menyadari 'keberadaan'-nya. "Tapi kenapa semalam aku bisa tidur tanpa mendengarkan lagu ya? Tak biasanya.. "
Kepala itu kemudian mendongak dan mendapati pasang mata menatapnya. Se Jeong sedikit terkejut.
"Oh.. GM Kim! Sejak kapan anda bangun?"
"Sudah dari tadi."
"Ah.. begitu ya.. "
Pagi itu berbeda. Tidak sedikit, banyak malah. Haruskah pria itu berterimakasih lagi nanti pada perempuan itu?
"Ini sarapannya.. " rasanya seperti dilayani seorang istri kalau begini. "Maaf kalau masakanku tidak cocok dengan lidah anda."
"Tidak.. aku yang seharusnya minta maaf karena merepotkanmu di pagi-pagi seperti ini. Aku yang punya rumah, tapi tamuku yang membuat sarapan."
"Tidak, GM Kim.. " dan kekehan kecil perempuan itu berhasil mengukir senyum kecil seorang Kim Do Young.
Dalam suasana diam, sibuk menyantap makanan mereka. Bahkan sampai makanan sudah habis, belum ada percakapan kembali yang mereka utarakan.
"Biar aku saja yang mencuci." seru Do Young saat menyadari pergerakan Se Jeong yang akan mencuci piring-piringnya.
"Tidak.. biar saya saja- "
"Tidak, Se Jeong-ssi. Aku yang punya rumah. Sudah cukup dengan sarapan tadi, yang ini.. jangan."
"Tapi.. "
"Jangan membuatku kesal.. "
Akhirnya, Se Jeong memilih untuk mundur dan membiarkan pria itu menyuci piring-piringnya. Se Jeong tak ingin kena semprotan amarah dari pria itu.
"Terima kasih untuk semalam dan pagi ini." ujar Do Young dengan nada lembutnya. Syukur jika dia benar-benar tak marah padanya. "Dan kurasa, aku masih membutuhkanmu, Se Jeong-ssi."
"Apa anda yakin karena saya yang membuat anda bisa tidur?"
"Sepuluh tahun berusaha untuk tidur, dengan cara apapun, baru kali ini aku bisa melakukannya. Selama ini, aku hanya bisa tertidur selama 1-2 jam saja. Mengetahui bahwa kau bisa membuatku tertidur.. rasanya menyenangkan. Semua beban yang ada dalam diriku.. hilang seketika."
Se Jeong diam. Dia kembali teringat tentang bagaimana dirinya bisa tidur dengan mudahnya malam tadi. Apa itu juga karena hal yang sama? Karena.. seorang Kim Do Young.
"Kurasa aku juga.. "
Piring terakhir dan Do Young mematikan kran wastafelnya. "Maksudmu?"
"Semalam.. saya bisa tidur tanpa mendengarkan lagu. Tidak seperti biasanya." detik kemudian, Se Jeong menatap Do Young yang juga tengah menatapnya. "Kurasa, itu berkat anda. Dan, aku rasa lagi.. saya membutuhkan anda, juga."
to be continue..
cringe tidak sih ini cerita??
malu aku lama-lama.. 😂😂
정키키 - 감사합니다
KAMU SEDANG MEMBACA
Insomnia and Trauma [DoJeong Fanfiction]
FanfictionDua orang yang sama-sama tak bisa tidur dengan alasan yang berbeda; yang satu karena insomnia dan yang satu karena trauma. Kemudian bertemu dan mengalahkan ketidakmampuan saat melawan alasan mereka tak ingin atau tak bisa tidur. ✔2019's Jung Ki Ki...